Apa Itu Reverse Budgeting, Cara Kerja & Manfaatnya

Financial Bestie
27 Jul 2025 - Waktu baca 4 menit

Pernahkah kamu merasa gaji selalu habis di akhir bulan dan tidak jelas ke mana perginya? Rasanya ingin menabung, tapi selalu gagal karena setelah gajian langsung bayar ini-itu. Ujung-ujungnya hanya sisa sedikit yang bisa masuk ke tabungan. Nah, jika kamu merasa relate, saatnya kenalan dengan metode keren ini: reverse budgeting.

Teknik pengelolaan keuangan ini banyak dibicarakan di berbagai sumber finansial dan mulai populer di Indonesia karena kesederhanaannya dan hasil nyata yang bisa langsung kamu rasakan.

Alih-alih ribet mencatat detail pengeluaran, reverse budgeting justru membalik cara orang biasanya mengelola uang. Penasaran bagaimana caranya dan mengapa metode ini membuat "nabung dulu, baru belanja" terasa lebih mudah? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Apa Itu Reverse Budgeting?

Sebelum praktek, tentu kamu perlu tahu dulu konsep dasarnya. Reverse budgeting adalah cara mengelola keuangan dengan memprioritaskan tabungan dan investasi terlebih dahulu setiap kali menerima penghasilan. Yang biasanya orang lakukan adalah menghitung pengeluaran, lalu jika ada sisa baru masuk ke tabungan. Dengan reverse budgeting, semua dibalik: kamu sisihkan uang untuk menabung di awal, lalu sisa uangnya digunakan untuk kebutuhan harian dan gaya hidup.

Metode ini dianggap unik karena berfokus pada tujuan besar (tabungan/investasi), bukan pengeluaran harian. Ini bukan sekadar cara mengatur uang, tapi juga membentuk mentalitas prioritas keuangan, alias membiasakan diri untuk "membayar masa depanmu sendiri" lebih dulu.

Secara umum, langkah reverse budgeting adalah seperti ini:

Pendapatan bersih kamu terima setiap bulan.
Langsung sisihkan sejumlah dana (misal: 25%) untuk tabungan/investasi sebelum dipakai untuk apa pun.
Baru sisa uang dipakai untuk pengeluaran rutin (biaya sewa, makan, transportasi, dll).
Uang lebih bisa digunakan untuk hiburan, shopping, atau lifestyle.

Misalnya, gaji kamu Rp8.000.000 sebulan dan komitmen untuk menabung 25%, maka langsung transfer Rp2.000.000 ke rekening tabungan/investasi. Sisa Rp6.000.000 bisa dipakai untuk pengeluaran harian.

Manfaat Reverse Budgeting

Berdasarkan berbagai sumber keuangan online di Indonesia dan luar negeri, reverse budgeting punya banyak kelebihan dibanding metode konvensional. Metode ini bukan cuma bikin nabung jadi prioritas, tapi juga mengubah cara pandang kamu soal uang, sehingga lebih sehat dan realistis menjalani gaya hidup hemat di tengah banyaknya godaan konsumsi.

Berikut ini beberapa manfaat yang sering disebut oleh para ahli dan praktisi keuangan:

1. Mudah Diterapkan

Reverse budgeting sangat mudah diterapkan, terutama buat kamu yang malas ribet mencatat satu per satu transaksi pengeluaran. Kamu cukup putuskan besar persentase menabung, lalu otomatis sisihkan di awal bulan. Sisanya? Bebas kamu atur!

2. Prioritas Tujuan Keuangan

Dengan membiasakan nabung dulu, kamu bisa lebih cepat mencapai tujuan finansial seperti dana darurat, rencana beli rumah, modal usaha, atau sekadar traveling impian. Setiap bulan, saldo tabungan/investasi bertambah dan membuat kamu makin semangat untuk konsisten.

3. Mengurangi Risiko Pengeluaran Tak Jelas

Karena sisa uang tiap bulan hanya bisa dipakai untuk kebutuhan harian, kamu jadi lebih waspada untuk jajan atau belanja impulsif. Ini yang sering membuat pengeluaran bocor tanpa sadar. Reverse budgeting membantu mengerem kebiasaan konsumtif karena "uang belanja" memang benar-benar ada batasnya.

4. Bangun Disiplin dan Habit Menabung

Reverse budgeting melatih self-control atau disiplin, karena kamu tahu uang tabungan sudah diamankan. Bahkan jika pendapatan bertambah, kamu bisa memperbesar porsi nabung tanpa harus ribet mengatur ulang pengeluaran harian. Gampang, kan?

5. Fleksibel dan Bisa Disesuaikan

Pendekatan ini cocok untuk hampir semua golongan usia dan profesi, dari mahasiswa, pekerja kantoran, sampai freelancer. Bahkan untuk investasi kripto atau instrumen investasi lainnya, reverse budgeting tetap relevan, karena kamu terbiasa konsisten alokasi dana sesuai target.

6. Lebih Bebas dengan Sisa Uang

Setelah kebutuhan pokok dan prioritas finansial terpenuhi, kamu boleh saja membelanjakan sisanya tanpa rasa bersalah. Inilah kenikmatan reverse budgeting, kamu bisa enjoy hidup, asal sudah menyelesaikan “kewajiban ke masa depan”.

