Sebelum kejadian buruk yang terjadi saat itu, hotel ini terbaik pelayanannya di wilayah Sekayu. Seketika reputasinyai hancur berkeping-keping menjadi hotel terburuk pelayanannya ketika pengurus hotel hanya minta maaf saat tamu hotel mengeluhkan air yang tiba-tiba tidak mengalir waktu sedang mandi. Sabun masih melumuri sekujur tubuh dan shampoo saat hendak dibilas dari kepala, tapi tidak ada air di kamar mandi, betapa kecewanya. Lebih dari 1 jam ditunggu namun air belum juga mengalir, dengan terpaksa membilas diri menggunakan beberapa botol air mineral yang sempat dibeli pada hari sebelumnya untuk persediaan minum di kamar. Sepantasnyalah pengelola hotel memberikan kompensasi kepada tamu yang dikecewakan hotel, misalnya dengan memberikan potongan harga atau memberikan voucher makan atau voucher menginap sebagai sikap professional yang menjaga kepuasan pelanggan dan citra hotel. Tidak cukup hanya meminta maaf! Dulu, ketika tamu hotel masih sepi, pengelola hotel ingin agar tamu ramai. Tapi, setelah tamu menjadi ramai, kenapa malah kepuasan pelanggan dianggap tidak penting? Seharusnya diatur dalam SOP kapan waktu yang tepat untuk melakukan perawatan, apakah di saat tamu sedang beraktivitas di hotel atau di saat tamu sedang istirahat pada malam hari? Sehingga kenyamanan tamu tetap terjaga. Tidak direkomendasikan menginap di hotel ini yang tidak peduli kepada kenyamanan tamu. Tarif kamar yang dipatok dengan harga jutaan rupiah tidak sebanding dengan pelayanan yang didapatkan.