Festival Lampion China merupakan salah satu tradisi budaya Tionghoa yang paling dikenal di dunia. Dirayakan setiap tanggal 15 di bulan pertama kalender lunar, festival ini menjadi penutup rangkaian Tahun Baru Imlek dan menandai awal musim semi bagi masyarakat Tionghoa.
Ciri khas dari perayaan ini adalah ribuan lampion yang dinyalakan dan dipajang di berbagai tempat, mulai dari rumah masyarakatnya hingga ruang publik. Namun, Festival Lampion bukan hanya soal keindahan lampu di malam hari. Di balik tradisi ini, tersimpan nilai sejarah, makna simbolis, dan kebiasaan turun-temurun yang terus dilestarikan hingga kini.
Yuk, mengenal tentang asal-usul festival, tradisi serunya, hingga hal-hal menarik yang bisa kamu saksikan jika hadir langsung di perayaannya.
Festival lampion, atau yang dikenal juga bahasa Mandarin sebagai Yuánxiāo Jié, dirayakan setiap tanggal 15 bulan pertama dalam kalender lunar Tiongkok. Artinya, festival ini menandai akhir resmi dari perayaan Tahun Baru Imlek yang biasanya berlangsung selama 15 hari.
Akar sejarahnya sangat panjang, bahkan sudah ada sejak lebih dari 2.000 tahun lalu! Asal-usul festival ini berhubungan erat dengan Kaisar Han Ming dari Dinasti Han, seorang penganut ajaran Buddha yang sangat taat.
Saat mengetahui bahwa para biksu Buddha menyalakan lentera di kuil-kuil sebagai bentuk penghormatan, ia kemudian memerintahkan agar seluruh rumah, kuil, dan istana kerajaan juga ikut menyalakan lentera pada malam hari di tanggal 15 bulan pertama. Sejak saat itulah Festival Lampion mulai dikenal.
Di masa Dinasti Song, festival ini semakin semarak dan dirayakan selama lima hari, bahkan hingga sepuluh hari pada masa Kaisar Chengzu di awal abad ke-15. Lentera yang digunakan kala itu sangat beragam, mulai dari yang terbuat dari kaca berwarna hingga batu giok, dengan lukisan-lukisan dari kisah rakyat yang melegenda.
Nah, sekarang kamu sudah tahu sejarahnya, saatnya mengenal fakta unik dari festival ini yang mungkin belum kamu tahu.
Coba kamu perhatikan, hampir semua lampion yang digunakan berwarna merah. Warna ini bukan tanpa alasan, lho. Dalam budaya Tionghoa, merah adalah simbol kebahagiaan, kemakmuran, dan keberuntungan. Tak heran kalau warna ini begitu mendominasi dalam perayaan apa pun di China, terutama di Festival Lampion.
Material pembuat lampion biasanya berasal dari kertas tipis atau sutra, dengan rangka dari bambu, kayu, atau kawat. Bentuknya pun beragam, ada yang oval, bulat, persegi, bahkan sebesar manusia!
Ternyata, lampion tidak hanya satu jenis. Ada tiga tipe yang sering kamu temui:
Satu lagi yang tidak boleh dilewatkan adalah menikmati tangyuan (untuk China utara) atau yuanxiao (untuk China selatan). Keduanya adalah bola-bola ketan yang diisi berbagai macam bahan manis, seperti gula merah, wijen, kacang, atau pasta kacang merah. Bentuknya yang bulat melambangkan bulan purnama dan juga keharmonisan keluarga.
Bukan hanya lampion yang jadi pusat perhatian. Festival ini juga dihiasi berbagai pertunjukan budaya yang mengesankan!
Tarian naga (barongsai) sudah ada sejak ribuan tahun lalu, dan diyakini bisa membawa keberuntungan serta mengusir bala. Para penari menggerakkan naga panjang yang terbuat dari kain dan bambu, mengikuti irama drum, gong, dan cymbal yang menggema.
Ada juga tarian singa, yang sering kamu temui acara pernikahan atau pembukaan toko. Singa dalam tarian ini dibuat sangat detail, dengan mata dan mulut yang bisa bergerak. Kadang-kadang, sang singa akan “meminta” angpao atau makanan dari penonton, menciptakan suasana yang lucu dan interaktif.
Jangan lewatkan juga tarian berjalan di atas enggrang, atau yang dikenal sebagai walking on stilts. Ini adalah seni rakyat kuno yang membutuhkan keseimbangan dan keberanian tinggi.
Para penari mengenakan kostum warna-warni dan memperagakan karakter seperti nelayan, biksu, atau badut, sambil berjalan dan melakukan aksi akrobatik di atas tiang kayu yang tinggi.
Kalau kamu berkesempatan hadir langsung, ini beberapa aktivitas yang wajib dicoba:
Camilan tradisional ini bukan hanya lezat, tapi juga punya filosofi mendalam. Bola ketan yang manis melambangkan keutuhan keluarga dan kebersamaan. Kamu bisa mencicipi varian isi mulai dari gula, kacang, hingga pasta buah mawar!
Salah satu tradisi paling menghibur adalah menulis teka-teki di kertas kecil yang digantung di lampion. Siapa yang bisa menebak dengan benar, biasanya mendapat hadiah kecil. Katanya, banyak kisah cinta yang bermula dari permainan ini, kamu bisa jadi penulis puisi rahasia di balik jawabanmu!
Menikmati pemandangan lampion menjadi momen paling dinanti! Menyaksikan ratusan bahkan ribuan lampion yang menyala bersamaan di malam hari adalah pengalaman yang sangat mengesankan.
Lampion berwarna merah, emas, hingga berbentuk hewan, bunga, dan karakter legenda menghiasi langit malam. Biasanya anak-anak dan keluarga membuat lampion mereka sendiri sebagai simbol doa dan harapan.
Buat kamu yang berencana menyaksikan langsung festival ini di China, berikut beberapa hotel yang bisa kamu pilih di kota-kota besar terfavorit di China:
Modena by Fraser Putuo Shanghai terletak strategis di Tongchuan Road, Putuo District, hanya beberapa kilometer dari pusat kota Shanghai. Kamu bisa dengan mudah mengunjungi Kuil Jade Buddha dan M50 Creative Park dari sini. Harga kamar mulai sekitar Rp1.152.223 per malam, dengan fasilitas lengkap seperti restoran, resepsionis 24 jam, Wi-Fi gratis, dan lift.
Putuo
Modena by Fraser Putuo Shanghai
9.1/10
•
Putuo
Rp 1.285.584
Rp 964.188
Berlokasi hanya 2 kilometer dari pusat kota Beijing, hotel Novotel Beijing Peace adalah hotel bintang 4 yang menawarkan akses mudah ke landmark populer seperti Forbidden City dan Tiananmen Square. Harga kamar mulai Rp1.384.078 per malam, dengan fasilitas kolam renang, restoran, dan pilihan kamar beragam, mulai dari Superior hingga Premier Suite.
Wangfujing
Novotel Beijing Peace
8.6/10
•
Wangfujing
Rp 2.026.689
Rp 2.026.615
Terletak di Pudong, Shanghai, dekat dengan World Expo Park dan pusat transportasi, hotel InterContinental Shanghai Expo berada di tepi sungai, menyajikan pemandangan malam yang menakjubkan. Hotel juga menyediakan fasilitas seperti restoran, kolam renang, pusat kebugaran, Wi-Fi, dan resepsionis 24 jam. Harga kamar mulai dari Rp1.493.380 per malam dengan berbagai tipe kamar yang nyaman.
Pudong
InterContinental Shanghai Expo by IHG
Pudong
Rp 2.070.613
Rp 2.026.483
Hotel mewah bintang 5 ini berada di jantung kota Guangzhou dengan lokasi yang sangat mudah dijangkau. Harga kamar di Guangzhou Guangzhou Marriott Hotel Tianhe mulai Rp2.131.732 per malam, menawarkan pilihan kamar yang luas dan pemandangan kota yang menawan, cocok untuk kamu yang ingin menikmati kemewahan selama festival.
Guangzhou CBD
Guangzhou Marriott Hotel Tianhe
8.9/10
•
Guangzhou CBD
Rp 3.154.340
Rp 2.365.755
Berlokasi di Jing’An, Shanghai, hotel The Puli Hotel And Spa menawarkan kenyamanan kelas atas khas hotel bintang 5 dengan harga kamar mulai Rp4.436.348 per malam. Fasilitas lengkap termasuk restoran, kolam renang, Wi-Fi, dan resepsionis 24 jam membuat pengalaman menginapmu semakin menyenangkan.
Jing'an
The Puli Hotel And Spa
Jing'an
Rp 6.123.592
Rp 4.592.694
Baca Juga: Jelajahi 10 Kota Terbesar di China
Jadi bagaimana, kamu tertarik untuk menyaksikan langsung festival lampion di China? Selain menikmati pemandangan lampion yang indah, kamu juga bisa lebih mengenal budaya hingga tradisi khas Tiongkok yang melekat pada perayaan ini.
Bagi kamu yang ingin merencanakan perjalanan, jangan lupa manfaatkan Traveloka untuk pesan hotel, tiket pesawat, kereta api, tiket bus atau tiket travel dan shuttle ke berbagai kota besar di China.
Cek juga kode kupon Traveloka dan promo bank, seperti promo BCA yang bisa kamu gunakan. Jadi tunggu apalagi? Yuk, catat tanggalnya dan siapkan perjalanan impian kamu menyaksikan salah satu festival paling menakjubkan di dunia.