Source Foto: Kemendikbud

Museum biasanya berisi benda-benda peninggalan sejarah, beberapa di antaranya bahkan dilengkapi cerita tentang peradaban manusia dan aneka fosil asli manusia dan hewan purba!

Di Sragen, Jawa Tengah, kita punya Museum Sangiran, museum yang menampilkan fosil dari zaman purba dengan cara yang menyenangkan dan visual yang menarik. Tidak hanya menyimpan artefak, museum ini juga terus melakukan improvement lewat berbagai pameran dan cara memperkenalkan sejarah kepada para pengunjung, tentunya jadi semakin menarik untuk dikunjungi.

Kita bahas lebih lanjut yuk soal daya tarik dan fakta seputar Museum Sangiran!

Baca Juga: 10 Destinasi Wisata Edukasi Terbaik di Indonesia untuk Liburan Keluarga

Terletak di kota Sragen, Jawa Tengah, Museum Sangiran berada dekat dengan area situs fosil purbakala Sangiran ditemukan. Senada dengan hal itu, museum arkeologi ini juga telah ditetapkan UNESCO pada tahun 1996 sebagai situs Warisan Dunia.

Berawal dari museum kecil yang dibangun pada 1974, yang saat itu digunakan sebagai tempat menampung temuan fosil di kawasan Sangiran. Kemudian di tahun 1983, dibangun museum yang lebih luas karena ukuran museum yang kecil tidak sanggup lagi menampung fosil temuan yang semakin melimpah.

Tahukah kamu, kalau Museum Sangiran punya koleksi fosil makhluk purba terbesar di Indonesia dan terlengkap di Asia dan dunia.

Museum Sangiran memiliki kurang lebih 13.806 artefak purbakala baik dari fosil hewan darat, air tawar, dan laut, hingga fosil manusia purba lainnya. Dari jumlah tersebut tidak seluruhnya dipamerkan melainkan, sebagian dipamerkan di ruangan pameran dan sisanya berada di ruangan penyimpanan khusus agar tidak rusak dan kondisinya tetap terjaga.

Museum Manusia Purba Saringan terletak di dua kabupaten yakni Sragen dan Karanganyar. Lantaran memiliki banyak koleksi, membuat museum ini memiliki banyak lokasi penyimpanan dengan total memiliki lima klaster; empat diantaranya berada di Sragen dan satu klaster berada di Kabupaten Karanganyar.

Untuk Museum Sangiran di Sragen berada di Jl. Sangiran KM 4, Kebayanan II, Krikilan, Kalijambe, Sragen. Walaupun berada di kota Sragen, jarak yang ditempuh dari pusat kota menuju Museum Sangiran kurang lebih 26 km dengan durasi waktu tempuh 1 jam, tergantung kondisi lalu lintas.

Sementara itu jika berangkat dari kota Solo terpantau lebih dekat dengan jarak tempuh yang lebih singkat yakni sekitar 19 km dengan waktu tempuh kurang lebih 40 menit.

Jika berangkat dari kota Solo, perjalanan dimulai dari Palang Joglo, kamu akan menempuh jarak sekitar 10,8 km sampai melewati exit tol Gondangrejo dan lurus terus ke arah utara. Setelahnya kamu akan menemukan gapura “Situs Sangiran” dan tidak jauh dari gapura terdapat penunjuk jalan bertuliskan “Museum Sangiran”. Gunakan panduan dari Google Maps/Waze.

Untuk transportasi umum, kamu bisa menaiki Bus Trans Jateng jalur bus K7 dari Terminal Tirtonadi Solo menuju Terminal Sangiran, kemudian dilanjutkan berjalan kaki/naik ojek online menuju museum.

Jam Operasional Museum Sangiran

Selasa-Minggu, pukul 08.00-16.00 WIB.

Harga tiket masuk Museum Sangiran

Berikut sejumlah daya tarik dari Museum Saringan di antaranya:

Memiliki 13.000 lebih fosil dan 1.200 fragmen artefak seperti kapak, batu, alat yang digunakan manusia purba kala itu, hingga gading gajah purba yang sudah berumur 1,5 juta tahun lalu. Penemuan yang dimiliki tentu sangat menarik dan sayang untuk tidak dikunjungi bersama dengan keluarga maupun kerabat.

Selain memamerkan hasil temuan fosil dan artefak, di Museum Sangiran juga memiliki ruang pameran yang interaktif dengan hadirnya diorama yang menggambarkan kehidupan manusia purba, menyentuh fosil gajah purba (elephantidae) dan ruang pameran evolusi manusia purba dari Homo Erectus.

Bahkan pengunjung bisa melihat langsung lapisan tanah purba dari 1,8 juta tahun lalu dan sisa dari penggalian area fosil dan artefak di area terbuka dengan menawarkan pemandangan alami dan udara yang segar.

Bukan hanya 1 lokasi, ada 5 klaster yang bisa kamu jelajahi, dan di setiap lokasinya menawarkan koleksi yang berbeda tetapi saling melengkapi:

Klaster Krikilan menjadi induk dan merupakan lokasi Museum Sangiran. Di klaster ini semua informasi tentang kepurbakalaan tersaji lengkap beserta dengan bentang alam Sangiran.

Klaster Bukuran menampilkan teori-teori evolusi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, disajikan dengan konsep modern dan kekinian melalui grafis visual yang interaktif.

Klaster Ngebung merupakan titik awal atau lokasi penggalian secara sistematis oleh beberapa tokoh seperti J.C. van Es, Eugene Dubois, dan G.H.R von Koenigswald. Pada klaster ini disajikan perjalanan Situs Sangiran mulai dari eksplorasi awal hingga diakui sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.

Klaster Dayu merupakan pusat informasi tentang lapisan tanah purba serta budaya manusia dengan jenis Homo erectus terlengkap, dari empat zaman dengan rentang waktu 100 ribu hingga 1,8 juta tahun silam.

Lapangan Museum Manyarejo merupakan klaster pendukung yang merupakan bentuk apresiasi kepada para peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan masyarakat sekitar yang telah menghasilkan berbagai penemuan penting kepurbakalaan.

Museum Manyarejo menyajikan berbagai memorabilia penelitian yang dikemas dengan nuansa rumah tradisional dengan dukungan informasi interaktif.

Selain bisa eksperimen langsung pada beberapa spot di Museum Sangiran, pengunjung dapat melakukan aktivitas lainnya seperti:

Menjelajahi Museum Sangiran di malam hari tentu menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Namun tidak semua pengunjung bisa merasakan pengalaman ini karena jumlahnya dibatasi dan harus mendaftar terlebih dahulu.

Untuk mengetahui tur Night at The Museum, kamu bisa memantau melalui Instagram resmi Museum Sangiran di @sangirankita.

Selain itu pengunjung bisa mengunjungi ruang audio visual yang berada di dalam museum karena memutar dokumenter dari sejarah hingga proses penemuan fosil.

Terdapat berbagai fasilitas dan layanan di Museum Sangiran untuk memudahkan para pengunjung yang hadir, antara lain:

Jika berkunjung ke Museum Sangiran dan berencana menginap di hotel terdekat, berikut rekomendasi yang bisa kamu pertimbangkan khusus untuk sobat Traveloka!

Hotel RedDoorz near Stasiun Sragen berada dekat dengan Alun-Alun Sragen, hotel ini cocok menjadi tempat menginap untuk melepas lelah setelah mengunjungi Museum Sangiran dan ingin menjelajahi Kota Sragen.

Mulai dari Rp210.000 per malamnya, kamu bisa memperoleh fasilitas yang memadai dengan pelayanan terbaik. Seperti adanya WiFi agar komunikasi dengan keluarga dan teman tetap terhubung.

RedDoorz Syariah @ Sakinah Guesthouse bisa jadi pilihan terbaik untuk penginapan di pusat kota Sragen. Bukan hanya karena harganya yang terjangkau, sekitar Rp280 ribuan saja, hotel ini menawarkan fasilitas yang layak baik untuk menginap seorang diri maupun bersama keluarga.

Hotel dekat dengan tempat wisata air Elok Waterpark dan NDayu Park, cocok untuk menyegarkan tubuh sambil berenang saat berada di Sragen.

Terakhir bisa mempertimbangkan Front One Hotel Sragen apabila kamu pada kedua hotel sebelumnya tidak mendapatkan kamar. Beralamat di Jl. Briggjen Katamso No.3, Front One Hotel Sragen sangat cocok bagi kamu yang ingin menghabiskan waktu liburan bersama teman dan keluarga.

Terdapat restoran dan cafe di dalam hotel jadi kamu tidak bingung apabila sewaktu-waktu merasa lapar. Berkisar di harga Rp260 ribuan per malamnya, fasilitas seperti kamar full AC, restoran, resepsionis 24 jam, hingga parkir yang luas sangat memudahkan mu selama menginap di hotel ini.

Baca Juga: 8 Oleh-Oleh Khas Sragen yang Wajib Dibawa Pulang

Jika sudah menentukan hotel atau penginapan yang sesuai dengan kebutuhanmu, kamu bisa memesannya melalui aplikasi Traveloka. Tidak perlu ragu untuk memesan hotel, Tiket Pesawat, Tiket Kereta Api, Tiket Bus, hingga Tiket Travel & Shuttle, karena sudah dijamin mudah dan aman.

Tidak hanya itu, Traveloka juga memberikan penawaran menarik lainnya seperti kode kupon Traveloka, promo bank, dan Promo BCA yang bisa kamu masukkan sebelum melakukan pembayaran!