Melihat Jejak Peninggalan Perang Dunia II di Morotai

Artikel ini mengisahkan keseruan Kevin Hendrawan saat mengunjungi Morotai dalam Ekspedisi Segaris tahun 2019.
09 Jan 2020 - Waktu baca 2 menit

Photo by Kevin Hendrawan

Selain wisata alam, wisata sejarah juga menjadi suatu daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Salah satu destinasi menarik Tanah Air yang bisa dikunjungi untuk wisata sejarah adalah Morotai. Pulau yang terletak di Provinsi Maluku Utara ini menjadi salah satu daerah yang memiliki tempat pariwisata unik, yaitu Museum Perang Dunia II.

Museum yang berdiri pada tahun 2012 tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Bagaimana tidak, di tempat itulah wisatawan dapat mengetahui bagaimana dahsyatnya Perang Dunia II.

Di dalam Museum Perang Dunia II, terdapat perlengkapan perang yang pernah digunakan pasukan sekutu dan Jepang pada dahulu kala di bawah komando Jenderal MacArthur.

Menilik sejarahnya, pada tahun 1944, MacArthur menjadikan Morotai sebagai pijakan terakhir untuk menghantam pasukan Dai Nippon di Front Pasifik. Tak berhenti di sana, pada saat itu, ia juga merebut Morotai dari Jepang. MacArthur membawa sedikitnya 3.000 pesawat tempur sekutu, yang terdiri dari pesawat pengebom, pesawat angkut, dan 63 batalion tempur ke Morotai.

Nah, pada dinding Museum Perang Dunia II itulah tergambar kisah pertempuran hebat yang terjadi saat perebutan pulau tersebut. Sementara itu, di luar museum terdapat beberapa tank peninggalan Perang Dunia II.

Adapun di sekitar Museum Perang Dunia II terdapat pula objek wisata sejarah yang tak kalah menarik. Namanya adalah Museum Trikora atau Museum Tri Komando Rakyat. Trikora merupakan operasi tempur yang digagas oleh Presiden Soekarno untuk membebaskan Irian Barat (saat ini dikenal dengan Papua) dari Belanda.

Di balik berbagai hal menarik di dalamnya, namun sayangnya museum itu masih relatif sepi pengunjung. Mungkin saja, salah satu faktor yang bisa meningkatkan jumlah pengunjung adalah dengan meningkatkan kualitas layanan di dalamnya.

Saat cuaca terik, Museum Perang Dunia II maupun Museum Trikora menyerap sinar matahari yang disebabkan oleh kaca hitam di dalam bangunannya. Kondisi itu membuat para pengunjung yang ada di dalam museum bisa menjadi kegerahan.

Photo by Kevin Hendrawan

Selain museum, di Morotai juga terdapat landasan Pitu Street, yang merupakan saksi sejarah saat menjadi landasan bagi pesawat tempur Amerika Serikat ketika Perang Dunia II.

Tentunya, pesona Morotai tak hanya sebatas wisata sejarah. Terletak membelakangi Samudera Pasifik, Morotai juga memiliki peninggalan bawah laut yang layak kita temui, misalnya kendaraan perang seperti mobil, kapal, hingga pesawat. Benda-benda bersejarah itu telah beralih fungsi menjadi tempat terumbu karang di 25 diving spot dengan kedalaman 15 meter sampai 40 meter.

Keindahan ini menjadi incaran para diver untuk mendapatkan pengalaman menyelam yang berbeda. Namun, untuk wisatawan yang tidak dapat berenang, bisa datang ke Desa Mata Air yang letaknya dekat Pitu Street. Konon kabarnya, mata air tersebut dahulu kala sering digunakan Jenderal MacArthur untuk mandi.

Berkunjung ke Morotai, jangan lupa pula singgah di Pulau Zum Zum. Di sana terdapat bungker tentara Amerika Serikat yang menjadi tempat persembunyian senjata serta pasukan tentara Amerika Serikat.

Setelah Indonesia terbebas dari penjajahan, Pulau Zum Zum menjadi salah satu destinasi wisata bahari unggulan di kawasan Indonesia timur. Pulau tersebut menawarkan berbagai aktivitas wisata menarik, mulai dari diving, snorkeling, maupun menjelajah dengan speed boat.

By Kevin Hendrawan

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan