Jika kamu pernah mengunjungi Candi Borobudur, kamu pasti kagum akan keindahan arsitekturnya. Di balik megahnya bangunan candi ini, terdapat ribuan panel relief yang menyimpan kisah spiritual, etika, sejarah, hingga gambaran kehidupan masyarakat kuno. Relief Candi Borobudur bukan hanya seni ukur, tetapi juga “kitab visual” yang menggambarkan ajaran Buddha.
Tak heran, Candi Borobudur jadi salah satu warisan dunia yang diakui oleh UNESCO. Jika kamu tertarik untuk mengenal lebih dalam tentang relief Candi Borobudur serta makna di dalamnya, simak informasi lengkapnya lewat ulasan di bawah ini.
Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 780-840 Masehi pada masa Dinasti Syailendra yang menganut agama Buddha Mahayana. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi ini didirikan di atas bukit dengan struktur bertingkat yang mengusung konsep mandala, simbol alam semesta dalam ajaran Buddha.
Diperkirakan, pembangunan Candi Borobudur ini memakan waktu lebih dari 75 tahun dan dilakukan secara bertahap. Relief-relief yang menghiasi setiap sisi mencerminkan kompleksitas ajaran Buddha dan pengetahuan arsitektur masyarakat Jawa kuno. Setelah sempat tertimbun abu vulkanik dari Gunung Merapi dan terlupakan selama berabad-abad, Borobudur ditemukan kembali pada abad ke-19 oleh Sir Thomas Stamford Raffles.
Relief Candi Borobudur terdiri dari 2.672 panel yang tersebar dalam empat galei utama candi, dengan panjang total ukiran sekitar 3 kilometer. Relief ini tidak hanya menampilkan kisah keagamaan, tetapi juga membuat cerita sehari-hari, pemandangan alam, hewan, hingga aktivitas perdagangan pada zaman dahulu. Relief-relief ini terbagi menjadi beberapa kelompok besar, antara lain:
Relief Karmawibhangga ini terletak di bagian dasar candi. Relief ini menggambarkan prinsip hukum karma. Panel-panelnya menunjukkan perbuatan baik dan buruk manusia, serta akibat langsung yang mereka terima dalam kehidupan selanjutnya. Menariknya, sebagian besar relief ini tersembunyi karena ditutupi struktur kaki tambahan yang dibangun pada masa restorasi awal, kemungkinan besar untuk alasan stabilitas. Namun, sebagian relief ini bisa kamu lihat di Museum Karmawibhangga di kompleks candi.
Relief ini menggambarkan kehidupan Siddharta Gautama, mulai dari kelahirannya di Lumbini hingga ia mencapai pencerahan dan menjadi Buddha. Relief ini penuh dengan simbol dan ikonografi yang menggambarkan keajaiban-keajaiban yang menyertai kelahiran dan kehidupannya. Kamu bisa menemukan panel relief Lalitavistara ini di galeri pertama Candi Borobudur.
Relief Jataka mengisahkan kehidupan lampau Buddha sebelum ia lahir sebagai Siddharta Gautama. Sedangkan, Avadana adalah kisah moral dari tokoh-toko suci lainnya. Kedua jenis kisah ini memberikan pelajaran moral dan spiritual dengan cara yang mudah dimengerti, karena seringkali berupa cerita pendek yang sarat pesan. Panel-panel relief ini bisa kamu temukan di galeri pertama dan kedua Candi Borobudur.
Gandavyuha merupakan relief paling kompleks dan panjang yang berada di galeri ketiga dan keempat Candi Borobudur. Cerita ini mengisahkan perjalanan Sudhana, seorang pemuda yang mencari kebijaksanaan tertinggi dengan berguru pada 53 orang guru spiritual, termasuk tokoh-tokoh legendaris dan alegoris seperti Bodhisattva Samantabhadra. Setiap pertemuan Sudhana berisi ajaran yang berbeda tentang makna kebajikan, welas asih, dan pencerahan.
Relief-relief Candi Borobudur bukan hanya membawa pesan spiritual, tetapi juga menjadi sumber informasi penting tentang kehidupan masa lalu. Banyak nilai dan norma sosial tergambar di sini, seperti gotong royong, keadilan, dan rasa hormat terhadap orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa kuno sudah menjunjung tinggi nilai-nilai moral.
Borobudur juga jadi pengaruh besar dalam bidang seni, pendidikan, hingga spiritualitas. Kini, motif relief sering digunakan dalam karya seni, batik, bahkan desain arsitektur modern. Tidak hanya itu, relief Candi Borobudur menjadi rujukan dalam pendidikan nasional dan kajian sejarah oleh akademisi dunia.
Dari sudut pandang sejarah, Borobudur adalah bukti kejayaan Dinasti Syailendra. Candi ini tidak hanya menunjukkan penguasaan arsitektur dan seni pahat yang tinggi, tetapi juga mencerminkan kemampuan masyarakat kala itu dalam menyerap pengaruh luar dan mengolahnya menjadi kekayaan lokal.
Relief Borobudur mencerminkan keterbukaan budaya Nusantara terhadap ajaran-ajaran spiritual dari India, tanpa kehilangan identitas lokal. Hal ini menunjukkan betapa dinamis dan majunya masyarakat Indonesia kuno dalam menyatukan unsur religi dan lokalitas budaya.
Pada tahun 1991, UNESCO secara resmi menetapkan Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia. Ini bukan semata karena keindahan arsitekturnya saja, tetapi juga karena nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan yang terkandung dalam reliefnya. Setiap relief Candi Borobudur dianggap sebagai warisan universal yang melampaui batas agama dan negara.
Dengan demikian, pandangan sejarah dan budaya terhadap relief Candi Borobudur tidak hanya memposisikannya sebagai simbol kesatuan nilai spiritual, budaya lokal, dan keterhubungan global yang masih relevan hingga hari ini.
Indonesia
Borobudur and Prambanan Temples Tour
Borobudur
Rp 385.184
Rp 308.150
Setelah puas menjelajahi kemegahan relief Candi Borobudur, kamu bisa melanjutkan petualangan dengan mengunjungi berbagai destinasi wisata menarik di sekitarnya. Berikut beberapa rekomendasi destinasi wisata di sekitar Candi Borobudur.
Candi Mendut adalah salah satu destinasi wisata religi yang berjarak 3 km saja dari Candi Borobudur. Candi ini jadi salah satu candi Buddha yang dibangun lebih awal daripada Borobudur. Candi Mendut memiliki arsitektur unik dengan tiga patung Buddha besar di dalamnya, termasuk Buddha Dhyani yang sangat memikat. Relief di Candi Mendut mengisahkan Jataka atau kelahiran kembali Buddha yang sarat dengan makna moral.
Candi terletak di Jl. Mayor Kusen, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Tempat ini beroperasi setiap hari mulai pukul 07.00-17.00 WIB. Jika ingin menjelajahi Candi Mendut, kamu perlu membayar tiket masuk mulai dari Rp10.000 untuk orang dewasa dan Rp5.000 untuk anak-anak.
Indonesia
Candi Borobudur, Mendut, dan Prambanan - Tur 1 Hari
8.0/10
Borobudur
Rp 550.000
Rp 467.500
Berjarak hanya sekitar 1,5 km dari Candi Borobudur, Candi Pawon jadi titik tengah antara Candi Mendut dan Borobudur. Walau ukurannya lebih kecil, candi ini memiliki keunikan tersendiri dalam struktur dan reliefnya, yang diyakini sebagai tempat penyimpanan abu Raja Indra dari Dinasti Syailendra.
Candi Pawon kerap disebut sebagai penghubung spiritual dari ketiga candi Buddha di wilayah ini, dan memiliki pesona arsitektur yang sangat simetris serta detail yang masih terjaga dengan baik.
Candi Pawon ini berada di Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Candi ini beroperasi setiap hari mulai pukul 07.00-17.00 WIB. Harga tiket masuknya mulai dari Rp10.000 per orang.
Bukit Rhema atau yang lebih dikenal dengan panggilan “Gereja Ayam” merupakan tempat wisata rohani sekaligus spot ikonik yang unik karena bentuk bangunannya yang menyerupai ayam raksasa. Lokasi ini berada di ketinggian, menawarkan panorama alam yang sangat memukau, terutama saat matahari terbit.
Dari puncak gereja, kamu dapat melihat keindahan Candi Borobudur dan Pegunungan Menoreh. Selain wisata alam dan fotografi, Bukit Rhema juga menjadi tempat retret dan doa lintas agama.
Bukit Rhema Gereja Ayam ini terletak di Dusun Karangrejo Gombong, Desa Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Timur. Tempat ini beroperasi setiap hari mulai pukul 06.00-17.00 WIB. Harga tiket masuk Bukit Rhema ini mulai dari Rp25.000 per orang.
Svargabumi adalah destinasi wisata yang mengusung konsep instagramable rice field tourism. Terletak tidak jauh dari Candi Borobudur, tempat ini menawarkan pemandangan sawah hijau yang luas, jembatan bambu, spot foto menarik, seperti ayunan, ranjang gantung, dan tempat duduk unik yang langsung menghadap ke Candi Borobudur dari kejauhan.
Tempat ini cocok untuk kamu yang ingin bersantai, berfoto, atau sekadar menikmati kopi di tengah alam terbuka. Tempat ini beroperasi setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Lokasinya terletak di Jl. Borobudur - Ngadiharjo KM 3, Magelang, Jawa Tengah. Jika ingin mampir, kamu perlu membayar tiket masuk mulai dari Rp30.000 untuk orang dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak.
Relief Candi Borobudur adalah warisan dunia yang tidak hanya menyimpan ajaran spiritual Buddha, tetapi juga menjadi dokumentasi visual budaya dan sejarah Nusantara. Panel-panel relief-nya mengandung pesan moral, filosofis, dan estetika tinggi yang masih relevan sampai hari ini.
Tertarik untuk menjelajah Candi Borobudur? Rencanakan perjalananmu ke Magelang dengan Traveloka! Nikmati mudahnya berlibur hanya dengan satu aplikasi saja. Tunggu apa lagi? Yuk, ke Candi Borobudur dengan Traveloka sekarang!