Jika kamu seorang pecinta sejarah, budaya Tiongkok, atau hanya sekadar ingin menyelami pengalaman spiritual yang berbeda saat traveling, Festival Qingming adalah perayaan tradisional yang layak untuk dijelajahi lebih dalam. Festival ini menghadirkan gabungan unik antara ritual leluhur, alam musim semi, dan nilai-nilai kehidupan yang telah diwariskan selama ribuan tahun.
Biasanya berlangsung setiap awal April, Qingming bukan sekadar ziarah atau upacara keagamaan, tetapi juga sebuah momen kontemplatif, di mana keluarga berkumpul, alam dinikmati, dan makna hidup kembali direnungi dalam suasana penuh kehormatan dan ketenangan.
Festival Qingming (清明节), atau dikenal juga sebagai Tomb-Sweeping Day, adalah hari peringatan tradisional Tiongkok yang dirayakan setiap tanggal 4 atau 5 April. Festival ini merupakan bagian dari 24 jieqi atau titik musim dalam kalender pertanian Tiongkok, menandai datangnya musim semi secara penuh.
Namun Qingming jauh melampaui perannya sebagai penanda musim. Festival ini merupakan waktu khusus bagi masyarakat Tiongkok untuk melakukan ziarah ke makam leluhur mereka. Mereka menyapu bersih makam, membakar dupa dan kertas uang arwah (joss paper), serta mempersembahkan makanan favorit orang yang telah tiada. Tradisi ini mencerminkan nilai-nilai mendalam tentang bakti kepada orang tua dan penghormatan terhadap akar keluarga, sebuah warisan budaya yang bertahan selama ribuan tahun.
Festival Qingming memiliki akar yang kuat dalam sejarah panjang Tiongkok dan telah menjadi bagian penting dari warisan budaya turun-temurun. Menurut catatan sejarah, perayaan ini sudah berlangsung sejak lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Salah satu kisah legendaris yang sering dikaitkan dengannya adalah cerita tentang Jie Zitui, seorang abdi kerajaan yang dikenal karena kesetiaan dan pengorbanannya. Ketika Jie wafat tragis dalam pengasingan, sang raja yang menyesal kemudian menetapkan hari khusus untuk berkabung, cikal bakal dari tradisi Qingming yang kita kenal hari ini.
Secara filosofis, Qingming adalah simbol dari dua kutub emosi yang berpadu harmonis: duka dan penghormatan kepada leluhur, serta harapan dan kehidupan baru yang datang bersama musim semi. Dalam satu waktu, festival ini mengajak kita untuk menunduk pada kenangan masa lalu, sambil membuka hati pada siklus alam dan semangat baru yang terus berjalan.
Wed, 10 Sep 2025
Scoot
Jakarta (CGK) ke Beijing (PEK)
Mulai dari Rp 3.002.600
Tue, 9 Sep 2025
Shandong Airlines
Jakarta (CGK) ke Beijing (PEK)
Mulai dari Rp 3.446.600
Tue, 2 Sep 2025
China Eastern Airlines
Jakarta (CGK) ke Beijing (PEK)
Mulai dari Rp 3.603.100
Jika kamu berencana traveling ke Tiongkok atau komunitas Tionghoa di negara lain saat Qingming, kamu bisa menyaksikan atau bahkan ikut merasakan berbagai tradisi dan aktivitas menarik berikut:
Ini adalah inti dari Festival Qingming. Keluarga akan pergi ke makam leluhur mereka untuk membersihkannya, memperbaiki batu nisan, dan meletakkan persembahan. Di kota-kota besar, kegiatan ini juga terjadi di rumah abu atau kuil leluhur.
Simbolisasi ini dipercaya akan “dikirim” ke alam baka sebagai bekal bagi leluhur. Di beberapa tempat, kamu bisa melihat replika mobil, rumah, bahkan ponsel dari kertas yang dibakar dalam jumlah besar.
Karena bertepatan dengan musim semi, banyak keluarga mengadakan piknik atau berjalan-jalan di taman setelah ziarah. Ini adalah bentuk penghargaan terhadap kehidupan dan alam, sekaligus melanjutkan semangat kekeluargaan.
Qingtuan adalah kue berbahan dasar ketan dan tumbuhan herbal hijau (biasanya mugwort atau wormwood), dengan isian pasta kacang merah. Kue ini hanya muncul di musim Qingming dan menjadi simbol penyatuan dengan alam.
Di beberapa kota seperti Weifang dan Suzhou, masyarakat menerbangkan layang-layang sebagai simbol pelepasan doa dan harapan ke langit. Tradisi ini juga dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberuntungan.
Menariknya, di era modern ini, Festival Qingming juga mengalami transformasi digital. Kini, beberapa platform daring di Tiongkok memungkinkan masyarakat untuk melakukan “ziarah virtual”. Mereka bisa mengunjungi makam leluhur secara simbolik, menyalakan lilin digital, atau mengirim persembahan dalam bentuk animasi. Ini jadi solusi bagi mereka yang tinggal jauh atau terhalang oleh pandemi dan batasan perjalanan.
Meski tampak modern, semangatnya tetap sama: mengenang, menghormati, dan menghidupkan kembali hubungan dengan leluhur.
Meskipun berasal dari Tiongkok, Festival Qingming atau Ceng Beng telah melintasi batas negara, menyebar bersama para imigran Tionghoa dan mengakar kuat di berbagai komunitas diaspora, termasuk di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Di tiap negara, perayaan ini mengalami penyesuaian dengan budaya lokal namun tetap menjaga esensi utamanya: penghormatan kepada leluhur.
Berikut adalah gambaran unik tentang bagaimana Festival Qingming dirayakan di berbagai negara:
Di Indonesia, Qingming dikenal luas dengan sebutan Ceng Beng. Perayaan ini masih dijalankan secara konsisten oleh masyarakat Tionghoa, terutama di kota-kota seperti Jakarta, Medan, Surabaya, Pontianak, dan Singkawang.
Keluarga biasanya melakukan ziarah ke makam leluhur beberapa hari sebelum atau sesudah tanggal perayaan. Mereka membawa makanan persembahan, dupa, dan kertas sembahyang yang dibakar di makam. Yang menarik di Indonesia adalah adanya akulturasi dengan budaya lokal, misalnya makanan persembahan yang sudah disesuaikan dengan selera Nusantara serta penggunaan jasa pembersih makam profesional di kota-kota besar.
Di Malaysia, Festival Qingming juga disebut Ceng Beng dan dirayakan secara besar-besaran. Ziarah makam dilakukan dalam waktu fleksibel, sekitar 10 hari sebelum hingga 10 hari sesudah tanggal Qingming.
Yang khas di Malaysia adalah skala persembahan yang besar dan simbolis. Banyak keluarga membakar replika rumah, kendaraan, dan peralatan modern dari kertas untuk dikirim ke alam baka sebagai bentuk bakti kepada leluhur. Suasana di pemakaman sering kali seperti pasar kecil, dengan tenda, makanan, dan interaksi keluarga yang akrab dan hangat.
Di Singapura, perayaan Qingming berlangsung lebih terorganisir dan modern, sejalan dengan keterbatasan lahan dan kebijakan lingkungan kota. Banyak keluarga mengunjungi kolumbarium tempat abu leluhur disimpan, atau melakukan penghormatan secara online melalui platform digital.
Persembahan pun lebih sederhana: makanan, dupa, dan bunga. Namun, penggunaan teknologi digital jadi ciri khas di Singapura, seperti menyalakan lilin virtual, ziarah online, hingga mengirim doa lewat aplikasi keluarga. Ini menjadi solusi modern yang tetap menjaga nilai tradisi.
Mungkin tidak banyak yang tahu, tapi komunitas Tionghoa di Thailand juga merayakan Festival Qingming dengan cukup kuat, terutama di wilayah seperti Bangkok, Nakhon Sawan, dan kota-kota di Thailand Tengah dan Selatan.
Di Thailand, Qingming dirayakan oleh keturunan Tionghoa-Thai sebagai bagian dari identitas keluarga. Mereka akan mengunjungi makam leluhur, membawa makanan, dan melakukan ritual sembahyang. Yang menarik, banyak keluarga di Thailand memadukan pengaruh Buddhisme Theravāda lokal ke dalam ritual Qingming, seperti menyalakan lilin dan berdana kepada biksu.
Selain itu, makanan persembahan kadang mencerminkan cita rasa khas Thailand, seperti tambahan buah-buahan tropis, hidangan lokal, dan bunga melati sebagai simbol penghormatan. Perayaan ini menjadi kombinasi unik antara tradisi Tionghoa dan budaya Thai yang sangat harmonis.
Festival Qingming bukan sekadar perayaan masa lalu, tapi sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana manusia menghargai asal usul, merawat ingatan, dan tetap menjaga ikatan dengan leluhur di tengah kehidupan yang terus berjalan. Dalam tiap dupa yang dibakar, tiap makam yang disapu, tersembunyi nilai-nilai kekeluargaan, penghormatan, dan spiritualitas yang kuat. Untuk kamu yang tertarik pada perjalanan budaya yang penuh makna, momen Qingming bisa menjadi pengalaman yang menggetarkan sekaligus membuka cakrawala baru dalam memahami kearifan Timur.
Jika kamu berencana menjelajahi Tiongkok atau negara lain dengan tradisi Qingming yang kuat, pastikan segala kebutuhan perjalananmu sudah terencana dengan baik. Kamu bisa pesan tiket pesawat dengan fleksibel dan mudah, booking hotel yang nyaman di lokasi strategis, serta mendapatkan akses ke berbagai tiket wahana rekreasi dan atraksi yang bisa melengkapi petualanganmu.
Semua bisa kamu lakukan hanya dalam satu aplikasi: Traveloka, solusi praktis dan terpercaya untuk menjelajah dunia, termasuk dunia tradisi dan budaya yang penuh makna seperti Festival Qingming.