Tips Atur Pesangon dengan Tepat Agar Tak Cepat Habis

Financial Bestie
23 Jun 2025 - Waktu baca 2 menit

Setiap orang tentu ingin meniti karier hingga masa pensiun dengan mulus. Namun, di tengah situasi ekonomi yang dinamis dan meningkatnya kasus PHK, banyak pekerja harus menghadapi kenyataan kehilangan pekerjaan secara mendadak. Pesangon menjadi penyelamat utama dalam kondisi ini.

Jika tidak diatur dengan bijak, pesangon bisa cepat habis sebelum Anda menemukan penghasilan baru. Artikel ini membahas tuntas tips atur pesangon agar tetap aman, tahan lama, dan mendukung masa transisi Anda menuju peluang karier berikutnya.

Apa Itu Pesangon?

Pesangon adalah uang yang diberikan perusahaan ketika terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) atau pensiun dini. Besarannya biasanya dipengaruhi oleh masa kerja, jabatan, dan aturan ketenagakerjaan. Selain pesangon utama, karyawan bisa menerima uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak. Pemahaman yang jelas tentang hak dan besaran pesangon sangat penting agar Anda tidak dirugikan.

Tips Atur Pesangon yang Tepat

Mengelola pesangon secara cermat adalah kunci menjaga kestabilan keuangan saat penghasilan utama hilang. Salah langkah dalam mengatur pesangon bisa membuatnya habis dalam waktu singkat, sedangkan Anda masih butuh waktu untuk kembali bekerja atau membangun usaha baru. Dengan pengaturan yang tepat, pesangon dapat menjadi modal berharga untuk menghadapi masa transisi dengan tenang dan persiapan matang.

1. Kenali Jumlah dan Hak Anda

Sebelum menggunakan pesangon, penting untuk memahami dengan baik jumlah dan jenis pesangon yang Anda terima. Cek Rincian Pesangon: Pastikan semua komponen pesangon sudah diterima. Jika ada keraguan, mintalah penjelasan dari bagian HR. Pahami Hak Sesuai UU Ketenagakerjaan:

Perhitungan pesangon diatur dalam UU Cipta Kerja dan peraturan turunannya. Misalnya, masa kerja di bawah satu tahun berhak atas 1 kali gaji bulanan, sementara yang lebih dari setahun akan mendapatkan lebih. Konsultasi dengan Ahli: Jika merasa ada hak yang belum terpenuhi, konsultasikan dengan HRD perusahaan atau ahli hukum ketenagakerjaan.

2. Evaluasi Kondisi Keuangan Saat Ini

Setelah memahami jumlah pesangon, evaluasi kondisi keuangan pribadi Anda dengan teliti. Hitung Aset, Utang, dan Kebutuhan Bulanan: Catat semua aset likuid, utang yang harus dibayar, dan kebutuhan bulanan. Serta simulasikan arus kas Anda tanpa gaji. Ini membantu menentukan berapa lama Anda dapat bertahan dengan pesangon.Identifikasi Prioritaskan kebutuhan penting, dan pangkas pengeluaran konsumtif yang tidak mendesak.

3. Prioritaskan Kebutuhan Pokok

Pesangon seharusnya diprioritaskan untuk kebutuhan pokok agar Anda bisa bertahan selama masa tanpa penghasilan. AlGunakan pesangon terlebih dahulu untuk kebutuhan seperti makan, sewa, listrik, dan transportasi. Lalu, pastikan dana pesangon bisa membiayai kebutuhan pokok hingga 3-6 bulan ke depan untuk memberi waktu mencari kesempatan baru.

4. Lunasi Utang dengan Bijak

Utang, terutama yang berbunga tinggi, dapat menjadi beban besar jika tidak segera ditangani. Anda bisa menyelesaikan utang berbunga besar terlebih dahulu untuk menghindari bunga membengkak. Kemudian, Jika ada kesulitan membayar cicilan, negosiasikan restrukturisasi dengan pihak pemberi pinjaman. Hindari utang baru yang konsumtif serta jangan tergoda mengambil utang baru untuk kebutuhan konsumtif yang tidak mendesak.

5. Dana Darurat dan Investasi

Dana darurat sangat penting untuk menghadapi kejadian tak terduga selama masa transisi.

Simpan sebagian pesangon sebagai dana darurat yang setara dengan 3-6 bulan kebutuhan. Anda juga bisa menggunakan instrumen rendah risiko seperti deposito atau reksa dana pasar uang untuk menjaga dana tetap likuid. Perlu diingat, jangan terbuai dengan janji keuntungan besar dari investasi tak jelas.

6. Gunakan untuk Pengembangan Diri

Pesangon dapat dimanfaatkan untuk investasi produktif seperti peningkatan keterampilan.

Alokasikan sebagian pesangon untuk pelatihan yang bisa menambah nilai jual Anda di pasar kerja. Jika ingin membuka usaha, pastikan Anda sudah memiliki rencana bisnis yang matang.

7. Hindari Pengeluaran Impulsif

Dalam menghadapi masa tidak pasti, pengendalian diri terhadap pengeluaran sangat penting. Hindari membeli barang sekunder yang tidak mendesak.Gunakan juga prinsip delay gratification dengan mengusahakan menunda kesenangan jangka pendek dan fokus pada kestabilan keuangan jangka panjang.

8. Konsultasi dengan Perencana Keuangan

Jika ragu mengelola dana pesangon sendiri, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan perencana keuangan profesional. Mereka dapat membantu membuat rencana pengelolaan pesangon sesuai dengan situasi keuangan dan tujuan masa depan Anda.

Mengatur pesangon secara disiplin menjadi bekal penting menghadapi masa-masa transisi setelah PHK atau pensiun dini. Mulai dari mengecek hak, menyusun anggaran ketat, melunasi utang, menyiapkan dana darurat, hingga menginvestasikan dana untuk pengembangan diri, adalah langkah penting untuk menjaga pesangon tetap aman.

Sebagai pelengkap, gunakan layanan TPayLater dari Traveloka untuk mengatur arus kas dan kebutuhan pembayaran dengan fleksibel. TPayLater tidak hanya berguna untuk pembelian produk Traveloka, tetapi juga untuk pembayaran di berbagai merchant.

Dalam Artikel Ini

• Apa Itu Pesangon?
• Tips Atur Pesangon yang Tepat
• 1. Kenali Jumlah dan Hak Anda
• 2. Evaluasi Kondisi Keuangan Saat Ini
• 3. Prioritaskan Kebutuhan Pokok
• 4. Lunasi Utang dengan Bijak
• 5. Dana Darurat dan Investasi
• 6. Gunakan untuk Pengembangan Diri
• 7. Hindari Pengeluaran Impulsif
• 8. Konsultasi dengan Perencana Keuangan
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan