Apa Itu Identity Theft, Ciri-Ciri & Cara Menghindarinya

Financial Bestie
28 Jul 2025 - Waktu baca 4 menit

Menjaga data pribadi di era digital seperti menjaga harta yang tak terlihat. Selain dari ancaman kehilangan identitas fisik, pelaku kejahatan digital sekarang bisa mencuri identitas hanya lewat celah kecil di dunia maya. Fenomena pencurian identitas di Indonesia menjadi isu serius karena sebagian besar aktivitas masyarakat telah berpindah ke ranah digital. 

Artikel ini akan membahas pengertian identity theft atau pencurian identitas, jenis-jenisnya, tanda-tanda yang perlu diwaspadai, langkah pencegahan, hingga apa yang harus dilakukan jika menjadi korban. Di akhir artikel, Anda akan menemukan solusi aman untuk bertransaksi dan beraktivitas digital, terutama saat bepergian, demi melindungi diri dari ancaman serangan identitas digital.

Pengertian Identity Theft

Maraknya kejahatan digital membuat istilah pencurian identitas semakin sering terdengar. Namun, banyak orang belum memahami seberapa luas dan berbahayanya kejahatan ini.

Pencurian identitas adalah tindakan memperoleh, menggunakan, atau menyalahgunakan informasi pribadi orang lain tanpa izin untuk mendapatkan keuntungan, biasanya secara finansial, atau melakukan kejahatan atas nama orang tersebut. Data yang dicuri bisa beragam, mulai dari nama lengkap, tanggal lahir, nomor KTP, detail kartu kredit, alamat email, hingga nama ibu kandung. Data yang tampak "remeh" pun dapat sangat berharga karena dapat dijadikan alat verifikasi akses layanan tertentu.

Di Indonesia, hukum terkait pencurian dan penyalahgunaan identitas telah diatur dengan tegas. Pelaku dapat diancam dengan pasal penipuan dalam KUHP, dengan sanksi yang bisa berupa kurungan penjara, terutama jika identitas palsu digunakan untuk kejahatan dengan kerugian material nyata.

Jenis-Jenis Kejahatan Pencurian Identitas

Agar lebih waspada, kita perlu mengenali kategori pencurian identitas. Tidak semua pencurian identitas berujung pada kerugian finansial langsung. Berikut jenis-jenisnya:

Criminal Identity Theft: Pelaku berpura-pura menjadi orang lain saat terlibat kasus hukum, membuat korban menerima surat panggilan atau dakwaan atas perbuatan yang tak ia lakukan.
Financial Identity Theft: Identitas korban digunakan untuk mengajukan kredit, pinjaman, atau membeli barang dan jasa atas nama mereka.
Identity Cloning: Pelaku membangun "kehidupan kedua" menggunakan identitas korban, sering kali tanpa terdeteksi lama.
Medical Identity Theft: Data medis korban digunakan untuk mendapat layanan kesehatan, yang bisa berisiko terhadap keselamatan bila data medis tercampur.
Child Identity Theft: Identitas anak digunakan demi keuntungan ilegal, sering tidak diketahui hingga anak dewasa.

Setiap jenis membawa konsekuensi berbeda: kerugian materi, rusaknya reputasi, hingga ancaman keamanan pribadi jangka panjang.

Ciri-Ciri Penipuan Identity Theft

Banyak mengira pencurian identitas hanya terjadi di negara lain atau menimpa orang terkenal. Faktanya, siapa pun bisa jadi korban, terutama di Indonesia, di mana literasi digital dan keamanan masih perlu ditingkatkan.

Tidak semua tanda pencurian identitas mudah dikenali. Namun, beberapa sinyal biasanya muncul dan perlu Anda waspadai:

Muncul tagihan mencurigakan: Notifikasi tagihan kartu kredit untuk pembelian yang tidak pernah Anda lakukan.
Akun baru dengan nama Anda: Tiba-tiba muncul akun media sosial atau layanan digital atas nama Anda yang tak pernah didaftarkan.
Tabungan berkurang tanpa sebab: Uang keluar dari rekening secara misterius.
Notifikasi transaksi tak dikenal: Pesan dari bank soal transaksi yang tidak pernah Anda lakukan.
Akun diambil alih: Tidak bisa mengakses akun digital karena password berubah.
Pesan aneh ke teman/keluarga: Teman menerima pesan permintaan uang atau informasi aneh dari akun Anda.

Cara Mencegah Identity Theft

Kunci utama melindungi diri dari kejahatan identitas adalah ketelitian, kesadaran, dan penerapan prinsip "lebih baik mencegah daripada mengobati." Ada beberapa langkah praktis yang wajib diterapkan sehari-hari untuk terhindar dari pelaku kejahatan identitas:

Jangan mudah membagikan data pribadi: Jika menerima email, telepon, atau pesan yang meminta informasi sensitif, pastikan keaslian pengirimnya.
Gunakan password kuat untuk tiap akun: Password yang kuat menggunakan campuran huruf besar kecil, angka, dan simbol. Hindari kombinasi mudah ditebak seperti tanggal lahir.
Rutin mengganti password: Terutama jika ada kabar kebocoran data pada platform atau aplikasi yang Anda gunakan.
Aktifkan Two-Factor Authentication (2FA): Banyak aplikasi kini mendukung verifikasi ekstra untuk keamanan lebih.
Tambahkan watermark pada dokumen identitas: Jika harus mengirim foto KTP, SIM, atau paspor secara digital, beri watermark untuk mencegah penyalahgunaan.

Ketika berbelanja atau transaksi online, pastikan situs yang digunakan memiliki protokol "https": simbol gembok di bilah alamat browser adalah tanda keamanan. Jangan mengisi form digital di platform yang belum jelas, dan tahan diri membagikan dokumen penting di media sosial.

Transaksi keuangan wajib dipantau rutin. Nyalakan notifikasi transaksi dari bank, cek mutasi rekening secara berkala untuk memastikan tidak ada aktivitas mencurigakan.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Terkena Identity Theft?

Sering kali rasa panik melanda ketika menyadari jadi korban. Namun, langkah cepat dan terukur penting agar kerugian tidak berkembang. Begitu mendeteksi kejanggalan, berikut langkah yang perlu Anda lakukan:

Segera ganti password di seluruh akun yang terkait dengan finansial dan identitas digital.
Laporkan kejadian ke pihak berwenang. Hubungi polisi setempat dengan membawa bukti dan kronologi kejadian.
Laporkan ke bank dan institusi terkait jika pencurian identitas berdampak pada akun finansial, kartu kredit, atau e-wallet. Minta pemblokiran sementara.
Beritahu orang terdekat agar mereka waspada dan tidak mudah percaya jika ada permintaan aneh dari akun Anda.

Langkah pertama dan kedua krusial untuk menghentikan kerugian lanjutan. Setiap detik bisa jadi kesempatan pelaku menguras akun atau merusak reputasi Anda.

Usai melapor, jangan biarkan kasus mengendap. Pantau terus proses penanganan dan siapkan dokumen pendukung: KTP, debit/kredit statement, screenshot bukti chat atau email, dan dokumen lainnya. Selain proses hukum, segera hubungi layanan pelanggan platform digital tempat kejadian terjadi. Banyak perusahaan kini menyediakan bantuan pemulihan akun dan pengembalian data, asalkan laporan disertai bukti otentik.

Secara hukum, Anda berhak mendapatkan perlindungan dan keadilan sesuai aturan di Indonesia. Jangan ragu untuk meminta bantuan OJK, bank, atau lembaga perlindungan konsumen jika kasus menyangkut layanan keuangan.

Tips tambahan: simpan dokumen penting hanya pada perangkat yang aman dan selalu backup di cloud terenkripsi. Jika identitas disalahgunakan, segera lapor ke instansi terkait untuk mencegah penyalahgunaan lebih lanjut.

Mari tingkatkan kewaspadaan digital dan pilih layanan yang mengutamakan keamanan identitas Anda!

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan