Naik pesawat seharusnya jadi momen menyenangkan yang membuka gerbang ke berbagai petualangan baru. Suasana bandara, pemandangan dari ketinggian, dan sensasi terbang di atas awan sering kali menjadi bagian tak terlupakan dari sebuah perjalanan. Namun, bagi sebagian orang, pengalaman ini justru memicu rasa cemas luar biasa. Takut naik pesawat, atau dalam istilah medis disebut aerophobia, bisa membuat rencana liburan berantakan, menunda perjalanan bisnis, atau bahkan membuat seseorang memilih tidak bepergian sama sekali.
Jika kamu kerap merasa cemas menjelang penerbangan, penting untuk tahu bahwa kamu tidak sendirian, dan ketakutan ini bisa diatasi. Dengan pendekatan tepat, rasa takut naik pesawat itu bukan hanya bisa dikendalikan, tapi juga bisa berubah menjadi rasa percaya diri dan kebebasan saat menjelajahi dunia. Berikut langkah-langkah yang bisa membantu kamu menghadapi ketakutan tersebut dengan lebih tenang dan terarah.
Langkah pertama dan paling penting untuk mengatasi rasa takut naik pesawat adalah mengenali apa yang sebenarnya kamu takutkan. Banyak orang mengalami kecemasan karena alasan berbeda-beda, ada yang merasa tidak nyaman dengan turbulensi, takut akan ketinggian, merasa terjebak di ruang sempit, atau hanya tidak suka kehilangan kendali saat berada di udara.
Untuk memahami lebih dalam, coba tanyakan pada diri sendiri: Apakah kamu pernah mengalami pengalaman buruk saat terbang sebelumnya? Apakah berita kecelakaan pesawat membuatmu semakin waspada? Atau mungkin kamu merasa tidak tenang karena jauh dari daratan? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini bisa membantu kamu mengidentifikasi sumber ketakutan dan menentukan pendekatan terbaik untuk mengatasinya.
Banyak rasa takut muncul karena kesalahpahaman. Padahal, secara statistik, pesawat terbang Banyak rasa takut muncul karena kurangnya pemahaman tentang dunia penerbangan. Padahal, menurut data dari lembaga penerbangan internasional seperti IATA dan FAA, pesawat terbang adalah moda transportasi paling aman. Risiko kecelakaan jauh lebih kecil dibandingkan dengan berkendara di jalan raya.
Kamu bisa mulai memperkuat rasa percaya diri dengan menonton video dokumenter tentang cara kerja pesawat, membaca artikel dari pilot yang membagikan pengalaman mereka, atau bergabung dengan komunitas traveler yang sering membahas penerbangan. Dengan pengetahuan serta info tepat, kamu akan merasa lebih tenang karena tahu bahwa prosedur keamanan pesawat sangat ketat dan profesional.
Fri, 1 Aug 2025
TransNusa
Bali / Denpasar (DPS) ke Jakarta (CGK)
Mulai dari Rp 1.042.400
Wed, 23 Jul 2025
Lion Air
Medan (KNO) ke Jakarta (CGK)
Mulai dari Rp 1.399.900
Wed, 30 Jul 2025
Citilink
Surabaya (SUB) ke Jakarta (CGK)
Mulai dari Rp 816.100
Saat rasa takut muncul, tubuh biasanya bereaksi dengan gejala fisik seperti napas pendek, jantung berdebar, atau pusing. Hal ini terjadi karena sistem saraf simpatik aktif. Itulah yang menyebabkan tubuhmu masuk ke mode “fight or flight”. Untuk menenangkan respons tersebut, kamu bisa melatih teknik pernapasan seperti metode 4-7-8: tarik napas pelan lewat hidung selama 4 detik, tahan selama 7 detik, lalu hembuskan perlahan lewat mulut selama 8 detik. Ulangi beberapa kali sampai tubuh terasa lebih rileks. Teknik ini sangat berguna saat kamu menunggu boarding, saat lepas landas, atau ketika menghadapi turbulensi.
Kalau rasa takutmu cukup intens, kamu bisa mencoba exposure therapy atau terapi paparan secara mandiri. Caranya adalah dengan mengenalkan diri kamu secara bertahap pada elemen-elemen penerbangan. Misalnya, mulai dari menonton video pesawat saat lepas landas, mendengarkan suara mesin jet, hingga duduk di kursi sambil membayangkan berada di dalam kabin pesawat. Simulasi ini akan membantu tubuh dan pikiran terbiasa dengan situasi yang semula dianggap mengancam. Lakukan secara rutin dan bertahap agar respon cemas bisa menurun seiring waktu.
Apa yang kamu konsumsi sebelum terbang juga berpengaruh besar pada kondisi mental. Kafein, misalnya, bisa meningkatkan kecemasan karena mempercepat detak jantung. Gula berlebih dan makanan berat pun bisa menyebabkan ketidaknyamanan selama penerbangan. Sebaiknya hindari kopi, teh hitam, atau minuman energi sebelum terbang. Sebagai gantinya, minumlah air putih secukupnya, konsumsi camilan sehat seperti buah kering atau kacang-kacangan, dan jika perlu, nikmati teh herbal seperti chamomile atau peppermint yang memiliki efek menenangkan.
Posisi tempat duduk bisa berpengaruh besar pada kenyamananmu saat di udara. Banyak penumpang merasa lebih stabil jika duduk di bagian tengah pesawat, terutama di dekat sayap, karena area ini cenderung lebih minim guncangan saat turbulensi. Jika kamu merasa tidak nyaman melihat ke luar jendela atau takut merasa terjebak, kursi lorong bisa jadi pilihan lebih baik karena memberi ruang gerak lebih bebas. Ada juga yang merasa lebih aman duduk dekat pintu keluar karena secara psikologis terasa “lebih mudah keluar”. Gunakan fitur pemilihan kursi saat check-in online untuk memastikan posisi yang kamu pilih mendukung kenyamanan mentalmu.
MERCHANDISING HERE
Distraksi yang tepat bisa jadi senjata efektif untuk mengalihkan perhatianmu dari rasa takut. Sebelum penerbangan, pastikan kamu sudah mengunduh film favorit, membuat playlist lagu menenangkan, atau menyiapkan podcast inspiratif. Jika kamu suka membaca, bawa buku dengan cerita seru yang bisa menyita perhatian. Dengan pikiran yang sibuk menikmati hiburan, kamu akan lebih sulit tenggelam dalam kecemasan. Banyak penumpang merasa waktu terasa lebih cepat berlalu saat mereka menikmati aktivitas selama penerbangan.
Kalau ini adalah pengalaman pertamamu atau kamu merasa terlalu tegang untuk terbang sendirian, ajak orang terdekat untuk menemani. Keberadaan orang yang kamu percaya bisa memberikan rasa tenang dan menjadi pengalih perhatian yang efektif. Hanya dengan berbincang ringan atau tertawa bersama, kamu bisa merasa lebih terkoneksi dan lupa sejenak dengan rasa cemas yang biasanya datang saat terbang sendirian.
Jika semua tips di atas belum cukup dan rasa takutmu terasa tak terkendali hingga memengaruhi kualitas hidup, sudah saatnya mempertimbangkan bantuan profesional. Konsultasi dengan psikolog bisa membantumu memahami pola pikir yang memicu rasa takut dan menawarkan strategi coping lebih terstruktur. Terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terbukti efektif dalam mengatasi berbagai jenis fobia, termasuk takut naik pesawat. Beberapa klinik bahkan menyediakan simulasi terbang atau sesi terapi khusus untuk membantu kamu terbiasa dengan situasi penerbangan dalam suasana aman serta terkontrol.
Setiap orang memiliki titik awal berbeda dalam menghadapi ketakutan saat naik pesawat, dan itu sepenuhnya wajar. Tapi percayalah, rasa takut naik pesawat bukan akhir dari cerita perjalananmu. Justru dari rasa takut itu, kamu bisa memulai sesuatu yang lebih besar, menumbuhkan keberanian, membangun kepercayaan diri, dan membuka diri untuk pengalaman-pengalaman baru yang tak terlupakan.
Kalau kamu sudah merasa siap untuk melangkah lebih jauh, sekarang waktunya mewujudkan rencana traveling yang selama ini tertunda. Dengan satu aplikasi, kamu bisa mengatur semua kebutuhan perjalananmu secara praktis. Mulai dari pesan tiket pesawat ke berbagai destinasi impian, booking hotel sesuai dengan gaya travelingmu, hingga tiket wahana rekreasi dan atraksi yang bikin perjalanan makin berkesan.
Traveling bukan hanya tentang tempat yang kamu tuju, tapi juga tentang bagaimana kamu tumbuh sepanjang perjalanan. Mengatasi rasa takut naik pesawat adalah salah satu pencapaian penting dalam proses itu. Sekarang, waktunya kamu berani terbang dan menikmati dunia tanpa batas.