Total Akomodasi | 110 Properties |
Area Populer | Ngadisari |
Hotel Populer | Grand Whiz Hotel Bromo, ARTOTEL Cabin Bromo |
Objek Wisata Populer | Gunung Bromo |
Jika berada di Sukapura, kamu juga bisa mengunjungi Ngadisari
Jika kamu sedang liburan di Sukapura, area terbaik untuk menginap adalah di sekitar Paiton, Kraksaan, Gading, Mayangan, Kademangan, Kanigaran, Tongas, Krucil, Dringu, Sumberasih.
Hotel yang paling populer dan banyak dipesan oleh wisatawan diantaranya Grand Whiz Hotel Bromo, ARTOTEL Cabin Bromo, Bromo Permai 1, Bromo Terrace Hotel, Istana Petani Hotel, Homestay View Bromo, Lava View Lodge, Bawangan Bromo Hotel & Resto, Cemara Indah Hotel Bromo, De Potrek Bromo Hotel & Restaurant
Saat ini, ada sekitar 110 hotel yang dapat kamu pesan di Sukapura
Sukapura merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Probolinggo. Sukapura berada tepat di jalur yang selalu dilewati oleh wisatawan yang ingin mengunjungi Taman Nasional Bromo Tengger.
Sukapura terdiri dari 12 desa, di antaranya adalah Desa Sukapura, Jetak, Ngadas, Ngadirejo, Wonokerto, Sepikerep, Wonoroto, Kedasih, Ngepung, Sariwani, Ngadisari, dan Pakel.
Kebanyakan masyarakat Sukapura berasal dari suku Tengger. Suku ini sudah menyebar di beberapa desa yang ada di Sukapura dan Semeru.
Anda bisa menggunakan kereta api dengan tujuan pemberhentian di Stasiun Probolinggo. Jika Anda pergi dari Stasiun Pasar Senen, Jakarta biasanya akan menghabiskan waktu tempuh 14 jam, sedangkan jika menggunakan kendaraan pribadi akan menghabiskan waktu tempuh 18 jam. Anda bisa menggunakan akses Tol Pantura atau Cikopo.
Anda bisa menggunakan pesawat dengan tujuan pendaratan Bandara Abdur Rachman Saleh dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam jika ditempuh dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta. Selanjutnya, untuk melanjutkan perjalanan ke Sukapura, Anda bisa menyewa mobil yang ada di bandara atau taksi dengan jarak tempuh sekitar 54 kilometer.
Air terjun ini terletak di Desa Ngepung, Kecamatan Sukapura. Air Terjun Watu Lawang memiliki bentuk menyerupai pintu masuk atau lawang.
Untuk menuju ke air terjun ini, Anda harus menuju Probolinggo Kota, lalu menuju ke arah Bromo. Air terjun ini sudah dikelola pemerintah, sehingga memiliki fasilitas yang memadai.
Dari tempat parkir yang ada di air terjun, Anda perlu berjalan kaki lagi selama kurang lebih 20 menit. Selama perjalanan menuju Air Terjun Lawang, Ada akan menemukan beberapa air terjun lainnya, namun tidak terlalu besar dan tinggi.
Ada baiknya jika Anda tidak datang ke air terjun ini ketika sedang musim hujan karena debit air terjun akan bertambah banyak dan deras. Oleh karena itu, daerah ini akan rawan longsor pada musim hujan.
Air terjun ini berada di Desa Sukapura. Untuk sampai di air terjun ini, Anda tinggal melakukan perjalanan menuju Bromo dari kota. Kurang lebih 500 meter setelah pasar Sukapura, Anda akan menemukan sebuah kantor Telkom. Di samping kantor tersebut, Anda dapat menemukan sebuah gang kecil yang merupakan satu-satunya akses menuju Air Terjun Umbulan.
Dari gang kecil, Anda hanya perlu mengikuti jalan sampai ke Air Terjun Umbulan. Jika Anda ingin berkunjung ke air terjun ini, disarankan jangan datang ketika musim hujan atau selepas hujan karena biasanya jalan menuju air terjun akan sangat licin.
Ngadisari terletak di Kecamatan Sukapura. Desa ini merupakan desa terakhir yang ada di Kecamatan Sukapura. Daerah Ngadisari adalah pintu masuk untuk bisa sampai di Gunung Bromo. Ngadisari memiliki ketinggian mencapai 1.000 meter di atas permukaan laut, sehingga suhu udara di daerah ini akan sangat dingin meski ada terik matahari.
Hong Ulun Basuki Langgeng sendiri memiliki arti salam sejahtera dan keselamatan untuk semua. Kata ‘Hong Ulun Basuki Langgeng’ tertera di pintu masuk Desa Ngadisari.
Di sini, Anda akan menemukan banyak sekali pedagang sayuran karena memang kebanyakan masyarakat sekitar bermata pencaharian sebagai petani sayur. Saat di Ngadisari, Anda akan melihat beberapa tempat yang sudah ditanam pohon cemara. Di sudut lain, anda juga akan melihat ladang yang sudah masyarakat petakkan.
Masyarakat Ngadisari biasanya menggunakan sarung untuk pakaian sehari harinya. Sarung ini merupakan busana tradisional setempat. Selain sarung, biasanya, masyarakat juga memakai kupluk dan jaket yang sangat tebal karena memang suhu udaranya yang sangat dingin.
Tidak banyak transportasi yang bisa Anda gunakan di sini. Biasanya, masyarakat memberikan tumpangan untuk wisatawan yang ingin menuju Gunung Bromo. Beberapa kuda dan motor akan siap mengantarkan Anda berkeliling.