Pulau Onrust, sebuah pulau kecil yang terletak di gugusan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, menyimpan kisah sejarah yang sangat berharga. Pulau ini memiliki latar belakang yang kaya dan penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan perkembangan Jakarta sebagai pusat perdagangan dan kekuasaan kolonial. Sebagai bagian dari 110 pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu, Onrust memiliki luas sekitar 8,22 hektare dan kini tidak berpenghuni, namun kaya akan warisan sejarah yang menarik untuk ditelusuri.
Selain dikenal dengan keindahan alamnya yang asri dan tenang, Pulau Onrust juga merupakan saksi bisu dari berbagai peristiwa bersejarah, mulai dari masa kejayaan kerajaan Banten hingga peran pentingnya dalam sejarah kolonial Belanda.
Pada masa kolonial, Pulau Onrust memiliki berbagai fungsi penting, seperti galangan kapal terbaik yang pernah ada di dunia pada masa itu. Di pulau ini juga terdapat benteng pertahanan yang dibangun oleh Belanda, serta menjadi tempat karantina bagi para korban wabah penyakit dan jemaah haji dari Nusantara. Sejarah panjang tersebut kini menjadikan Onrust sebagai destinasi wisata sejarah yang menawarkan pengalaman menarik bagi para pengunjung yang ingin menggali lebih dalam tentang jejak sejarah masa lalu Indonesia.
Pulau Onrust memiliki sejarah yang sangat erat kaitannya dengan perkembangan pelayaran dan perdagangan di Indonesia. Dikenal oleh bangsa Belanda sejak awal abad ke-17, Onrust menjadi salah satu lokasi penting yang mendukung kegiatan perdagangan dan perlayaran Belanda di Nusantara. James Cock, seorang penjelajah asal Inggris, menyebut Onrust sebagai galangan kapal terbaik di dunia pada masa itu. Hal ini tidak mengherankan mengingat Onrust menjadi tempat pembuatan dan perbaikan kapal-kapal yang digunakan untuk memperkuat kekuatan kolonial Belanda.
Seiring waktu, status pulau ini berubah. Pada tahun 1619, ketika VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) menguasai Batavia (sekarang Jakarta), Pulau Onrust dijadikan sebagai basis pertahanan laut yang strategis. Belanda membangun benteng-benteng yang mengelilingi pulau sebagai langkah untuk mempertahankan kekuasaannya di Nusantara. Benteng pertama dibangun pada tahun 1656, yang kemudian diperluas secara bertahap hingga menjadi benteng besar pada 1671. Benteng ini dilengkapi dengan tiga bastion di setiap sudutnya, sesuai dengan gambar peta yang dibuat oleh JW Heydt pada tahun 1744.
Selain itu, Onrust juga memiliki peran penting sebagai tempat karantina, terutama pada masa kolonial ketika wabah penyakit seperti leptospirosis menyerang Batavia. Para korban dari wabah tersebut diungsikan ke Onrust. Selain itu, pulau ini juga menjadi tempat karantina bagi jemaah haji yang baru kembali dari Makkah, Arab Saudi. Di masa penjajahan Jepang, Onrust bahkan sempat dijadikan penjara bagi tawanan perang.
Pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan Pulau Onrust sebagai cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2209 Tahun 2015. Keputusan ini diambil sebagai pengakuan terhadap nilai sejarah yang terkandung di dalamnya. Meski pulau ini tidak berpenghuni, terdapat banyak peninggalan sejarah yang menanti untuk ditemukan, seperti makam-makam bersejarah, fondasi benteng, serta sisa-sisa bangunan dan meriam yang masih dapat ditemukan di sepanjang pulau.
Namun, sejarah Pulau Onrust hampir terlupakan karena minimnya dokumentasi sejarah. Oleh karena itu, pemerintah melalui ekskavasi arkeologi berusaha menggali lebih dalam lagi untuk mengungkap jejak sejarah yang terkubur. Ekskavasi pertama kali dilakukan pada tahun 1981, kemudian dilanjutkan pada 1995, dan yang terbaru pada November 2023. Kegiatan ekskavasi ini dipimpin oleh arkeolog senior Candrian Attahiyat, yang telah melakukan penelitian di Onrust sebanyak tiga kali.
Salah satu fokus utama dalam ekskavasi terbaru adalah untuk mengungkap keberadaan benteng, jalan masuk dan keluar pulau, serta batas-batas bastion pada benteng pertahanan Onrust. Tim arkeolog juga menemukan fondasi benteng yang memiliki ketebalan sekitar 1,5-2 meter, serta struktur bangunan lainnya yang memberikan gambaran tentang bagaimana Onrust berfungsi sebagai pusat pertahanan pada masa kolonial Belanda.
Ekskavasi yang dilakukan di Pulau Onrust ini selain merupakan kegiatan penggalian, juga menjadi bagian dari upaya untuk menjadikan Onrust sebagai destinasi wisata edukasi sejarah atau eduwisata. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkomitmen untuk menjaga kelestarian situs-situs bersejarah di pulau ini dan tidak akan melakukan pemugaran terhadap bangunan-bangunan yang ada. Sebagai gantinya, mereka akan memanfaatkan teknologi berbasis digital, seperti metavers dan virtual reality, untuk menghadirkan pengalaman sejarah yang lebih interaktif bagi pengunjung.
Pada 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menetapkan kawasan ini sebagai Museum Arkeologi Onrust yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sejak statusnya menjadi museum, minat wisatawan terhadap Pulau Onrust semakin meningkat. Data kunjungan menunjukkan adanya kenaikan jumlah pengunjung yang signifikan, baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara. Pada periode Januari-Maret 2023, jumlah kunjungan tercatat mencapai 1.423-1.615 orang, dan pada periode April-Juni meningkat menjadi 3.881-4.338 orang, atau meningkat hampir 50% dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan adanya upaya pelestarian dan pengembangan yang terus dilakukan, Pulau Onrust kini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik untuk dikunjungi. Pulau ini menyimpan banyak kisah tentang masa lalu Indonesia, mulai dari era kolonial hingga sejarah perjuangan bangsa. Dengan pemanfaatan teknologi dan penelitian lebih lanjut, diharapkan Pulau Onrust dapat terus menjadi pusat pembelajaran dan destinasi yang menarik bagi para wisatawan yang tertarik dengan sejarah.
Selain itu, kamu juga bisa mengunjungi Pulau lainnya di Pulau Seribu dengan pemandangan yang tak kalah indah! Pesan tiketnya sekarang di Traveloka.
Indonesia
TUR 2D1N KEPULAUAN SERIBU
Pulau Panggang
Rp 867.000
Rp 736.950
Bagi kamu yang tertarik dengan sejarah kolonial Belanda dan ingin menjelajahi peninggalan masa lalu, Pulau Onrust adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi. Di pulau ini, kamu dapat menemukan berbagai situs bersejarah yang menyimpan cerita tentang perjalanan panjang bangsa Indonesia, khususnya Jakarta, dalam menghadapi penjajahan dan perkembangan perdagangan dunia. Dari sisa-sisa benteng peninggalan Belanda hingga makam-makam bersejarah, semua memberikan gambaran tentang masa-masa sulit yang pernah dialami bangsa ini.
Selain itu, dengan semakin berkembangnya teknologi dan penelitian di bidang arkeologi, kita dapat melihat bagaimana Pulau Onrust dapat lebih diakses oleh masyarakat melalui pengalaman wisata sejarah yang lebih modern dan interaktif. Penggunaan teknologi seperti virtual reality dan metavers akan memungkinkan pengunjung untuk merasakan perjalanan sejarah yang lebih mendalam tanpa merusak situs-situs bersejarah yang ada.
Pulau Onrust adalah sebuah tempat yang kaya akan sejarah, dan dengan adanya upaya ekskavasi dan pelestarian, pulau ini kini menjadi salah satu tujuan wisata edukasi yang menarik. Sejarah panjang yang ada di pulau ini memberikan wawasan yang sangat berharga bagi kita semua untuk memahami lebih dalam tentang masa lalu, perkembangan Jakarta, dan sejarah kolonial Indonesia. Melalui perencanaan yang matang dan pemanfaatan teknologi, Pulau Onrust diharapkan dapat menjadi destinasi yang mengedukasi serta memberikan pengalaman wisata yang menyenangkan bagi pengunjung dari berbagai kalangan.