
Mengelola keuangan perusahaan bukan sekadar mencatat pemasukan dan pengeluaran. Ini adalah tentang memastikan likuiditas tetap terjaga. Salah satu alat ukur likuiditas yang sangat penting adalah cash ratio.
Artikel ini akan membahas apa itu cash ratio, unsur-unsur yang mendasarinya, kegunaannya untuk kesehatan bisnis, cara praktis menghitungnya, hingga contoh nyata di dunia usaha Indonesia. Pada bagian akhir, Anda akan melihat bagaimana pemahaman cash ratio bisa memengaruhi keputusan travel atau bisnis Anda di era digital.
Ketika berbicara tentang likuiditas perusahaan, ada berbagai rasio yang bisa diukur. Namun, cash ratio menempati posisi khusus sebagai indikator paling konservatif dalam menilai kesehatan keuangan jangka pendek suatu bisnis. Untuk memahami lebih dalam, mari kita bahas definisi dan perbedaannya dibandingkan rasio keuangan lain.
Cash ratio adalah rasio keuangan yang membandingkan total kas dan setara kas perusahaan dengan total kewajiban lancarnya. Dalam istilah sederhana, cash ratio menunjukkan seberapa siap perusahaan untuk melunasi semua utang jangka pendeknya kapan pun ditagih. Kas di sini mencakup uang tunai (baik fisik maupun yang tersimpan di bank) serta instrumen keuangan lain yang semudah kas untuk dicairkan, seperti deposito atau surat berharga jangka pendek.
Berbeda dengan rasio keuangan lain, cash ratio sangat konservatif karena hanya menghitung aset yang benar-benar bisa langsung digunakan untuk membayar utang. Dengan demikian, cash ratio memberikan batas aman terendah dari sisi likuiditas.
Setelah memahami pengertian dan komponennya, Anda mungkin bertanya: untuk apa cash ratio ini digunakan, dan mengapa penting bagi bisnis maupun pihak eksternal? Jawabannya, cash ratio berperan penting sebagai alat ukur kesehatan likuiditas sekaligus penguji kepercayaan di mata kreditor, investor, dan mitra usaha Anda.
Nilai cash ratio yang tinggi mengindikasikan perusahaan memiliki cadangan kas yang memadai untuk membayar semua hutang jangka pendek tanpa kesulitan. Sebaliknya, rasio di bawah angka ideal dapat menandakan potensi risiko krisis likuiditas, di mana perusahaan kesulitan menunaikan pembayaran tagihan tepat waktu. Ini sangat penting di tengah persaingan yang ketat, karena satu keterlambatan dalam pembayaran bisa berdampak pada reputasi bisnis secara keseluruhan.
Bagi kreditor dan investor, cash ratio menjadi parameter utama untuk menilai seberapa aman dana mereka. Kreditor tentu ingin memastikan perusahaan mampu membayar cicilan atau tagihan, sementara investor menilai risiko finansial sebelum menanamkan modal. Jika cash ratio rendah, baik kreditor maupun investor akan cenderung menuntut bunga lebih tinggi atau menghindari kerjasama.
Pengetahuan tanpa praktik tidak akan berbuah hasil. Sekarang, mari bahas rumusnya beserta cara interpretasi hasilnya sehingga Anda bisa langsung menerapkannya di perusahaan sendiri.
Rumus dasar cash ratio sangat sederhana:
Cash Ratio = (Kas + Setara Kas) / Kewajiban Lancar
Dari sini, ada tiga komponen utama yang wajib Anda perhatikan:
Anda hanya perlu mengambil angka-angka ini dari laporan keuangan terakhir dan memasukkannya ke dalam rumus untuk menganalisis hasilnya.
Secara umum, standar ideal cash ratio adalah 1. Artinya kas dan setara kas perusahaan cukup untuk membayar 100% kewajiban lancar—ini sudah tergolong sangat konservatif dibandingkan current ratio maupun quick ratio.
Konsep tanpa contoh akan sulit dipraktikkan. Mari lihat contoh nyata dari dua sektor industri yang berbeda di Indonesia untuk memperjelas penghitungan dan analisa cash ratio.
Misalkan perusahaan Mitra Manufaktur memiliki:
Cash Ratio = (150.000.000 + 250.000.000) / 200.000.000 = 2
Artinya, Mitra Manufaktur mampu membayar dua kali lipat dari total utang jangka pendek. Ini mengindikasikan posisi keuangan mereka sangat aman.
Nilai ideal cash ratio bisa berbeda di tiap sektor. Misalnya:
Dengan memiliki cash ratio sesuai kebutuhan industri dan tetap dalam batas ideal, perusahaan dapat menjaga kontinuitas operasional tanpa khawatir terhadap krisis likuiditas mendadak.
Setelah memahami pentingnya cash ratio sebagai tolak ukur kesehatan keuangan, kini saatnya Anda mengambil tindakan nyata untuk memudahkan pengelolaan bisnis secara digital. Di era serba online, solusi praktis dan efisien sangat diperlukan, termasuk dalam pengelolaan perjalanan bisnis.
Saatnya kelola cash ratio dan perjalanan bisnis Anda secara profesional!










