Masjid Muhammad Cheng Hoo: Simbol Perdamaian Umat Beragama di Surabaya

Koosandriyani
24 Aug 2018 - Waktu baca 2 menit

Surabaya adalah kota yang unik dan mengagumkan untuk dieksplorasi lebih dalam. Selain kaya akan tempat-tempat wisata menarik, kota ini juga menyimpan banyak jejak sejarah di tiap sudutnya. Salah satunya adalah masjid bernuansa Muslim Tionghoa pertama di Indonesia, Masjid Muhammad Cheng Hoo.

Sejarah Masjid Bernuansa Tionghoa
Di abad ke-15, orang-orang Tionghoa dari Yunnan mulai berdatangan ke Indonesia untuk menyebarkan ajaran agama Islam, terutama di Pulau Jawa. Laksamana Cheng Ho salah satunya. Lebih dikenal dengan nama Sam Poo Kong, Laksamana Cheng Ho merupakan seorang komandan pasukan maritim Kekaisaran Tiongkok yang berasal dari Suku Hui, di mana mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam.

Pemimpin armada laut Tiongkok ini diutus untuk berlayar ke negeri luar dengan membawa misi perdamaian, perdagangan, hingga akulturasi budaya. Salah satunya adalah kunjungan ke Pulau Jawa untuk bertemu dengan Raja Majapahit, Sri Wikamawardana. Dari perjalanan sejarah Laksamana Cheng Ho di Indonesia inilah para sesepuh, penasihat, pengurus Pembina Imam Tauhid Islam (PITI), pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jawa Timur, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya memutuskan untuk membangun Masjid Muhammad Cheng Hoo sebagai bentuk penghormatan kepada sang bahariwan.

Didirikan di atas lahan seluas 3.070 m2, Masjid Cheng Hoo dibangun bertepatan dengan Isra' Miraj Nabi Muhammad SAW pada 15 Oktober 2001 dan dirancang oleh arsitek bernama Abdul Aziz. Perpaduan arsitektur khas Tiongkok dan Arab yang menjadi ciri khas bangunan ini terinspirasi dari Masjid Niu Jie di Beijing.

Sumber: INDONESIAPIX / Shutterstock.com

Arti dan Filosofi Setiap Bagian dari Masjid Cheng Hoo
Bagian-bagian masjid ini memiliki detail ornamen yang mengandung filosofi serta maknanya sendiri, seperti:

1.
Bangunan utama berukuran 11 x 9 meter mengikuti panjang dan lebar Kabah saat pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS, yaitu 11 meter. Sementara 9 meter diambil dari jumlah Wali Songo yang melaksanakan syiar Islam di Pulau Jawa.
2.
Atap utama masjid ini dibuat menyerupai bentuk pagoda yang tersusun sebanyak tiga lapis, dengan lafaz "Allah" dalam bahasa Arab di bagian puncak.
3.
Anak tangga yang terdapat di serambi masjid berjumlah lima yang merepresentasikan rukun Islam. Sedangkan enam anak tangga di dalam masjid melambangkan rukun Iman.
4.
Delapan sudut di bagian atas bangunan utama merupakan lambang Pat Kwa, angka keberuntungan di budaya Tionghoa.
5.
Warna merah, kuning, biru, dan hijau pada bangunan ini mencerminkan unsur budaya Tionghoa, yaitu merah sebagai simbol kebahagiaan, kuning melambangkan kemasyhuran, biru berarti harapan, serta hijau untuk kemakmuran.
6.
Pintu masuk masjid juga dibuat menyerupai pagoda, dengan relief naga serta patung singa yang terbuat dari lilin dan memiliki tulisan "Allah" dalam bahasa Arab di bagian puncaknya.

Lokasi dan Akses Menuju Masjid Cheng Hoo
Berlokasi di Jalan Gading No. 2, Ketabang, Genteng, Surabaya, masjid ini berada sekitar 1.000 meter di sebelah utara Gedung Balai Kota Surabaya dan terletak di kompleks gedung serba guna Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Surabaya, Jawa Timur. Untuk mencapainya, kamu bisa melalui Jalan Taman Kusuma Bangsa kemudian menuju ke Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa.

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan