Mengenal Pengertian Lending & Perbedaannya dengan Funding

Financial Bestie
29 Aug 2025 - Waktu baca 3 menit

Dalam lanskap keuangan modern, istilah lending semakin sering muncul terutama di tengah gempuran inovasi digital dan kemudahan akses yang ditawarkan oleh berbagai platform finansial. Banyak pelaku usaha dan individu di Indonesia kini dapat memperoleh modal melalui beragam layanan lending yang kian marak, dari lembaga tradisional hingga perusahaan fintech. 

Artikel ini akan membedah secara rinci apa itu lending, bagaimana mekanismenya, ragam jenis lending yang beredar serta membandingkannya dengan konsep funding yang juga semakin populer. Dengan pemahaman mendalam, diharapkan Anda dapat mengambil keputusan finansial yang tepat dalam dunia yang terus berubah ini.

Apa Itu Lending?

Di era digital, tantangan memperoleh modal untuk kebutuhan bisnis maupun konsumsi semakin menemukan solusinya lewat layanan lending yang berkembang pesat. Namun, sebelum menyelami lebih dalam berbagai tipenya, penting untuk memahami definisi mendasar dari lending dalam dunia keuangan.

Lending merupakan proses peminjaman dana dari satu pihak (lender) kepada pihak lain (borrower) dengan persyaratan pengembalian sesuai dengan waktu dan bunga tertentu. Dalam praktiknya, lending telah menjadi tulang punggung sistem keuangan, baik melalui institusi besar seperti bank maupun platform digital modern. Di Indonesia, lending bukan hanya milik lembaga keuangan formal, namun telah merambah ranah peer-to-peer (P2P) lending dan fintech yang menawarkan kemudahan akses modal untuk masyarakat luas.

Sebenarnya, lending melibatkan perjanjian pinjam-meminjam di mana pemberi pinjaman menyalurkan dana kepada penerima pinjaman dengan kesepakatan pengembalian berikut bunga atau imbal hasil tertentu. Di platform digital, proses lending bahkan dapat dilakukan sepenuhnya secara online tanpa perlu tatap muka, mempercepat pencairan dana hingga hanya hitungan hari, jauh lebih efisien dibandingkan prosedur perbankan tradisional yang memerlukan persyaratan berlapis dan waktu lama.

Biasanya, proses lending meliputi:

Pengajuan pinjaman oleh borrower dengan detail kebutuhan dan kemampuan pengembalian.
Penilaian kelayakan oleh lender atau platform, yang dapat melibatkan analisa risiko atau screening sederhana.
Pencairan dana jika memenuhi syarat.
Pembayaran kembali oleh peminjam sesuai jadwal, berikut bunga atau fee yang telah disepakati.

Mekanisme ini berlaku baik di lembaga keuangan konvensional maupun di platform P2P lending yang kini menjamur di Indonesia.

Lending vs Funding

Dengan berkembangnya berbagai skema pendanaan, penting memahami perbedaan mendasar antara lending dan funding karena keduanya memiliki sumber dana, tujuan penggunaan, dan risiko yang berbeda.

Setelah memahami apa itu lending dan ragamnya, mari bandingkan langsung dengan konsep funding yang juga semakin populer dalam dunia keuangan dan investasi di Indonesia.

Perbandingan Sumber Dana dan Peran Investor

Perbedaan utama antara lending dan funding terletak pada sumber dana dan peran pemberi modal. Dalam lending, dana berasal dari pihak yang memberikan pinjaman (lender), sedangkan pada funding, dana berasal dari investor yang membeli saham, obligasi, atau berpartisipasi dalam proyek bisnis.

Pada skema lending baik konvensional maupun digital, sumber dana berasal dari lembaga keuangan, individu, atau komunitas yang bersedia memberikan pinjaman. Dana ini dialirkan dengan tujuan pengembalian plus bunga, sehingga lender fokus pada imbal hasil dan keamanan modalnya.

Fintech dan P2P lending menurut OJK juga melibatkan banyak lender individu yang dapat memilih proyek atau peminjam yang ingin didanai.

Sebaliknya, pada funding, sumber dana berasal dari investor yang menanam modal dalam bentuk saham perusahaan, obligasi, atau investasi pada proyek tertentu. Di sini, investor bukan hanya menunggu pengembalian dana, tetapi juga berharap mendapatkan capital gain, dividen, atau bagian laba jika bisnis berkembang pesat.

Crowdfunding dan equity funding adalah contoh populer, di mana pemodal berkontribusi langsung terhadap sukses atau gagal proyek yang didanai.

Tujuan Penggunaan Dana dan Imbal Hasil

Baik lending maupun funding, tujuan penggunaan dana dan potensi imbal hasil (return) sangat berbeda. Ini menjadi alasan mengapa pemilihan skema harus disesuaikan kebutuhan dan profil risiko masing-masing.

Dana yang diperoleh lewat lending digunakan untuk membiayai aktivitas konsumsi, modal kerja, investasi usaha kecil, hingga kebutuhan mendesak lainnya. Imbal hasil bagi lender berupa bunga tetap atau fee sesuai perjanjian, tidak terpengaruh oleh performa bisnis borrower. Artinya, lender cenderung memperoleh return stabil selama borrower mampu membayar tepat waktu.

Dalam skema funding, dana digunakan untuk investasi jangka panjang, pengembangan produk baru, atau ekspansi bisnis. Imbal hasil bagi investor bisa jauh lebih besar (capital gain, dividen, profit sharing), tetapi risikonya juga tinggi jika bisnis gagal berkembang atau bahkan rugi.

Pada crowdfunding, investor bisa memperoleh reward berupa produk gratis, saham startup, atau bagian dari laba bisnis.

Risiko dan Konsekuensi Hukum

Risiko dalam lending dan funding sangat berbeda, mulai dari risiko gagal bayar hingga masalah hukum yang mengintai baik lender maupun investor.

Dalam lending, lender berhadapan dengan risiko gagal bayar oleh borrower, penipuan, atau data yang tidak valid. Untuk borrower, risiko utamanya adalah kegagalan cash flow yang menyebabkan keterlambatan pembayaran dan denda.

Platform fintech lending di Indonesia kini diawasi oleh OJK, sehingga peminjam dan pemberi dana mendapat perlindungan hukum yang lebih baik. Namun, lender tetap harus selektif dengan memilih platform resmi dan melakukan analisa risiko sebelum menyalurkan dana.

Pada skema funding, investor menghadapi risiko kerugian modal, bisnis gagal, tidak mendapat imbal hasil, hingga masalah hukum jika bisnis tidak dikelola transparan. Funding melalui saham atau obligasi memerlukan verifikasi legalitas perusahaan dan analisa mendalam prospek bisnis. Konsekuensi hukum pada funding lebih kompleks karena melibatkan kontrak investasi, hak kepemilikan, dan kemungkinan dispute di masa depan.

Lending dan funding adalah dua pilar utama dalam ekosistem keuangan modern Indonesia. Ambil keputusan yang cerdas dan maksimalkan peluang bisnis serta pengalaman hidup dengan solusi digital yang tepat.

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan