Nama Pulo Gadung berasal dari kata pulo yang berarti daratan, dan gadung, sejenis umbi-umbian yang dahulu banyak tumbuh di wilayah ini pada masa penjajahan VOC. Menurut arsip VOC, pada tahun 1675, kawasan ini diserahkan kepada Soeta Annem, seorang pemimpin masyarakat Jawa. Sejak tahun 1970-an, Pulo Gadung berkembang pesat sebagai kawasan industri. Kini, Terminal Pulo Gadung menjadi salah satu ikon penting dalam sistem transportasi kota Jakarta.