Jenis-Jenis Risiko Investasi & Cara Meminimalisirnya

Financial Bestie
27 May 2025 - 3 min read

Apakah kamu sering merasa ragu untuk mulai berinvestasi hanya karena mendengar istilah “risiko investasi”? Banyak orang menganggap risiko sebagai sesuatu yang menakutkan dan harus dihindari. Namun, tahukah kamu bahwa risiko sebenarnya bisa menjadi peluang jika dipahami dan dikelola dengan baik? Dengan strategi yang tepat, risiko justru dapat membuka jalan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Artikel ini akan membahas secara mendalam pengertian risiko investasi, jenis-jenisnya yang sering ditemui, serta langkah-langkah efektif untuk meminimalisir risiko tersebut. Dengan memahami informasi ini, kamu bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi. Mari pelajari bersama agar aktivitas investasimu menjadi lebih aman, nyaman, dan tentunya lebih menguntungkan!

Apa Itu Risiko Investasi?

Risiko investasi adalah peluang terjadinya kerugian atau hasil yang tidak sesuai harapan dari suatu penempatan dana. Setiap keputusan keuangan pasti membawa risiko, tak terkecuali saat menanam modal di instrumen apa pun. Risiko bisa muncul karena perubahan kondisi ekonomi, ketidakpastian pasar, atau faktor lainnya yang di luar kendali.

Memahami risiko investasi akan membantumu mengambil keputusan yang lebih bijak, sehingga potensi keuntungan bisa tetap maksimal dengan rasa percaya diri yang lebih tinggi. Konsep risiko juga sejalan dengan istilah high risk high return; semakin besar risiko, semakin tinggi pula peluang imbal baliknya.

Jenis Jenis Risiko Investasi

Risiko dalam investasi sangat beragam. Berikut adalah beberapa jenis risiko yang perlu kamu pahami sebelum mengambil keputusan:

1. Risiko Pasar

Risiko pasar berasal dari fluktuasi harga akibat perubahan ekonomi, kebijakan pemerintah, atau situasi global. Contohnya, harga saham bisa anjlok drastis karena isu geopolitik, resesi ekonomi, atau bahkan pengumuman kebijakan moneter. Investor perlu memahami bahwa risiko ini sulit dihindari karena pengaruhnya bersifat luas dan mencakup seluruh pasar.

2. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas terjadi ketika kamu kesulitan mencairkan aset investasi menjadi uang tunai tanpa mengurangi nilainya secara signifikan. Misalnya, properti atau obligasi tertentu mungkin membutuhkan waktu lama untuk dijual. Instrumen seperti ini tidak cocok untuk kebutuhan dana darurat. Sebaliknya, instrumen seperti deposito atau reksadana pasar uang lebih likuid dan mudah dicairkan.

3. Risiko Kredit

Risiko kredit lebih sering terjadi pada investasi pendapatan tetap seperti obligasi. Risiko ini muncul ketika penerbit obligasi, seperti perusahaan atau pemerintah, gagal melunasi pokok dan bunga pinjaman. Untuk mengelola risiko ini, penting bagi investor untuk memeriksa peringkat kredit penerbit (rating) dari lembaga pemeringkat seperti Moody’s atau Fitch, serta diversifikasi portofolio agar tidak bergantung pada satu penerbit saja.

4. Risiko Inflasi

Inflasi dapat menggerus daya beli uang yang diinvestasikan, terutama jika imbal hasil investasi lebih rendah dari tingkat inflasi tahunan. Contohnya, deposito dengan bunga 4% per tahun tidak akan cukup jika inflasi mencapai 5%. Untuk melindungi nilai investasi, pilih instrumen dengan return potensial lebih tinggi seperti saham, reksadana saham, atau properti yang umumnya mampu mengimbangi kenaikan inflasi.

5. Risiko Suku Bunga

Perubahan suku bunga dapat memengaruhi nilai berbagai instrumen investasi, khususnya obligasi dan deposito berjangka. Ketika suku bunga naik, harga obligasi yang beredar cenderung turun karena investor lebih memilih obligasi baru dengan kupon lebih tinggi. Hal ini berarti, investor yang memegang obligasi lama bisa mengalami penurunan nilai pasar. Sebagai langkah mitigasi, pertimbangkan diversifikasi durasi obligasi dalam portofolio.

6. Risiko Valuta Asing

Investasi pada instrumen berdenominasi mata uang asing, seperti obligasi dalam dolar AS atau saham luar negeri, menghadirkan risiko perubahan nilai tukar. Misalnya, jika rupiah menguat, konversi nilai investasi dalam mata uang asing ke rupiah bisa lebih rendah dari yang diharapkan. Untuk mengurangi risiko ini, penting memantau tren pasar valuta asing dan mempertimbangkan hedging jika diperlukan.

7. Risiko Sistematik dan Non-Sistematik

Risiko sistematik adalah risiko yang tidak dapat dihindari karena berasal dari faktor eksternal seperti krisis ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, atau pandemi global. Risiko ini memengaruhi seluruh pasar tanpa terkecuali. Salah satu cara untuk menghadapinya adalah dengan berinvestasi jangka panjang agar fluktuasi pasar bisa diserap secara bertahap.
Risiko non-sistematik hanya memengaruhi perusahaan atau industri tertentu. Misalnya, kerugian akibat manajemen buruk, inovasi yang gagal, atau isu internal perusahaan. Diversifikasi portofolio dengan berinvestasi di berbagai sektor dan perusahaan dapat membantu meminimalkan dampak risiko ini.

Cara Meminimalisir Risiko Investasi

Mengetahui cara mengelola risiko menjadi kunci sukses meraih hasil optimal dari investasimu. Berikut beberapa strategi yang bisa langsung kamu praktikkan:

1. Diversifikasi Portofolio

Bagikan dana investasimu pada beberapa instrumen berbeda, misalnya saham, reksa dana, obligasi, serta properti. Cara ini dapat menurunkan risiko kerugian besar jika salah satu instrumen mengalami penurunan nilai.

2. Riset Sebelum Berinvestasi

Sebelum membeli produk investasi, luangkan waktu untuk riset tentang prospek, histori kinerja, risiko spesifik, dan legalitasnya. Jangan mudah tergoda oleh imbal hasil tinggi tanpa pertimbangan matang.

3. Tentukan Profil Risiko Pribadi

Pahami seberapa besar toleransimu terhadap kerugian. Setiap orang punya tingkat kenyamanan berbeda-beda dalam menghadapi risiko. Dengan mengetahui profil risiko, kamu bisa memilih produk yang paling sesuai.

4. Pantau Investasi Secara Berkala

Jangan biarkan investasi berjalan tanpa pengawasan. Lakukan evaluasi secara rutin agar kamu bisa segera mengambil tindakan jika ada tanda-tanda penurunan performa instrumen yang dipilih.

5. Gunakan Fitur Keuangan Digital

Manfaatkan teknologi, seperti aplikasi perencana keuangan dan pembayaran fleksibel, untuk membantu mengatur anggaran berinvestasi serta mengelola hasil investasi. Dengan kemudahan ini, proses investasi jadi lebih transparan dan terukur.

6. Ikuti Edukasi Keuangan

Aktif mencari pengetahuan lewat webinar keuangan, artikel, maupun komunitas. Dengan bertambahnya wawasan, kamu akan lebih siap menghadapi berbagai dinamika pasar, sehingga risiko investasi dapat diatasi dengan strategi yang tepat.

Berinvestasi memang tak pernah lepas dari risiko. Namun, dengan memahami jenis risiko investasi dan cara meminimalisirnya, kamu dapat menjalankan strategi yang cerdas dan aman. Pilihan investasi terbaik bukanlah yang tanpa risiko, melainkan yang paling sesuai dengan tujuan dan kemampuanmu.

Dalam Artikel Ini

• Apa Itu Risiko Investasi?
• Jenis Jenis Risiko Investasi
• 1. Risiko Pasar
• 2. Risiko Likuiditas
• 3. Risiko Kredit
• 4. Risiko Inflasi
• 5. Risiko Suku Bunga
• 6. Risiko Valuta Asing
• 7. Risiko Sistematik dan Non-Sistematik
• Cara Meminimalisir Risiko Investasi
• 1. Diversifikasi Portofolio
• 2. Riset Sebelum Berinvestasi
• 3. Tentukan Profil Risiko Pribadi
• 4. Pantau Investasi Secara Berkala
• 5. Gunakan Fitur Keuangan Digital
• 6. Ikuti Edukasi Keuangan
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan