Lebih Dekat dengan Seni di Galeri Nasional Singapura

Traveloka Editorial
19 Dec 2018 - Waktu baca 2 menit

Meski terhitung negara kecil, Singapura memiliki peran dan pengaruh yang besar di Asia Tenggara. Selain karena penduduknya yang beragam, kegigihan dan apresiasi Singapura terhadap budayanya juga patut ditiru. Tidak terkecuali dalam bidang seni. Untuk melihat betapa antusiasnya Singapura dalam menjaga aset seni mereka, berkunjunglah ke Galeri Nasional Singapura.

Galeri yang memamerkan koleksi seni kontemporer publik ini mengambil tempat di 2 bangunan monumen nasional, yang dulunya berfungsi sebagai Balai Kota dan Mahkamah Agung. Jika digabungkan, luas kedua bangunan ini mencapai 64.000 meter persegi, menjadikannya museum dan area pameran seni terbesar di Singapura, bahkan di Asia Tenggara. Bertempat di bangunan yang begitu bersejarah, bagaimana galeri ini berhasil menggabungkan arsitektur klasik dengan seni kontemporer?

Bangunan klasik, desain kontemporer

Sumber: shutterstock.com

Balai Kota (City Hall) dibangun antara tahun 1926 dan 1929 dan dijadikan monumen pada tahun 1992. Sebelum dinamakan City Hall, bangunan ini disebut dengan Municipal Building. Di sinilah keputusan penting bagi keberlangsungan kota diambil, seperti penyediaan air, listrik, jalan raya, dan lain sebagainya. Bangunan di sebelahnya, Mahkamah Agung (Former Supreme Court), telah resmi berdiri sejak tahun 1939 dan didesain oleh Frank Dorrington Ward, kepala arsitek dari divisi Pekerjaan Umum. Gaya yang dipakai adalah arsitektur British Colonial, dengan kolom-kolom besar serta dome atau kubah unik yang tadinya digunakan sebagai perpustakaan buku-buku hukum.

Pada tahun 2005, Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengumumkan bahwa 2 monumen nasional ini akan segera dimanfaatkan sebagai galeri nasional. Kemudian di tahun 2007, diadakan sayembara desain yang dimenangkan oleh Studio Milou Singapore bersama dengan CPG Consultants Pte Ltd. Bersama, mereka memasukkan arsitektur kontemporer ke bangunan tua, menjadikannya lebih 'segar' dan menyelaraskan antara warisan klasik dengan modernitas. Mereka memasang atap baru yang menggabungkan kedua bangunan megah menjadi satu, memberikannya hembusan kontemporer yang cantik. Penggunaan material yang tembus pandang membuat pencahayaan alami mudah masuk ke dalam bangunan, dan membantu membangun nuansa yang cantik.

Koleksi seni kontemporer

Sumber: shutterstock.com

Tak hanya kemegahan dan sejarah arsitekturnya yang menjadi daya tarik bangunan ini, koleksi seninya juga spektakuler. Di sini terdapat lebih dari 8.000 koleksi nasional Singapura, sehingga pengunjung dapat menghabiskan waktu sehari penuh untuk melihat setiap karyanya. Galeri Nasional Singapura memfokuskan koleksinya untuk karya seni modern dari Singapura dan juga Asia Tenggara, baik itu dari era modern hingga ke abad ke-19.

Galeri ini memiliki deretan karya dari seniman-seniman ternama Singapura seperti Chen Chong Swee, Liu Kang, Georgette Chen, Chen Wen Hsi, and Cheong Soo Pieng. Tidak hanya itu, pengunjung juga dapat melihat karya dari seniman besar Asia Tenggara seperti Latiff Mohidin (Malaysia), Raden Saleh (Indonesia), U Ba Nyan (Myanmar), Montien Boonma (Thailand), Nguyen Gia Tri (Vietnam), Fernando Cueto Amorsolo (Filipina) dan Svay Ken (Kamboja).

Dengan membayar SGD$20, wisatawan asing dapat menjelajahi keindahan dan kekayaan arsitektur serta karya-karya seni yang memukau (warga negara Singapura tidak dikenakan biaya). Tersedia juga tur bertema di setiap harinya yang dipandu oleh kurator dan spesialis. Pengunjung dapat memilih tema sesuai dengan ketertarikan masing-masing.

Jadi, jika kamu sedang berlibur ke Singapura, sempatkanlah untuk mengunjungi Galeri Nasional Singapura dan rasakan kedekatan yang luar biasa dengan karya-karya seni terbaik di Asia Tenggara.

Tags:

galeri nasional singapura

galeri

kota singapura

seni

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan