Total Akomodasi | 23 Properties |
Area Populer | Lembeh Utara, Maesa |
Hotel Populer | Kungkungan Bay Resort, Lembeh Resort |
Objek Wisata Populer | Selat Lembeh, Pelabuhan Bitung |
Jika berada di Bitung, kamu juga bisa mengunjungi Lembeh Utara, Lembeh Selatan, Ranowulu, Aertembaga, Girian, Matuari, Madidir, Maesa
Jika berada di Bitung, kota yang paling dikungjungi oleh wisatawan adalah Manado, Tomohon, Kotamobagu, Minahasa Utara, Minahasa, Minahasa Selatan, Kepulauan Sangihe, Bolaang Mongondow, Minahasa Tenggara, Kepulauan Sitaro.
Hotel yang paling populer dan banyak dipesan oleh wisatawan diantaranya Kungkungan Bay Resort, Lembeh Resort, Bastianos Lembeh Dive Resort, favehotel Bitung - North Sulawesi, Botanica Nature Resort, Cocotinos Lembeh Boutique Dive Lodge, Dabirahe Dive, Spa and Leisure Resort - Lembeh, RedDoorz plus @ Bitung City Center, RedDoorz Plus near Pelabuhan Bitung, Phoenix Hotel Bitung
Saat ini, ada sekitar 23 hotel yang dapat kamu pesan di Bitung
Bitung merupakan salah satu kota yang berada di Sulawesi Utara. Kota ini berkembang pesat karena terdapat beberapa pelabuhan yang menjadi salah satu faktor pendukungnya. Oleh karena itu, Bitung disebut sebagai kota pelabuhan. Secara hukum adat, Bitung merupakan tanah Minahasa yang terletak di timur laut Minahasa. Wilayah Bitung terdiri dari daratan yang berada di kaki Gunung Dua Saudara dan sebuah pulau yang bernama Lembeh.
Bitung bermula ketika daerah yang dulunya banyak ditumbuhi oleh pepohonan ini digunakan oleh nelayan untuk berlabuh setelah melakukan aktivitas melaut. Bisa dikatakan bahwa letak Kota Bitung sangat strategis untuk berlabuh karena wilayah ini dilindungi oleh Pulau Lembeh yang dapat menahan hempasan ombak besar.
Simon Tudus adalah seorang nelayan yang sedang membuat gubuk untuk persinggahannya saat itu. Dia melihat bahwa tempat yang dibangun gubuk itu banyak ditumbuhi pohon-pohon bitung yang sangat subur. Saat itu, Simon mulai bepikir bahwa tempat yang dia singgahi memang sering disinggahi oleh para nelayan dari Tonsea hingga Maluku. Sejak saat itu, jika ada nelayan yang bertanya nama daerah tersebut, Simon akan menjawab “Daerah Bitung.”
Sebagian penduduk Kota Bitung berasal dari suku Minahasa, suku Sangihe, dan komunitas etnis Tionghoa. Biasanya, pendatang Kota Bitung berasal dari suku Jawa dan Gorontalo yang sebagian besar bekerja sebagai pedagang. Sebagian besar masyarakat Bitung beragama Kristen Protestan. Bahasa yang sering digunakan adalah bahasa Manado sebagai bahasa ibu dan bahasa Sangihe yang digunakan oleh masyarakat suku Sangir.
Kebudayaan Kota Bitung sendiri sangat dipengaruhi oleh budaya Sangihe dan Talaud karena banyaknya penduduk yang berasal dari suku Sangir.
Sebagian besar 45,06% daratan Kota Bitung berombak dan berbukit, 32,73% bergunung, 4,18% daratan landau, dan 18,03% berombak. Secara spesifik, kota ini berkembang menjadi wilayah perkotaan, industri, perdagangan, dan jasa.
Kota Bitung berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara di sebelah utara dan barat. Sementara itu, Laut Maluku menjadi perbatasan Kota Bitung di sebelah selatan dan timur.
Anda bisa menaiki pesawat dengan tujuan pendaratan di Bandara Sam Ratulangi, Manado. Setibanya di bandara, Anda harus melanjutkan perjalanan ke Bitung menggunakan kendaraan umum, seperti bus atau taksi.
Saat ini, terdapat 2 Pelabuhan besar di Sulawesi Utara, yaitu Pelabuhan Manado dan Bitung. Biasanya, Pelabuhan Bitung digunakan untuk tempat berlabuhnya kapal internasional dan provinsi.
Sistem transportasi darat Kota Manado dilayani oleh minibus atau angkutan kota, seperti mikrolet, taksi argo, dan bus Damri.
Selat Lembeh merupakan perairan sempit yang memisahkan daratan utama Pulau Sulawesi dengan Pulau Lembeh. Selat Lembeh merupakan salah satu objek daya tarik wisata Kota Bitung. Di sini, wisatawan bisa menikmati berbagai macam aktivitas air, salah satunya adalah diving. Ketika diving, Anda akan melihat pemandangan bawah laut yang sangat indah. Flora dan Fauna yang cantik di Selat Lembeh sangatlah memesona siapa pun yang menemukannya.
Pulau Lembeh yang berada di sebelah selatan Bitung ini merupakan benteng alam yang sangat tepat untuk melindungi Pelabuhan Bitung dari gelombang air laut.
Pelabuhan Bitung merupakan pelabuhan alam terbesar di Sulawesi Utara. Di pelabuhan ini, terdapat dermaga khusus milik Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI). Berbagai jenis kapal, naik dari dalam dan luar negeri pasti berlabuh di Pelabuhan Bitung. Jadi, sangat disayangkan jika Anda tidak mengunjungi pelabuhan yang bersejarah ini saat sedang di Sulawesi Utara.
Monumen bersejarah pada Perang Dunia II ini terletak di Batu Lubang, tepian Pulau Lembeh. Monumen ini terlihat angat jelas dari daratan Bitung, seakan menyampaikan ucapan selamat datang di Pulau Lembeh.
Taman Marga Satwa Tandurusa berlokasi di Aertembaga, Bitung. Anda dapat menjumpai berbagai macam primata dengan ukuran terkecil di dunia, yaitu Tarsius, monyet kecil yang hanya ada di Pulau Sulawesi.
Tempat wisata ini berada di Kelurahan Makawidey, Kecamatan Aertembaga, Sementara itu, Gunung Tangkoko berada di wilayah Kelurahan Batu Puti, Kecamatan Ranowulu.
Gunung ini berada di Kecamatan Ranowulu. Bagi Anda yang sangat menyukai aktivitas alam seperti mendaki, Anda bisa mencoba jelajahi Gunung Dua Saudara. Di sini, Anda akan disuguhi dengan pemandangan yang sangat menakjubkan.
Lokasi ini berupa tempat karamnya kapal sewaktu Perang Dunia Kedua. Tempat ini sangat cocok untuk para penyelam yang ingin menengok sejarah di bawah laut. Bangkai kapal pada Perang Dunia Kedua ini berada di dua lokasi, yakni di bawah laut Kelurahan Mawali, Lembeh Utara dan di bawah laut depan Bimoli, Kecamatan Madidir.
Di sini, wisatawan akan menemukan banyak pantai dengan balutan pasir putih dan air jernih, di antaranya Pantai Millenium, Batu Putih, Langi, Tanjung Merah, Pasir Panjang, Teluk Kasuari, Teluk Kungkungan, dan Teluk Walenekoko.
Untuk hotel di Bitung, Anda tak perlu khawatir karena ada banyak penginapan berupa hotel dan homestay yang dapat dijadikan sebagai tempat beristirahat. Pilihlah hotel yang sesuai dengan kebutuhan dan bujet Anda.
Bitung sangat unggul dengan kekayaan akan hasil lautnya. Jadi, Anda bisa membeli ikan yang ada di Bitung sebagai oleh-oleh. Ikan-ikan yang akan dijadikan sebagai buah tangan akan disajikan dalam bentuk olahan yang dikemas dalam kaleng, sehingga praktis untuk dibawa. Anda bisa datang ke Kelurahan Girian untuk mendapatkan oleh-oleh ikan kemasan ini. Ikan kemasan di kelurahan ini jual dengan harga mulai dari Rp50.000 hingga Rp200.000.