Nama Kepulauan Derawan mungkin tidak sepopuler Kepulauan Seribu yang lokasinya dekat dengan ibu kota. Kami sendiri baru mendengar tentang Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, sekitar 7 tahun lalu; dan menurut warga lokal, pariwisata di kawasan ini memang baru mulai berkembang 10 tahun yang lalu.
Kami sempat bertanya kepada orang-orang yang pernah ke Kepulauan Derawan dan hasil riset kami menyimpulkan bahwa sebagian besar pengunjung pergi dengan fasilitas open trip, kemungkinan karena tidak mau repot sekaligus lebih hemat.
Untuk menggali alternatif lain, kami memberanikan diri berangkat ke Kepulauan Derawan tanpa ikut tur dan tiada kontak lokal sama sekali. Selain tiket penerbangan dan hotel yang sudah dipesan terlebih dahulu, semua aktivitas dan pengaturan transportasi kami urus dadakan sambil jalan.
Jadi apakah benar liburan ke Derawan secara independen itu repot? Ternyata tidak. Justru segalanya sangat mudah dan straight forward. Tinggal sedikit tanya sana sini, semua bisa diatur. Lewat tulisan ini, kami ingin membagikan informasi yang didapat berdasarkan pengalaman sendiri untuk menunjukkan kalau pergi ke Derawan secara independen itu tidak susah kok.
Pada dasarnya di Kepulauan Derawan ini ada 4 pulau yang paling sering dikunjungi dan dijadikan spot wajib dalam kegiatan island-hopping. Dua pulau di antaranya bisa dipilih sebagai base untuk keliling Kepulauan Derawan.
Pulau Derawan merupakan pulau yang paling sering dijadikan base untuk keliling Kepulauan Derawan. Di pulau ini ada berbagai opsi penginapan serta tempat makan dengan budget yang beragam. Ada banyak toko yang menjual suvenir serta toko yang menyewakan peralatan snorkeling.
Kegiatan yang bisa dilakukan di Pulau Derawan:
Tidak seperti Pulau Derawan, di Pulau Sangalaki ini tidak terdapat perkampungan penduduk. Yang ada di sini hanyalah sebuah resor eksklusif serta TWA (Taman Wisata Alam) yang berfungsi untuk melestarikan biota laut terutama habitat bagi penyu hijau dan penyu sisik. Pulau Sangalaki bisa ditempuh dengan menggunakan speedboat selama sekitar 1 jam dari Pulau Derawan.
Kegiatan yang bisa dilakukan di Pulau Sangalaki:
Sama seperti Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban juga merupakan pulau yang tidak berpenghuni. Daya tarik utama di pulau ini adalah danau air payau yang berada di bagian tengah pulau dan dikelilingi hutan yang cukup lebat. Di dalam danau tersebut ada banyak sekali ubur-ubur yang sudah mengalami proses evolusi sehingga kehilangan kemampuan menyengatnya.
Kegiatan yang bisa dilakukan di Pulau Kakaban:
Pulau Maratua merupakan pulau yang cukup lengkap fasilitasnya. Selain ada kampung-kampung penduduk, di sini juga ada banyak resor eksklusif, bandara, serta beberapa spot wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Kegiatan yang bisa dilakukan di Pulau Maratua:
Di Kepulauan Derawan ada sebuah kuliner lokal yang unik baik dari nama maupun penampakannya. Namanya Tehe-tehe. Bentuknya bulat seperti jeruk namun memiliki cangkang keras dan ada isinya. Cangkangnya sendiri merupakan sejenis bulu babi yang sudah digosok sampai duri-durinya rontok semua dan permukaannya halus. Setelah itu cangkang diisi dengan beras ketan dan kemudian ditim hingga nasinya matang.
Tehe-tehe tidak menggunakan bumbu atau tambahan perasa lainnya sehingga memang tidak ada rasa khusus yang mencolok. Namun ada sedikit rasa gurih di bagian-bagian di mana beras yang dimasak bercampur dengan lemak bulu babi yang menempel pada bagian dalam cangkang.
Tehe-tehe merupakan makanan yang disajikan pada acara-acara khusus seperti perayaan atau selametan. Oleh karena itu Tehe-tehe agak sulit dicari. Kami sendiri beruntung bisa mencicipi Tehe-tehe karena ada staf resor yang membantu mengambilkan bulu babi saat air surut kemudian staf dapur memasakkannya untuk kami.
Untuk menuju ke Kepulauan Derawan, ada 2 entry point yang bisa dipilih. Yang pertama adalah dengan cara terbang ke Tarakan, disambung dengan angkutan umum ke Pelabuhan Tengkayu Tarakan, kemudian menggunakan speedboat ke Pulau Derawan.
Kami memilih opsi kedua, yaitu terbang ke Berau, disambung dengan perjalanan darat menggunakan mobil selama 2,5 – 3 jam ke Pelabuhan Tanjung Batu, kemudian baru menggunakan speedboat selama 30 – 45 menit ke Pulau Derawan.
Dari Pulau Derawan kita bisa melakukan island-hopping seharian mengunjungi Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, Pulau Maratua dan singgah ke beberapa tempat menarik lainnya, seperti Gusung Pasir Sanggalau dan Gua Halo Tabung.
Sedangkan untuk perjalanan pulang ke Berau kami menemukan opsi naik speedboat langsung dari Maratua ke Dermaga Tanjung Redeb (Berau) selama 2,5 – 3 jam, kemudian dari sana tinggal disambung naik mobil selama 20 menit ke Bandara Kalimarau, Berau.
Lebih enak jalur yang mana? Tergantung preferensi masing-masing. Jalan darat lumayan lama dan jalanannya agak rusak. Jalur laut lebih cepat namun kadang dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
Berikut ini adalah gambaran biaya transportasinya:
Dari 4 pulau yang paling banyak dikunjungi di Kepulauan Derawan, pilihan untuk menginap biasanya jatuh pada Pulau Derawan atau Pulau Maratua. Di Pulau Derawan ada banyak resor pinggir pantai dengan kamar-kamar di atas laut serta banyak juga pilihan penginapan berupa homestay. Sedangkan di Pulau Maratua sebagian besar penginapan berupa resor yang memiliki dermaga panjang menjorok ke laut.
Lokasinya bersebelahan dengan pantai umum dan ada banyak pilihan kamar, mulai dari yang di atas air ataupun di pinggir pantai.
Derawan Dive Resort
8.3/10
•
Jl. Pulau Derawan, Der...
Lihat Harga
Resor ini memiliki banyak sekali jenis kamar dengan kapasitas yang beragam, mulai dari kamar untuk 2 orang hingga family room untuk tamu dengan kelompok besar. Ada juga pilihan kamar dengan pemandangan laut.
Green Nirvana Maratua Resort
8.9/10
Jl. Bayur, Payung-Payu...
Lihat Harga
"Dulunya saya nelayan. Namun sejak pariwisata mulai berkembang pesat di sini sekitar tahun 2008, saya menjual kapal nelayan yang saya miliki untuk kemudian beli speedboat yang bisa mengantar wisatawan keliling Derawan.
- Hendrik, nakhoda speedboat di Tanjung Batu
"Hiu paus sering terlihat di daerah Talisayan karena mereka biasanya menunggu ikan-ikan kecil yang lolos dari bagan tangkapan para nelayan. Kalau tidak ada ikan, hiu paus tidak akan naik ke permukaan.
- Udin, pemandu wisata sekaligus pemilik toko rental peralatan snorkeling di Pulau Derawan
"Kami di sini hanya membantu keberhasilan penyu-penyu berkembang biak. Kalau mereka bertelur terlalu dekat dengan pantai, kami pindahkan telur-telurnya agar tidak mati terkubur air asin.
- Rian,Pengurus Taman Wisata Alam Pulau Sangalaki
"Sebetulnya dulu hidup di sini lebih berkekeluargaan, sekarang banyak sengketa karena lahan warisan yang dijual. Tapi sejujurnya, taraf hidup di pulau ini meningkat berkat pariwisata.
- Hempi,motorist di Green Nirvana Resort, Pulau Maratua
"Dari dulu, Gua Halo Tabung adalah spot main anak-anak kampung setempat. Biasanya kalau akhir pekan atau sedang tidak sekolah, kami loncat dari bebatuan di atas ke dalam air.
- Dana, karyawan di Green Nirvana Resort, Pulau Maratua