Tak banyak yang tahu kalau di tengah Kota Yogyakarta terdapat Embung Giwangan. Tempat ini memang masih tergolong baru dibandingkan dengan embung lainnya yang ada di Yogyakarta. Namun bukan hanya menyajikan pemandangan embung saja, di lokasinya juga terdapat mini galeri yang bisa dijelajahi pengunjung. Kalau kamu penasaran dengan wisata yang satu ini, simak informasi lengkapnya berikut ini.
Shutterstock.com
Lokasi Embung Giwangan berada di Desa Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta. Selain embung, pengunjung yang datang ke destinasi ini akan disuguhi dengan gedung entrance. Di dalam gedung tersebut berisi mini galeri dengan berbagai produk seni budaya. Di lokasi tersebut juga terdapat amphitheater berkapasitas 500 penonton yang baru akan dioperasikan pada tahun 2024 ini. Destinasi tersebut kemudian disebut Taman Budaya Embung Giwangan yang luasnya mencapai 3,5 hektare.
Adapun fungsi keberadaan Embung Giwangan utamanya adalah sebagai irigasi. Selain itu, keberadaannya juga diharapkan bisa mengarasi kekurangan air di musim kemarau. Perikanan terpadu pun dikembangkan di sekitar daerah embung sehingga menjadi potensi daerah wisata. Selain embungnya, Embung Giwangan juga dimanfaatkan sebagai pusat kegiatan seni budaya masyarakat yang bisa digelar baik di dalam maupun di luar ruangan. Amphitheater yang ada di sana ke depan akan dimanfaatkan untuk festival budaya, pameran, galeri seni, dan aktivitas lainnya yang bisa mendorong peningkatan perekonomian dan pelestarian seni budaya.
ivnard / Shutterstock.com
Embung Giwangan memang tergolong baru dibandingkan dengan embung lainnya di Yogyakarta. Konstruksi embung ini menggunakan pasangan batu kali dengan volume tampungan +- 9.210 m3 dan luas genangan +- 4.123 m2. Sementara amphiteater di sekitar Embung Giwangan akan dioperasikan mulai tahun ini dengan kapasitas 500 orang. Nantinya, tempat tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa Embung Giwangan selain sebagai konservasi air juga dimanfaatkan sebagai tempat wisata dan pengembangan lainnya.
Diharapkan menjadi titik utama perkembangan Jogja Selatan, pembangunannya masih dilakukan secara bertahap. Pada tahun 2023 lalu, pembangunan Embung Giwangan baru selesai dari tahapan entrancenya. Bagian entrancenya itu akan difungsikan sebagai mini galeri, perkantoran, dan ruang rapat. Nantinya, masyarakat umum bisa menggunakan semua fasilitas yang ada di Embung Giwangan.
Embung Giwangan dibangun di kawasan seluas 3,5 hektare. Hal yang menarik dari destinasi ini dibandingkan dengan embung lainnya di Jogja adalah fungsinya yang beragam. Selain sebagai embung, lokasinya juga dikembangkan sebagai ruang apresiasi seni dan budaya. Hal itu bertujuan untuk mengenalkan, menampilkan, melestarikan adat istiadat, tradisi, budaya, sekaligus juga tempat konservasi lingkungan. Meski saat ini masih dalam tahap pembangunan, tetapi pengunjung bisa melihat amphiteater dan gedung entrance untuk kegiatan seni budaya. Selain itu, Embung Giwangan juga diharapkan sebagai penggerak perekonomian sekitarnya juga menjadi penghubung berbagai potensi yang ada.
Sesuai dengan rencana pembangunan Embung Giwangan, ada beberapa fasilitas penunjang yang dibangun di sana. Fasilitas tersebut di antaranya adalah panggung terbuka, gedung entrance, dan area parkir yang dibangun oleh Pemkot setempat. Sebagai informasi, Embung Giwangan merupakan lokasi wisata yang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sejak tahun 2019 lalu.
Namun sebelumnya, Pemerintah Kota Yogyakarta juga sudah membangun beberapa fasilitas pendukung lainnya. Fasilitas tersebut adalah pagar pengaman yang mengitari embung, lampu penerangan, jogging track, toilet dan musala. Taman Budaya Ini nantinya menjadi satu kesatuan yang utuh dalam satu tempat. Mengenai tempat parkir di Embung Giwangan juga cukup luas dan bisa menampung kendaraan roda empat sampai bus. Amphiteaternya berkapasitas mencapai 500 orang. Begitu juga Graha Budaya Indoor nya juga mencapai 500 an.
Sebelumnya, konsep Taman Budaya seperti di Embung Giwangan juga diterapkan di Taman Pintar. Harapannya, lokasi ini menjadi wisata baru yang dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan. Misalnya untuk olahraga ringan, senam, sampai dengan kegiatan komunitasnya.
Masyarakat yang akan berkegiatan di Embung Giwangan memang belum dipungut biaya. Namun, masyarakat yang akan berkunjung diminta untuk menjaga kebersihan dan keamanan di lingkungan sekitarnya.
Secara keseluruhan, destinasi Embung Giwangan menggabungkan antara potensi benefit bagi pelaku kesenian dan budaya. Namun dari sisi profit, taman ini menjadi titik ungkit pembangunan ekonomi di Jogja wilayah selatan.
Demikian informasi tentang Embung Giwangan yang digadang gadang menjadi pusat kegiatan budaya selanjutnya di Jogja wilayah selatan. Kalau kamu ingin mengunjungi destinasi wisata lainnya yang ada di sekitar Embung Giwangan, temukan di Traveloka. Mereka menyediakan beragam promo menarik yang bisa dipantau melalui Traveloka App.
Penginapan dan Hotel di Yogyakarta
Cari Hotel dengan prom...
Lihat Harga