Tempat wisata di Myawaddy

Lihat destinasi lain

Waktu berkunjung terbaik

Desember, Januari

Rekomendasi durasi

2 hari
Cari

Kupon Pengguna Baru

Berlaku untuk Transaksi Pertama di Traveloka App

Diskon s.d. Rp 240rb

min. transaksi Rp 2 juta
JALANYUK
Copy

Diskon 8% Hotel

min. transaksi Rp 500rb
JALANYUK
Copy

Diskon s.d 8% Xperience

min. transaksi Rp 300rb
JALANYUK
Copy

Diskon 12% Antar Jemput Bandara

min. transaksi Rp 150rb
JALANYUK
Copy

Diskon 10% Rental Mobil

min. transaksi Rp 500rb
JALANYUK
Copy

Hemat Budget Travel Anda dengan Promo Ini!

Selengkapnya tentang Myawaddy

Myawaddy, Myanmar

Myawaddy adalah sebuah kota perbatasan yang terletak di bagian timur Myanmar, berbatasan langsung dengan Thailand melalui Mae Sot. Kota ini dikenal sebagai pintu gerbang utama untuk masuk ke Myanmar dari Thailand, sehingga menjadi salah satu destinasi strategis bagi wisatawan yang ingin menjelajahi pesona budaya dan alam negeri ini. Dengan suasana khas kota perbatasan yang ramai dan penuh warna, Myawaddy menawarkan pengalaman unik bagi para pelancong yang ingin mengenal lebih dekat kehidupan masyarakat lokal serta berbelanja di pasar tradisional.

Selain sebagai pusat perdagangan, Myawaddy juga memiliki daya tarik wisata yang menarik untuk dikunjungi. Di sini, kamu bisa menemukan berbagai pagoda yang sarat nilai sejarah dan budaya, serta pemandangan alam yang indah di sepanjang Sungai Moei. Tidak hanya itu, kuliner khas Myanmar juga bisa kamu cicipi di berbagai warung makan setempat. Jadi, jika kamu merencanakan perjalanan ke Myanmar, jangan lewatkan kesempatan untuk singgah dan menjelajahi keindahan Myawaddy!

1. Myawaddy Complex Casino

Kalau kamu suka suasana mewah dengan hiburan berkelas, Myawaddy Complex Casino wajib masuk ke dalam list destinasi yang wajib kamu kunjungi. Terletak di kawasan strategis Myawaddy, tempat ini jadi daya tarik utama buat wisatawan yang ingin merasakan serunya bermain berbagai permainan judi internasional Fasilitasnya pun lengkap, termasuk hotel berbintang dan restoran yang menyajikan kuliner lokal maupun internasional. Cocok banget buat kamu yang mau menghabiskan malam dengan gaya elegan. Jangan lupa pesan penginapan di sekitar sini lewat Traveloka untuk kemudahan akomodasimu!

2. Myawaddy Avenue

Myawaddy Avenue adalah salah satu jalan utama yang paling ramai dan ikonik di Myawaddy, Myanmar. Di sepanjang jalan ini, kamu bisa merasakan langsung kehidupan lokal yang dinamis, mulai dari aktivitas warga setempat hingga keramaian para pedagang kaki lima. Berbagai toko berjejer di sisi jalan, menawarkan aneka produk khas Myanmar seperti pakaian tradisional, kain tenun, aksesoris handmade, hingga oleh-oleh unik yang cocok buat kamu bawa pulang. Suasana di sini sangat hidup, dengan warna-warni pasar yang meriah dan keramahan pedagang lokal yang siap melayani wisatawan.

Selain tempat belanja, Myawaddy Avenue juga punya deretan kafe dan kedai teh tradisional yang nyaman buat tempat nongkrong santai. Kamu bisa istirahat sejenak sambil menikmati secangkir teh Myanmar ditemani camilan lokal, seperti mont pyar tha let atau mohinga. Bagi kamu yang suka hunting foto, jalanan ini juga menawarkan banyak spot menarik dengan latar belakang bangunan bergaya lokal dan keramaian khas kota perbatasan. Jangan lupa siapkan kameramu, karena suasana di Myawaddy Avenue benar-benar menarik untuk di-dokumentasikan!

3. Jembatan Persahabatan Thai-Myanmar

Jembatan Persahabatan yang menghubungkan Myawaddy dengan Mae Sot di Thailand ini bukan cuma jadi jalur perbatasan, tapi juga destinasi wisata yang menarik. Dari atas jembatan, kamu bisa lihat Sungai Moei yang jadi batas alami antara dua negara. Kalau kamu suka foto landscape atau sekadar ingin lihat aktivitas masyarakat lokal, tempat ini wajib kamu kunjungi! Banyak pejalan kaki dan pedagang keliling yang menambah warna di sekitar area jembatan ini.

4. Kuil Buaya (Crocodile Monastery)

Kuil Buaya, atau yang dikenal juga dengan nama Crocodile Monastery, adalah salah satu destinasi unik di Myawaddy yang sayang banget buat dilewatkan. Yang bikin tempat ini menarik adalah desain arsitekturnya yang menyerupai buaya raksasa, lengkap dengan detail ukiran yang mencerminkan budaya lokal. Begitu masuk ke area kuil, kamu akan disambut suasana yang tenang dan asri, jauh dari hiruk-pikuk kota. Banyak pengunjung datang ke sini bukan hanya untuk melihat keunikan bangunannya, tapi juga untuk merasakan aura spiritual yang kental di tempat ini.

Kuil Buaya juga dikenal sebagai pusat meditasi, jadi cocok banget buat kamu yang pengin cari ketenangan dan momen refleksi diri. Lingkungan sekitarnya dipenuhi pepohonan rindang yang bikin udara terasa sejuk dan menenangkan. Ada beberapa spot duduk yang nyaman untuk bermeditasi atau sekadar menikmati keheningan. Kunjungan ke Crocodile Monastery akan jadi pengalaman berbeda, apalagi buat kamu yang suka wisata budaya dan spiritual!

5. Pagoda Shwe Myin Won

Pagoda Shwe Myin Won adalah landmark spiritual di Myawaddy. Pagoda ini nggak cuma jadi tempat ibadah, tapi juga destinasi wisata karena desain bangunannya yang cantik. Dari atas pagoda, kamu bisa lihat panorama kota Myawaddy yang menawan, terutama waktu sunrise atau sunset. Banyak peziarah lokal datang buat sembahyang, tapi turis juga sering mampir buat foto-foto atau sekadar merasakan atmosfer religius di sini.

6. Shwe Kokko Tea Shop

Kalau kamu suka nongkrong santai sambil minum teh, mampirlah ke Shwe Kokko Tea Shop. Kedai teh ini populer di kalangan penduduk lokal maupun turis. Di sini, kamu bisa cobain berbagai jenis teh khas Myanmar ditemani snack tradisional seperti mont pyar tha let (pancake khas Myanmar). Suasana kedainya homey dan hangat, cocok buat ngobrol santai sambil recharge energi sebelum melanjutkan perjalanan. 

7. Viewpoint Pagoda

Pecinta panorama alam wajib mampir ke Viewpoint Pagoda. Dari sini, kamu bisa menikmati view 360 derajat yang super keren! Nggak cuma landscape kota Myawaddy, tapi juga pegunungan dan sungai di kejauhan. Banyak pengunjung datang pagi-pagi atau sore hari untuk melihat golden hour. Tempat ini juga cocok buat meditasi atau sekadar duduk-duduk santai sambil menikmati ketenangan.

8. Phra Mon Yoeun

Phra Mon Yoeun adalah patung Buddha besar bergaya Mon yang tingginya mencapai 20 meter. Lokasinya gampang dicapai dan sering jadi tujuan wisata religi. Selain berfungsi sebagai tempat sembahyang, area sekitar patung ini juga sering dipakai buat festival atau acara budaya lokal. 

9. Pasar Tradisional Myawaddy

Jika kamu sedang mencari oleh-oleh khas Myanmar dengan harga terjangkau, Pasar Tradisional Myawaddy bisa jadi pilihan yang tepat. Di sini, kamu bisa menemukan berbagai barang unik, mulai dari kain tenun, tas handmade, hingga rempah-rempah khas Myanmar. Pengalaman tawar-menawar di pasar ini juga cukup seru, karena para pedagangnya ramah dan sering mengajak berbincang. 

10. Sungai Moei

Sungai ini jadi batas alami antara Myanmar dan Thailand. Kamu bisa sewa perahu buat keliling sungai atau sekadar duduk di tepian sambil nikmatin sunset. Ada juga beberapa warung makan yang jualan seafood segar di sekitar sungai. Suasananya santai, cocok buat melepas penat sebelum balik ke hotel. Sehingga, destinasi ini cocok untuk dijadikan tujuan kamu saat mengunjungi Myawaddy, Myanmar.

Myawaddy bukan cuma kota perbatasan biasa. Banyak destinasi wisata seru yang bisa kamu jelajahi, mulai dari situs religi, pasar tradisional, sampai kasino mewah. Agar perjalanan kamu makin lancar dan nyaman, jangan lupa pesan tiket transportasi, hotel, dan aktivitas wisata lewat Traveloka. Segera rencanakan liburan seru kamu ke Myawaddy sekarang juga bersama Traveloka!

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Di mana letak Myawaddy di Myanmar?
Myawaddy adalah kota di Negara Bagian Kayin, tenggara Myanmar, dekat perbatasan dengan Thailand. Terpisah dari kota perbatasan Thailand, Mae Sot, oleh Sungai Moei (Sungai Thaung Yinn), Myawaddy merupakan pusat perdagangan terpenting antara Myanmar dan Thailand. Kota ini berjarak 170 km timur Mawlamyine, kota terbesar keempat di Myanmar, dan 426 km barat laut Bangkok, ibu kota Thailand. Dengan luas wilayah sekitar 44,5 km², Myawaddy terhubung ke Mae Sot melalui Jembatan Persahabatan Myanmar-Thailand, menjadikannya salah satu dari tujuh pos perdagangan perbatasan resmi dengan Thailand.
Apa sejarah Myawaddy?
Myawaddy memiliki sejarah sebagai kota perdagangan strategis karena lokasinya di perbatasan Thailand-Myanmar. Pada abad ke-19, wilayah ini berada di bawah pengaruh Kerajaan Burma sebelum dikuasai Inggris setelah Perang Anglo-Burma. Nama 'Myawaddy' berasal dari bahasa Burma, merujuk pada kota yang berkembang di tepi Sungai Moei. Sejak dibukanya pos perdagangan resmi pada 16 September 1998, Myawaddy menjadi jalur utama ekspor permata Myanmar. Pada 2010, kota ini mengalami insiden bom di pasar yang menewaskan dua orang. Dalam Perang Saudara Myanmar (2024), pasukan KNLA dan PDF merebut pangkalan militer di Myawaddy, menandakan pentingnya kota ini dalam konflik politik dan militer.
Bagaimana cara menuju Myawaddy dari Yangon?
Dari Yangon, Myawaddy berjarak sekitar 460 km dan dapat dicapai dengan bus atau mobil melalui jalan darat yang melewati Pegunungan Dawna. Perjalanan bus dari Terminal Aung Mingalar ke Myawaddy memakan waktu 10–12 jam (tarif Rp150.000–Rp300.000). Tidak ada penerbangan langsung ke Myawaddy; bandara terdekat adalah Bandara Mawlamyine (170 km), diikuti penerbangan dari Yangon (1 jam, Rp1.000.000–Rp2.000.000) dan lanjut perjalanan darat 3–4 jam (taksi Rp500.000–Rp800.000). Dari Mae Sot, Thailand, Myawaddy dapat diakses melalui Jembatan Persahabatan (5 km, 10 menit dengan taksi/motor, Rp20.000–Rp50.000). Hindari perjalanan malam karena situasi keamanan yang tidak stabil.
Apa yang terkenal dari Myawaddy?
Myawaddy dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan perbatasan utama antara Myanmar dan Thailand, dengan volume perdagangan yang signifikan, terutama dalam ekspor permata dan barang lokal. Kota ini memiliki Pasar Myawaddy yang ramai, serta landmark budaya seperti Pagoda Shwe Myawaddy dan Migyaunggon (Pura Buaya) yang terkenal dengan perpustakaannya berbentuk buaya, mencerminkan kekayaan budaya lokal. Letaknya yang strategis di perbatasan menjadikan Myawaddy sebagai titik temu berbagai aktivitas lintas negara. Meskipun demikian, wisatawan disarankan untuk tetap waspada dan mengikuti perkembangan situasi keamanan terkini, mengingat dinamika wilayah ini yang kompleks.
Apa saja tempat wisata utama di Myawaddy?
Pagoda Shwe Myawaddy di pusat kota adalah situs budaya dengan arsitektur Buddha yang indah (gratis). Migyaunggon (Pura Buaya) menawarkan perpustakaan unik berbentuk buaya (gratis, donasi dihargai). Pasar Myawaddy menyediakan pengalaman belanja lokal dengan suvenir seperti kain tradisional Karen (Rp50.000–Rp150.000) dan makanan seperti mohinga (Rp15.000–Rp30.000). Jembatan Persahabatan Myanmar-Thailand cocok untuk fotografi dan melihat aktivitas perdagangan (gratis). Sungai Moei menawarkan pemandangan alam, meski tidak disarankan untuk berenang karena arus. Kunjungi pagi untuk menghindari keramaian dan situasi keamanan yang tidak pasti.
Berapa jarak Myawaddy dari Bandara Internasional Yangon?
Myawaddy berjarak sekitar 480 km dari Bandara Internasional Yangon. Tidak ada penerbangan langsung; pengunjung harus terbang ke Bandara Mawlamyine (1 jam, Rp1.000.000–Rp2.000.000), lalu melanjutkan perjalanan darat ke Myawaddy (170 km, 3–4 jam dengan taksi, Rp500.000–Rp800.000). Alternatifnya, bus langsung dari Yangon ke Myawaddy memakan waktu 10–12 jam (Rp150.000–Rp300.000). Total perjalanan dari bandara melalui darat memakan waktu 11–14 jam dengan biaya Rp200.000–Rp400.000. Gunakan bus atau taksi resmi, dan hindari perjalanan malam karena risiko keamanan di Negara Bagian Kayin.
Apakah Myawaddy memiliki bandara?
Tidak, Myawaddy tidak memiliki bandara sendiri. Bandara terdekat adalah Bandara Mawlamyine, 170 km ke barat, melayani penerbangan domestik dari Yangon dan kota lain di Myanmar. Dari Mawlamyine, Myawaddy dapat dicapai dengan taksi atau bus (3–4 jam, Rp100.000–Rp800.000). Bandara internasional terdekat adalah Bandara Internasional Yangon (480 km) atau Bandara Mae Sot di Thailand (5 km dari perbatasan). Dari Mae Sot, Myawaddy diakses melalui Jembatan Persahabatan (10 menit, Rp20.000–Rp50.000). Situasi keamanan di Myawaddy membuat perjalanan darat berisiko, jadi periksa kondisi terkini.
Makanan apa yang wajib dicoba di Myawaddy?
Di Pasar Myawaddy, coba mohinga (sup ikan dengan mi, Rp15.000–Rp30.000) dan khao soi (mi kari khas Karen, Rp20.000–Rp40.000). Warung lokal menyajikan lepyet thoke (salad kacang fermentasi, Rp10.000–Rp20.000). Untuk camilan, beli kue beras ketan (Rp5.000–Rp10.000). Pengaruh Thailand terlihat pada som tam (salad papaya pedas, Rp15.000–Rp30.000) di warung dekat perbatasan. Bawa uang tunai (kyat atau baht) karena kartu tidak diterima. Makan di pagi atau siang hari untuk suasana pasar yang ramai, tetapi hindari malam karena risiko keamanan.
Apakah Myawaddy cocok untuk liburan keluarga?
Myawaddy dapat menjadi destinasi menarik untuk kunjungan singkat bersama keluarga yang ingin mengenal budaya lokal di kawasan perbatasan Myanmar–Thailand. Beberapa tempat seperti Pagoda Shwe Myawaddy dan Pura Buaya menawarkan pengalaman budaya yang unik dan cocok dikunjungi pada pagi hari. Pasar Myawaddy juga menyuguhkan suasana lokal yang hidup, meskipun disarankan agar anak-anak diawasi karena kepadatan pengunjung. Meskipun belum tersedia resor keluarga, terdapat penginapan sederhana dengan harga terjangkau (Rp200.000–Rp500.000/malam). Karena suhu berkisar antara 25–33°C, bawalah tabir surya dan air minum. Sebaiknya rencanakan perjalanan dengan baik, periksa kondisi keamanan terkini, dan gunakan jasa pemandu lokal untuk kenyamanan dan keamanan ekstra.
Bagaimana cara ke Pura Buaya (Migyaunggon) dari pusat Myawaddy?
Pura Buaya (Migyaunggon) berjarak sekitar 1 km dari pusat Myawaddy (dekat Pasar Myawaddy). Dapat ditempuh dalam 5 menit dengan ojek (Rp10.000–Rp20.000) atau 15 menit berjalan kaki melalui jalan utama. Pura buka 06.00–18.00, masuk gratis, donasi dihargai. Pagi hari (06.00–09.00) ideal untuk suasana tenang dan fotografi perpustakaan berbentuk buaya. Berpakaian sopan (bahu dan lutut tertutup). Hindari kunjungan malam atau saat konflik meningkat, dan periksa situasi keamanan dengan penduduk lokal sebelum berangkat.
Apakah Myawaddy cocok untuk wisatawan solo?
Myawaddy dapat menjadi tujuan yang menarik bagi wisatawan solo yang berpengalaman dan berhati-hati. Kunjungan singkat di siang hari ke tempat-tempat seperti Pagoda Shwe Myawaddy dan Pasar Myawaddy bisa menjadi pengalaman budaya yang menarik. Transportasi lokal seperti ojek (Rp10.000–Rp20.000) memudahkan mobilitas di dalam kota. Tersedia penginapan sederhana dengan harga terjangkau (Rp200.000–Rp500.000/malam), namun disarankan untuk memeriksa ulasan terlebih dahulu. Untuk keamanan, sebaiknya hindari bepergian pada malam hari, selalu waspada terhadap barang bawaan, dan ikuti perkembangan situasi terkini. Jika memungkinkan, bergabunglah dengan grup atau gunakan jasa pemandu lokal untuk menambah rasa aman dan kenyamanan selama berkunjung
Aktivitas luar ruangan apa yang bisa dilakukan di Myawaddy?
Pasar Myawaddy menawarkan pengalaman belanja dan kuliner luar ruangan seperti mohinga atau khao soi (Rp15.000–Rp40.000). Berjalan di sekitar Jembatan Persahabatan memberikan pemandangan Sungai Moei dan aktivitas perdagangan (gratis). Pagoda Shwe Myawaddy cocok untuk fotografi budaya (gratis). Aktivitas seperti trekking atau berenang tidak disarankan karena risiko keamanan dan kurangnya infrastruktur. Pagi (06.00–09.00) atau sore (15.00–17.00) ideal untuk suhu sejuk (25–33°C). Selalu periksa situasi keamanan sebelum aktivitas luar ruangan.
Oleh-oleh apa yang wajib dibeli di Myawaddy?
Pasar Myawaddy menawarkan kain tradisional Karen (Rp50.000–Rp150.000) dan perhiasan perak (Rp100.000–Rp300.000). Beli kue beras ketan atau teh lokal (Rp20.000–Rp50.000) sebagai camilan khas. Permata asal Myanmar memang populer, namun pembelian harus dilakukan dengan hati-hati karena rawan pemalsuan. Bawa uang tunai (kyat atau baht) karena kartu tidak diterima. Tawar harga di pasar untuk penawaran terbaik. Untuk suvenir berkualitas, pertimbangkan membeli di Mae Sot, Thailand, yang berjarak 10 menit melalui Jembatan Persahabatan.
Apakah ada destinasi alam tersembunyi di Myawaddy?
Myawaddy memiliki sedikit destinasi alam karena sifatnya yang urban dan situasi keamanan. Sungai Moei dekat Jembatan Persahabatan menawarkan pemandangan tenang, tetapi tidak aman untuk berenang (gratis). Pegunungan Dawna, sekitar 20–30 km dari Myawaddy, memiliki pemandangan indah, tetapi akses terbatas dan berisiko karena konflik. Untuk pengalaman alam, pertimbangkan Hpa-An (100 km, 3 jam) yang memiliki gua dan bukit kapur. Kunjungi pagi untuk udara segar, dan selalu konsultasikan keamanan dengan penduduk lokal atau pemandu.
Tips perjalanan apa yang perlu diketahui sebelum ke Myawaddy?
Pantau berita keamanan karena Myawaddy berada di zona konflik. Bawa uang tunai (kyat atau baht) karena ATM terbatas dan kartu jarang diterima. Gunakan ojek atau pemandu lokal untuk navigasi. Berpakaian sopan di situs budaya seperti Pagoda Shwe Myawaddy. Suhu 25–33°C memerlukan topi dan air minum. Hindari malam hari dan area terpencil. Jangan terpikat tawaran kerja di Myawaddy karena risiko penipuan daring. Periksa izin perbatasan jika masuk dari Thailand. Unduh aplikasi peta offline untuk rute di kota.
Apa yang bisa dilakukan di Pasar Myawaddy?
Pasar Myawaddy di pusat kota adalah pusat belanja dan kuliner. Nikmati mohinga (Rp15.000–Rp30.000), khao soi (Rp20.000–Rp40.000), atau som tam (Rp15.000–Rp30.000). Belanja suvenir seperti kain Karen (Rp50.000–Rp150.000) atau perhiasan perak (Rp100.000–Rp300.000). Pasar buka 06.00–17.00, paling ramai pagi (07.00–10.00). Tawar harga dan bawa uang tunai. Cocok untuk fotografi budaya, tetapi awasi barang berharga karena ramai. Hindari malam hari karena risiko keamanan. Parkir motor Rp5.000, tidak ada parkir mobil.
Baca Lebih Lanjut

Apa yang menarik minat Anda?

Destinasi Terpopuler Di Myawaddy

Siap bertualang bersama kami?

Traveloka dulu, travel the world kemudian. Download sekarang!