7. Mendorong Inovasi dalam Pengeluaran

Karena dana untuk kebutuhan sehari-hari terbatas, kamu akan terdorong mencari cara kreatif menghemat, misal, masak sendiri, hunting promo, atau pilih transportasi publik. Semuanya jadi tantangan seru!

Cara Menerapkan Reverse Budgeting

Kalau dari tadi kamu berpikir, “kayaknya mudah banget”, benar kok! Reverse budgeting bisa langsung dipraktekkan siapa saja, tanpa perlu aplikasi canggih atau waktu lama untuk menyusun catatan keuangan. 

Namun, supaya hasilnya maksimal dan bisa bertahan lama, ada beberapa langkah praktis yang bisa kamu lakukan berdasarkan rekomendasi para pakar keuangan dan pengalaman berbagai sumber online. Yuk, simak cara mudah menerapkan reverse budgeting berikut ini:

1. Tentukan Persentase Tabungan (Saving Rate)

Langkah pertama: pikirkan berapa persen dari penghasilan bulanan yang ingin/harus kamu tabung. Standarnya, mulai dari 10%, tapi banyak sumber menyarankan di kisaran 20-30% agar lebih cepat mengumpulkan dana darurat dan mencapai tujuan finansial.

2. Sisihkan Setelah Gajian Bukan Sisa Pengeluaran

Begitu gaji masuk rekening, segera alokasikan dana tersebut ke rekening tabungan/investasi. Bisa lewat autodebet, transfer manual, atau pakai fitur dompet digital untuk membedakan rekening utama dan tabungan. Kunci keberhasilan reverse budgeting ada di sini: tabungan/investasi jadi prioritas, bukan menunggu sisa.

3. Bagi Sisa Uang untuk Pengeluaran Rutin

Setelah dana tabungan “diamankan”, kamu boleh atur sisa uang untuk pengeluaran harian: bayar sewa, listrik, transportasi, pulsa, makan, dan kebutuhan lainnya. Kalau sudah terbiasa dengan nominal tersebut, pengeluaran jadi lebih terkendali.

4. Tahan Godaan Ambil Dana Tabungan

Ini tantangan utama. Pastikan dana tabungan dan investasi tidak mudah diakses untuk pengeluaran sehari-hari. Kalau perlu, pilih rekening yang tidak punya ATM atau “kering” selama beberapa waktu.

5. Sesuaikan Gaya Hidup dengan Budget Sisa

Jangan khawatir kalau di awal terasa “sempit”. Lama-lama kamu akan terbiasa dan jadi lebih kreatif mengatur pengeluaran. Bisa jadi, kamu akan menemukan banyak hal yang ternyata bisa dihemat tanpa mengurangi kualitas hidup.

6. Evaluasi dan Tingkatkan Persentase Nabung

Setiap kali ada kenaikan pendapatan atau bonus, langsung tingkatkan persentase saving. Misal, naik dari 20% ke 30%, atau dari 10% ke 20%. 

Gabungkan reverse budgeting dengan goal-based saving, yaitu buat tabungan terpisah untuk tiap tujuan (dana darurat, liburan, DP rumah, dll).
Kalau punya utang, pastikan angsuran bulanan tetap bisa dibayar dari sisa budget setelah nabung.
Untuk investasi (misal: kripto, saham, reksadana), reverse budgeting bisa membantu kamu rutin “top up” setiap bulan tanpa kelewatan momen beli murah.

Reverse budgeting jadi solusi buat kamu yang sering merasa sulit nabung atau selalu gagal jika mulai budgeting tradisional. Metode ini memprioritaskan masa depan di atas segala rutinitas finansial bulanan. Dari berbagai sumber yang saya baca, kunci keberhasilan reverse budgeting hanya dua: komitmen dan disiplin.

Mulai segera, nggak perlu pakai alasan nunggu gaji naik. Coba dulu satu bulan, rasakan sendiri bedanya! Lama-lama, menabung bukan lagi beban, tapi jadi habit yang menyenangkan. Tabungan bertambah, hidup lebih tenang, dan kamu tetap bisa menikmati sisa uang tanpa rasa bersalah.

Dalam Artikel Ini

• Apa Itu Reverse Budgeting?
• Manfaat Reverse Budgeting
• 1. Mudah Diterapkan
• 2. Prioritas Tujuan Keuangan
• 3. Mengurangi Risiko Pengeluaran Tak Jelas
• 4. Bangun Disiplin dan Habit Menabung
• 5. Fleksibel dan Bisa Disesuaikan
• 6. Lebih Bebas dengan Sisa Uang
• 7. Mendorong Inovasi dalam Pengeluaran
• Cara Menerapkan Reverse Budgeting
• 1. Tentukan Persentase Tabungan (Saving Rate)
• 2. Sisihkan Setelah Gajian Bukan Sisa Pengeluaran
• 3. Bagi Sisa Uang untuk Pengeluaran Rutin
• 4. Tahan Godaan Ambil Dana Tabungan
• 5. Sesuaikan Gaya Hidup dengan Budget Sisa
• 6. Evaluasi dan Tingkatkan Persentase Nabung
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan