Perbedaan KPR Konvensional dan KPR Syariah: Mana Pilihan Terbaik?

Financial Bestie
23 Jun 2025 - Waktu baca 3 menit

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusi utama bagi banyak masyarakat Indonesia untuk mewujudkan impian memiliki rumah pribadi. Namun, sebelum memutuskan, penting untuk memahami perbedaan KPR konvensional dan KPR syariah agar Anda dapat memilih kredit yang paling sesuai dengan kebutuhan dan prinsip keuangan Anda. A

Artikel ini akan membahas secara detail perbedaan, keunggulan, serta tips memilih KPR terbaik. Simak selengkapnya di bawah ini.

Pengertian KPR Konvensional dan KPR Syariah

Memahami konsep dasar KPR konvensional dan KPR syariah sangat penting agar Anda tidak salah langkah saat memilih jenis pembiayaan rumah. Setiap sistem KPR memiliki mekanisme dan prinsip yang berbeda, baik dari sisi transaksi hingga sumber keuntungannya.

Kedua jenis KPR ini menawarkan solusi kepemilikan rumah, namun karakteristik dan cara kerjanya sangat berbeda. Berikut penjelasan mendasarnya. Sebelum membahas detail perbedaannya, mari kita telusuri definisi masing-masing sistem.

Pengertian KPR Konvensional

KPR konvensional adalah fasilitas kredit yang disediakan oleh bank dengan sistem bunga. Dalam skema ini, bank memberikan pinjaman dana ke nasabah untuk membeli rumah, kemudian nasabah membayar cicilan bulanan yang terdiri dari pokok pinjaman ditambah bunga. Suku bunga ini dapat bersifat tetap (fixed) pada tahun-tahun awal, lalu berubah-ubah (floating) sesuai suku bunga acuan Bank Indonesia pada tahun-tahun berikutnya.

Pengertian KPR Syariah

KPR syariah adalah produk pembiayaan rumah yang menggunakan prinsip syariah dan bebas riba. Sistem ini tidak menerapkan bunga, melainkan menggunakan skema akad seperti murabahah (jual beli) atau musyarakah mutanaqisah (kerjasama berangsur). Dalam prosesnya, bank syariah membeli rumah yang diinginkan nasabah, lalu menjualnya kembali ke nasabah dengan harga yang sudah disepakati sebelumnya, termasuk margin keuntungan yang transparan.

Proses Transaksi KPR Konvensional dan KPR Syariah

Setiap sistem KPR memiliki skema transaksi yang berbeda dan hal ini menjadi pembeda utama.

Pada KPR konvensional, prosesnya cukup sederhana: bank mengucurkan dana kepada nasabah, yang kemudian digunakan untuk membeli rumah. Nasabah kemudian mengangsur pokok pinjaman plus bunga kepada bank sesuai tenor yang disepakati. Jika terjadi keterlambatan pembayaran, umumnya nasabah dikenakan denda tambahan.

Pada KPR syariah, bank terlebih dahulu membeli rumah yang diinginkan nasabah. Kemudian, rumah tersebut dijual kepada nasabah dengan nilai cicilan tetap yang telah disepakati di awal, mencakup harga pokok ditambah margin keuntungan bank. Tidak ada bunga, sehingga seluruh besaran cicilan bulanan sudah pasti sejak awal pengajuan hingga lunas.

Perbedaan KPR Konvensional dan KPR Syariah

Perbedaan mendasar antara KPR konvensional dan KPR syariah tidak hanya terletak pada konsep bunga, namun juga pada cara bank mendapatkan keuntungan, kebijakan denda, hingga masa tenor pinjaman. Memahami perbedaan ini akan membantu Anda menetapkan pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhan dan prinsip Anda.

1. Sistem Bunga dan Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh bank dalam kedua sistem ini didasarkan pada prinsip yang sangat berbeda. Keuntungan bank dalam KPR konvensional berasal dari bunga yang dibebankan pada setiap cicilan nasabah. Suku bunganya bisa tetap dalam periode awal, dan kemudian berubah mengikuti suku bunga acuan BI (floating rate), sehingga cicilan dapat meningkat atau menurun di masa depan. Hal ini berpotensi menimbulkan ketidakpastian jumlah cicilan di tengah jalan.

Pada KPR syariah, bank memperoleh keuntungan dari margin penjualan yang sudah disepakati di awal transaksi, bukan dari bunga. Tidak ada perubahan nilai cicilan, sehingga nasabah bisa lebih mudah mengatur keuangan karena besaran cicilan akan tetap hingga akhir masa pembayaran. Keuntungan ini menjadikan KPR syariah bebas dari riba dan lebih sesuai bagi mereka yang mengutamakan kepastian dan kehalalan transaksi.

2. Tenor dan Denda

Selain dari segi bunga, tenor dan sanksi keterlambatan pembayaran juga menjadi faktor pembeda. KPR konvensional biasanya menawarkan jangka waktu pembayaran lebih panjang, umumnya 10 hingga 30 tahun. Ini cocok bagi Anda yang ingin cicilan lebih ringan dan jangka panjang. Sementara itu, KPR syariah biasanya memberikan tenor antara 5 hingga 15 tahun saja. Karena tenornya lebih singkat, cicilan bulanan bisa jadi lebih besar dibandingkan KPR konvensional untuk jumlah pinjaman yang sama.

Pada KPR konvensional, denda akan dikenakan bila nasabah terlambat membayar cicilan. Jumlahnya cukup variatif tergantung kebijakan bank. Sedangkan di KPR syariah, umumnya tidak ada denda keterlambatan. Jika terjadi keterlambatan, penyelesaian dilakukan secara kekeluargaan dan transparan, sesuai prinsip syariah.

KPR Mana yang Paling Tepat?

Memahami perbedaan simulasi cicilan pada KPR konvensional dan syariah sangat penting sebelum mengambil keputusan. Setiap skema memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing.

1. Simulasi KPR

Untuk mendapatkan gambaran jelas, simulasikan cicilan bulanan Anda sebelum mengajukan KPR. Jika Anda mengambil KPR konvensional, misal selama dua tahun pertama bunga tetap enam persen, maka cicilan relatif ringan. Namun, jika pada tahun ketiga bunga acuan BI naik hingga sepuluh persen, maka cicilan bulanan Anda akan meningkat secara signifikan. Ini berarti harus siap mengatur ulang keuangan saat bunga naik.

Untuk KPR syariah, simulasi lebih sederhana karena nilai cicilan sudah pasti. Jika Anda mengambil akad murabahah, seluruh harga rumah dan margin keuntungan sudah diketahui di awal. Tidak akan ada perubahan cicilan, berapa pun lamanya Anda mencicil. Hal ini memudahkan perencanaan keuangan jangka panjang, khususnya bagi keluarga muda yang ingin stabilitas pengeluaran.

2. Memilih KPR yang Tepat

Keputusan memilih KPR hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan, prinsip, dan kondisi keuangan Anda. KPR konvensional bisa menjadi pilihan jika Anda ingin tenor cicilan panjang agar nominal bulanan lebih ringan, serta tidak terlalu mempermasalahkan fluktuasi bunga. Sistem ini juga biasanya menawarkan down payment (DP) lebih rendah, bahkan hingga nol persen pada program tertentu.

KPR syariah sangat cocok untuk Anda yang mengutamakan transaksi bebas riba dan ingin kepastian nominal cicilan. Dengan sistem pembayaran yang transparan dan tetap, risiko perubahan cicilan di masa depan dapat dihindari. Selain itu, KPR syariah ideal bagi yang ingin menjalankan prinsip keuangan sesuai ajaran Islam.

Dalam memilih KPR, baik konvensional maupun syariah, sangat penting menyesuaikannya dengan kebutuhan dan prinsip hidup Anda. Jika Anda mendambakan tenor panjang, KPR konvensional bisa dipilih. Sedangkan jika Anda mencari kepastian cicilan tetap dan transaksi bebas riba, KPR syariah adalah jawaban tepat.

Dalam Artikel Ini

• Pengertian KPR Konvensional dan KPR Syariah
• Pengertian KPR Konvensional
• Pengertian KPR Syariah
• Proses Transaksi KPR Konvensional dan KPR Syariah
• Perbedaan KPR Konvensional dan KPR Syariah
• 1. Sistem Bunga dan Keuntungan
• 2. Tenor dan Denda
• KPR Mana yang Paling Tepat?
• 1. Simulasi KPR
• 2. Memilih KPR yang Tepat
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan