Mengenal Hansik yang Dikenal dengan Perayaan Tradisi dan Kuliner Korea

Xperience Team
12 Jun 2025 - Waktu baca 3 menit

Apa Itu Hansik dan Asal-Usulnya

Hansik adalah hari raya tradisional yang telah diwariskan di kalangan masyarakat Korea dalam berbagai bentuk selama waktu yang cukup lama. Festival ini merupakan perayaan yang sangat penting dalam budaya Korea, di mana masyarakat merayakan dan menghormati makanan serta tradisi kuliner yang telah menjadi bagian integral dari identitas mereka. Hansik jatuh pada hari ke-105 setelah Solstis Musim Dingin, biasanya sekitar bulan April, dan menandai awal musim semi.

Asal-usul Hansik dapat ditelusuri kembali ke zaman kuno, ketika masyarakat Korea mulai mengembangkan praktik pertanian dan merayakan hasil panen. Pada masa itu, Hansik berfungsi sebagai waktu untuk menghormati nenek moyang dan merayakan kehidupan baru yang dibawa oleh musim semi. Tradisi ini terus berkembang seiring berjalannya waktu, dan saat ini, Hansik tidak hanya menjadi perayaan untuk menghormati nenek moyang, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, serta menikmati makanan khas Korea.

Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Hansik

Hansik dirayakan di seluruh Korea Selatan, dengan berbagai kegiatan dan tradisi yang bervariasi di setiap daerah. Meskipun festival ini dirayakan secara nasional, beberapa tempat mungkin memiliki cara unik mereka sendiri dalam merayakan Hansik. Biasanya, Hansik jatuh pada bulan April, tepatnya pada hari ke-105 setelah Solstis Musim Dingin, yang biasanya berkisar antara 5 hingga 20 April.

Selama periode ini, banyak keluarga Korea melakukan perjalanan ke desa atau tempat-tempat bersejarah untuk merayakan bersama. Beberapa orang juga mengunjungi makam nenek moyang mereka untuk melakukan ritual penghormatan, yang dikenal sebagai "seongmyo," di mana mereka membersihkan area makam dan memberikan persembahan.

Product widget:

Tradisi yang Dilakukan Selama Hansik

Tradisi yang dilakukan selama Hansik sangat beragam, tetapi umumnya berfokus pada penghormatan kepada nenek moyang dan perayaan kehidupan baru. Salah satu praktik utama adalah mengadakan upacara penghormatan di rumah, di mana keluarga berkumpul untuk memberikan persembahan kepada nenek moyang mereka. Persembahan ini biasanya terdiri dari makanan yang telah disiapkan dengan baik, termasuk hidangan khas yang melambangkan keberuntungan dan kesehatan.

Selain itu, banyak keluarga juga melakukan "tending graves" atau merawat makam nenek moyang mereka. Ini melibatkan membersihkan area makam, mencabut rumput liar, dan menanam bunga atau rumput baru. Aktivitas ini tidak hanya menunjukkan rasa hormat kepada nenek moyang, tetapi juga merupakan cara untuk mengingat dan menghargai warisan keluarga.

Makanan Khas yang Dikonsumsi Dalam Perayaan Hansik

Makanan memainkan peran penting dalam perayaan Hansik. Selama festival ini, berbagai hidangan khas disiapkan dan disajikan sebagai bagian dari upacara penghormatan. Beberapa makanan yang umum dikonsumsi selama Hansik termasuk:

Songpyeon: Kue beras yang diisi dengan pasta kacang manis atau biji wijen, biasanya dibentuk setengah bulan. Songpyeon melambangkan harapan untuk panen yang baik dan kebahagiaan.
Jeon: Pancake Korea yang terbuat dari berbagai bahan seperti sayuran, daging, atau seafood. Jeon sering disajikan sebagai hidangan pembuka dan melambangkan keberuntungan.
Namul: Sayuran yang direbus dan dibumbui, biasanya disajikan sebagai lauk. Namul melambangkan kesegaran dan kesehatan.
Tteokguk: Sup kue beras yang biasanya dimakan pada tahun baru, tetapi juga sering disajikan selama Hansik. Tteokguk melambangkan umur panjang dan keberuntungan.
Banchan: Berbagai hidangan sampingan yang disajikan bersama nasi, termasuk kimchi, sayuran, dan lauk-pauk lainnya. Banchan mencerminkan keragaman dan kekayaan kuliner Korea.
Sikhye: Minuman manis yang terbuat dari beras dan gula, sering disajikan sebagai pencuci mulut. Sikhye melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran.

Makanan-makanan ini tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki makna simbolis yang mendalam, mencerminkan harapan dan doa masyarakat Korea untuk kesehatan, keberuntungan, dan panen yang melimpah.

Makna Filosofis Hansik dalam Budaya Korea

Hansik tidak hanya sekadar perayaan makanan, tetapi juga mengandung makna filosofis yang dalam dalam konteks budaya Korea.

Pertama, Hansik mencerminkan nilai-nilai penghormatan terhadap leluhur. Selama festival ini, masyarakat Korea melakukan ritual pemujaan kepada nenek moyang mereka, yang dikenal sebagai "jesa." Ritual ini melibatkan penyajian makanan dan minuman di altar sebagai bentuk penghormatan dan pengingat akan warisan budaya yang telah diturunkan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, Hansik menjadi momen refleksi bagi individu dan keluarga untuk menghargai akar budaya mereka dan menjaga hubungan dengan leluhur.
Kedua, Hansik juga melambangkan siklus alam dan perubahan musim. Festival ini jatuh pada hari ke-105 setelah solstis musim dingin, menandakan transisi dari musim dingin ke musim semi. Dalam konteks ini, Hansik menjadi simbol harapan dan pembaruan, di mana masyarakat merayakan datangnya musim baru dengan harapan akan hasil panen yang melimpah. Filosofi ini mencerminkan hubungan yang erat antara manusia dan alam, serta pentingnya menghormati siklus kehidupan yang ada di sekitar mereka.
Selanjutnya, Hansik mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas dalam masyarakat. Selama perayaan, keluarga dan teman berkumpul untuk berbagi makanan dan pengalaman, memperkuat ikatan sosial di antara mereka. Momen ini menjadi kesempatan untuk saling mendukung dan berbagi kebahagiaan, yang merupakan inti dari budaya Korea. Dalam konteks ini, Hansik berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya komunitas dan hubungan antarindividu dalam membangun masyarakat yang harmonis.

Akhirnya, Hansik juga mencerminkan filosofi kesehatan dan kesejahteraan. Makanan yang disajikan selama festival ini sering kali terbuat dari bahan-bahan alami dan sehat, mencerminkan perhatian masyarakat Korea terhadap pola makan yang seimbang. Dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, masyarakat tidak hanya merayakan tradisi, tetapi juga menjaga kesehatan fisik dan mental mereka. Dalam hal ini, Hansik menjadi simbol dari keseimbangan antara tradisi dan modernitas, di mana nilai-nilai kuno tetap relevan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Korea saat ini.

Hansik adalah festival yang kaya akan tradisi dan makna, mencerminkan identitas dan nilai-nilai masyarakat Korea. Dengan berbagai aktivitas yang melibatkan penghormatan kepada nenek moyang, makanan khas yang lezat, dan makna filosofis yang mendalam, Hansik menjadi perayaan yang tidak hanya dinikmati secara kuliner, tetapi juga sebagai waktu untuk merenungkan dan menghargai warisan budaya. Bagi siapa pun yang ingin memahami lebih dalam tentang budaya Korea, menghadiri Hansik adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan.

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan