Museum Pustaka Peranakan Tionghoa merupakan destinasi budaya yang menyimpan kekayaan literatur dan sejarah etnis Tionghoa di Indonesia. Terletak di kawasan Ruko Golden Road, BSD City, museum ini menawarkan pengalaman mendalam tentang warisan budaya yang kerap terlupakan. Bukan hanya menampilkan benda-benda bersejarah, museum ini juga menghidupkan kembali narasi kehidupan komunitas Tionghoa dari masa ke masa melalui ribuan dokumen dan media cetak.
Ketika kamu memasuki ruang museum, suasana nostalgia langsung terasa. Dinding-dinding dipenuhi oleh buku, koran, dan majalah kuno yang sebagian besar diterbitkan sebelum tahun 1980. Tidak hanya itu, terdapat juga benda-benda unik seperti papan nama sekolah milik Tiong Hoa Hwee Kwan, akta kelahiran era Hindia Belanda, hingga surat pribadi dari tokoh sejarah Indonesia. Museum ini seolah menjadi ruang pengingat akan kontribusi besar komunitas Tionghoa dalam pembangunan sosial dan budaya tanah air.
Dengan mengunjungi tempat ini, kamu bukan hanya belajar sejarah, tapi juga menyelami identitas dan perjuangan yang membentuk wajah multikultural Indonesia saat ini. Museum Pustaka Peranakan Tionghoa menjadi saksi bisu lintasan waktu yang menyatukan budaya lokal dengan warisan leluhur Tionghoa dalam bingkai nasionalisme Indonesia.
Foto hanya ilustrasi
Museum ini berdiri atas dasar kepedulian terhadap pelestarian sejarah komunitas Tionghoa di Indonesia. Berlokasi di Ruko Golden Road, BSD City, Tangerang Selatan, Museum Pustaka Peranakan Tionghoa menyimpan lebih dari 40.000 koleksi kepustakaan, termasuk buku sastra, politik, seni, hingga komik populer. Koleksi-koleksi tersebut mencerminkan perkembangan pemikiran dan budaya etnis Tionghoa yang hidup berdampingan dengan masyarakat Indonesia sejak berabad-abad lalu.
Salah satu aspek paling menarik dari museum ini adalah bagaimana koleksinya mencerminkan perpaduan budaya. Misalnya, terdapat buku cerita ksatria dari Dinasti Tang yang ditulis dalam aksara Jawa oleh etnis Tionghoa tahun 1891. Koleksi lainnya termasuk majalah Sin Po edisi perdana yang berpengaruh besar dalam menyuarakan pergerakan nasionalis, serta surat dari Laksamana John Lie kepada Jenderal A.H. Nasution yang menggambarkan hubungan erat antara tokoh keturunan Tionghoa dan perjuangan bangsa.
Tidak kalah penting adalah keberadaan dokumen-dokumen legal seperti akta kelahiran era kolonial yang memperlihatkan struktur administratif kolonial Belanda terhadap warga keturunan Tionghoa. Koleksi seperti ini memberikan konteks historis yang kaya bagi siapa pun yang ingin memahami relasi politik dan sosial antara komunitas Tionghoa dan pemerintahan masa lalu.
Museum Pustaka Peranakan Tionghoa buka setiap hari Senin hingga Sabtu, mulai pukul 08.00 hingga 18.00 WIB. Museum ini tutup pada hari Minggu dan hari libur nasional tertentu. Dengan jam operasional yang cukup panjang, kamu punya fleksibilitas waktu untuk menjelajahi koleksi dengan santai dan penuh perhatian.
Untuk harga tiket masuk, museum ini menerapkan kebijakan akses yang sangat bersahabat. Beberapa pameran mungkin dapat diakses secara gratis, sementara kunjungan kelompok atau edukatif bisa dikenakan biaya khusus berdasarkan kesepakatan dengan pengelola. Museum ini juga kerap menerima kunjungan dari sekolah, komunitas, dan peneliti yang ingin mempelajari lebih dalam mengenai sejarah komunitas Tionghoa.
Pastikan kamu melakukan konfirmasi terlebih dahulu sebelum datang, terutama jika datang dalam rombongan besar atau ingin melakukan kegiatan khusus seperti pemotretan atau diskusi. Hal ini akan membantu pihak museum menyiapkan fasilitas terbaik untuk mendukung pengalaman kunjunganmu.
Baca juga: Rekomendasi 10 Wisata Sekitar ICE BSD
Mengunjungi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa bukan hanya soal melihat benda-benda kuno, tapi juga menyelami aktivitas budaya yang mendalam. Kamu bisa menikmati tur edukatif yang membahas sejarah migrasi, peran perempuan Tionghoa dalam masyarakat kolonial, hingga kontribusi budaya pop seperti komik dan film. Setiap sudut museum menawarkan wawasan baru tentang kehidupan warga Tionghoa Indonesia dari masa ke masa.
Aktivitas lainnya yang bisa kamu lakukan adalah membaca langsung literatur langka yang tersedia di ruang pustaka. Buku-buku ini bukan hanya ditampilkan untuk pajangan, tapi juga terbuka untuk dibaca di tempat. Ada pula sesi diskusi dan acara komunitas yang secara berkala diadakan oleh pengelola museum untuk menghidupkan narasi sejarah melalui cerita lisan, pertunjukan budaya, atau peluncuran buku.
Bagi pecinta fotografi dan konten kreatif, museum ini juga menawarkan banyak spot menarik untuk dokumentasi visual. Kombinasi antara estetika vintage, arsitektur ruko klasik, dan tumpukan buku tua menciptakan suasana yang sangat Instagramable tapi tetap edukatif..
Berikut adalah rekomendasi wisata menarik di sekitar Museum Pustaka Peranakan Tionghoa yang bisa kamu kunjungi:
Terletak tidak jauh dari museum, Ocean Park BSD City adalah destinasi rekreasi keluarga yang mengusung konsep taman air modern. Di sini, kamu bisa menikmati berbagai wahana air seru seperti kolam ombak, seluncuran tinggi, dan area bermain anak-anak yang aman. Tempat ini sangat cocok untuk kamu yang ingin menyegarkan tubuh dan pikiran setelah menghabiskan waktu di dalam museum. Suasananya yang penuh keceriaan menjadikannya pilihan tepat untuk wisata bersama keluarga atau teman.
Jika kamu mencari tempat yang nyaman untuk bersantai atau menikmati kuliner, The Breeze BSD City adalah pilihan ideal. Kawasan ini merupakan lifestyle center terbuka yang dipenuhi dengan restoran, kafe, dan toko-toko menarik. Daya tarik utamanya adalah suasana alami dengan danau buatan dan area pedestrian yang luas. Cocok untuk nongkrong sore, makan siang santai, atau sekadar ngopi dengan pemandangan yang menyegarkan. Suasana di sini memberikan kontras yang menyenangkan setelah kunjungan museum yang penuh wawasan.
Ingin merasakan pengalaman wisata luar ruangan yang aktif dan edukatif? Scientia Square Park atau SQP adalah tempatnya. Di taman ini, kamu bisa mencoba berbagai aktivitas seru seperti berkebun, memancing di kolam buatan, hingga memberi makan hewan ternak seperti kelinci dan kambing. Taman ini juga memiliki area lapang untuk bermain dan berolahraga, cocok untuk kamu yang datang bersama anak-anak atau ingin berinteraksi langsung dengan alam. Suasana terbukanya membuat kamu bisa beristirahat sejenak dari hiruk-pikuk kota sambil menikmati udara segar.
Gading Serpong
Scientia Square Park
9.1/10
Gading Serpong
Rp 100.000
Rp 80.000
Dengan mengunjungi destinasi-destinasi ini, perjalananmu ke Museum Pustaka Peranakan Tionghoa bisa dilengkapi dengan pengalaman wisata yang lebih beragam, mulai dari sejarah, edukasi, hingga relaksasi dan hiburan.
Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi kekayaan budaya yang autentik ini. Rencanakan kunjunganmu dengan mudah melalui Traveloka, platform perjalanan terpercaya yang siap membantumu menemukan tiket masuk, penginapan terdekat, hingga rekomendasi wisata lain di sekitarnya.
Yuk, jelajahi Museum Pustaka Peranakan Tionghoa!