Dalam ilmu ekonomi, kebutuhan manusia dikelompokkan menjadi tiga kategori utama berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Ketiga kategori ini membantu kita memahami bagaimana manusia mengatur prioritas mereka berdasarkan situasi, kondisi, dan sumber daya yang dimiliki.
Artikel ini akan berfokus pada kebutuhan tersier, termasuk contohnya dalam masyarakat modern Indonesia, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta dampaknya terhadap perekonomian.
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang biasanya tidak bersifat mendesak, namun lebih kepada pemenuhan gaya hidup atau pencapaian status sosial. Kebutuhan ini cenderung muncul ketika kebutuhan primer dan sekunder seseorang telah terpenuhi.
Misalnya, seseorang yang telah memiliki rumah sederhana mungkin merasa perlu untuk membeli vila di area wisata untuk meningkatkan kenyamanan hidup atau sebagai investasi. Atau, individu yang sudah memiliki kendaraan standar mungkin ingin membeli mobil sport karena fungsinya yang lebih mementingkan gaya dibandingkan utilitas.
Dalam konteks masyarakat modern Indonesia, kebutuhan tersier sering kali dipengaruhi oleh globalisasi, perkembangan teknologi, dan gaya hidup urban. Berikut adalah beberapa contoh kebutuhan tersier yang umum:
1. Gadget Premium
Smartphone kelas atas seperti iPhone atau perangkat gaming canggih menjadi contoh kebutuhan tersier. Meskipun seorang individu bisa hidup dengan ponsel biasa, gadget premium menawarkan kebanggaan dan fitur tambahan yang meningkatkan pengalaman pengguna.
2. Perjalanan Liburan Eksklusif
Paket liburan mewah ke luar negeri atau resort eksklusif di dalam negeri, seperti Bali dan Lombok, menjadi pilihan populer untuk memenuhi kebutuhan tersier.
3. Aksesori Mewah
Tas bermerek seperti Louis Vuitton atau Hermes, serta jam tangan premium seperti Rolex, sering kali dijadikan simbol status sosial.
4. Kendaraan Mewah
Kendaraan seperti Tesla, Mercedes-Benz, atau BMW tidak hanya tampil sebagai alat transportasi, tetapi juga memberikan kesan sukses bagi pemiliknya.
5. Hobi yang Mewah
Anggota klub golf eksklusif, koleksi lukisan seniman terkenal, atau bahkan berlian sebagai investasi adalah beberapa contoh hobi yang mencerminkan kebutuhan tersier.
6. Hunian Mewah
Apartemen di pusat kota atau vila di destinasi wisata adalah contoh lainnya. Properti ini tidak hanya digunakan sebagai tempat tinggal, tetapi sering juga dianggap sebagai investasi bergengsi.
Kebutuhan tersier seseorang tidak muncul begitu saja, melainkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Berikut adalah beberapa aspek yang berperan besar:
1. Pendapatan
Tingkat pendapatan adalah faktor utama yang menentukan apakah seseorang dapat mengalokasikan dana untuk memenuhi kebutuhan tersier. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin besar kemungkinan untuk memenuhi kebutuhan ini.
2. Budaya dan Tradisi
Di beberapa budaya, memiliki barang mewah atau acara besar (seperti pesta pernikahan megah) adalah simbol status yang penting.
3. Gaya Hidup
Orang yang tinggal di kota besar seperti Jakarta cenderung lebih sering terpapar tren atau standar hidup yang tinggi, sehingga kebutuhan tersier lebih menonjol.
4. Teknologi dan Media Sosial
Dengan berkembangnya media sosial, orang lebih mudah melihat gaya hidup orang lain yang mungkin menjadi aspirasi. Hal ini memengaruhi keinginan mereka untuk membeli barang atau pengalaman yang serupa.
5. Tren Global dan Lokasi Geografis
Sebagai negara dengan pertumbuhan kelas menengah pesat, Indonesia melihat perubahan gaya hidup yang signifikan, didorong oleh globalisasi dan urbanisasi.
Kebutuhan tersier ternyata memiliki dampak besar terhadap perekonomian, terutama di negara berkembang seperti Indonesia:
1. Mendorong Pertumbuhan Industri Barang Mewah
Permintaan untuk barang dan jasa premium mendorong pertumbuhan sektor barang mewah di dalam negeri.
2. Lapangan Kerja
Industri pariwisata, fashion premium, gadget, dan otomotif mendapatkan keuntungan dari kebutuhan tersier, sehingga menciptakan lebih banyak peluang kerja.
3. Peningkatan PDB
Pengeluaran untuk barang-barang non-essensial berkontribusi pada perekonomian secara keseluruhan.
4. Kesadaran Investasi
Dengan tumbuhnya kebutuhan akan properti atau perhiasan, banyak orang mulai menganggap barang-barang ini bukan hanya sebagai konsumsi tetapi juga investasi jangka panjang.
Namun, jika tidak diimbangi dengan perencanaan keuangan yang baik, kebutuhan tersier juga dapat menyebabkan tekanan finansial pada individu dan keluarga.
Meskipun memenuhi kebutuhan tersier dapat meningkatkan kualitas hidup dan memberikan kepuasan pribadi, sangat penting untuk menyeimbangkannya dengan kemampuan finansial. Berikut adalah tips untuk mengelola kebutuhan tersier secara bijak:
Pastikan kebutuhan primer dan sekunder telah tercukupi sebelum mengalokasikan dana untuk kebutuhan tersier.
Pilih barang-barang yang tidak hanya mendukung gaya hidup, tetapi juga memiliki nilai investasi.
Tetapkan batas pada pengeluaran untuk kebutuhan tersier agar tidak mengorbankan keuangan jangka panjang.
Pemahaman tentang kebutuhan tersier tidak hanya membantu kita menyadari sisi gaya hidup masyarakat Indonesia, tetapi juga memberikan landasan penting untuk membuat pilihan finansial yang lebih bijaksana. Dengan memahami dan mengelola kebutuhan tersier, kita dapat menikmati manfaatnya tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.