P E L A Y A N A N Y A N G B U R U K Kami kesulitan menemukan lokasi penginapan ini, karena tidak ada papan nama yang terpasang di lokasi, melainkan hanya secarik kertas berukuran 2XA4, yang tulisannya ditulis tangan saja, yang tidak terlihat jelas karena hanya ditempel di bagian luar pintu gerbang besi yang terbuka. Ketika kami sampai di penginapan, kami segera menemui petugas penerima tamunya yang ada di lantai dua, agar kami dapat segera masuk kamar dan beres-beres. Tetapi petugas penerima tamunya mengatakan bahwa seluruh kamar telah penuh. Kemudian kami menanyakan ulang ke petugas tersebut apabila betul bahwa seluruh kamar telah penuh, padahal sebelumnya kami memesan kamar tersebut secara online yang menyebutkan kamar kosong masih tersedia di penginapan itu. Tetapi kembali si penerima tamu mengatakan bahwa seluruh kamar telah penuh. Pada saat menerima kami, si penerima tamu tidak mengecek data atau informasi apapun, baik secara manual ataupun online, juga tidak untuk data diri kami, berulangkali hanya mengatakan bahwa seluruh kamar telah penuh. Bahkan kemudian si penerima tamu kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda karena kedatangan kami (yaitu bermain game dan menonton video dari henponnya). Di meja penerimaan, tidak terdapat komputer atau peralatan elektronik apapun selain henpon yang digunakan oleh si penerima tamu. Dengan lelah, kami memutuskan untuk terlebih dahulu menunggu dan beristirahat, duduk di sebuah peti kayu panjang keras di samping meja penerimaan, menggunakan wifi penginapan (yang untungnya username dan passwordnya masih terpampang di secarik kertas yang ditempel di dinding samping pintu masuk), dan kemudian menghubungi pihak agen online agar mereka dapat menyelesaikan permasalahan yang kami alami. Tetapi sayangnya kami tidak langsung mendapatkan pertolongan dari pihak agen online, sehingga setelah mencoba menunggu selama satu jam, kami menanyakan kepada si penerima tamu apabila kami diperbolehkan untuk mem-video-kan kejadian tersebut, kronologisnya, serta pernyataan langsung dari si penerima tamu soal kamarnya, agar kami dapat mengajukan klaim dan refund secara penuh kepada pihak agen online. Setelah itu akhirnya si penerima tamu baru menanyakan data diri saya, kemudian pergi ke ruangan lainnya, kemudian kembali lagi ke meja penerimaan tamu dengan membawa henpon lainnya, mengecek paspor saya, dan akhirnya mengantarkan kami untuk menempati sebuah kamar. Pihak agen online kemudian baru menghubungi kami setelah kami berada di kamar. Mereka menanyakan apabila kami dimintakan uang tambahan oleh pihak penginapan atau apabila masih ada yang dapat mereka bantu. Kamar yang kami dapatkan cukup untuk beristirahat saja, tetapi seprai sarung bantal handuk selimut yang ada di kamar kondisinya dekil dan berbau apek, serta kami tidak mendapatkan fasilitas seperti yang disebutkan saat pemesanan (tidak ada kamar mandi dalam kamar, tidak ada air panas untuk membuat minuman dimanapun di penginapan). Keesokan harinya masih terjadi hal yang menambah kekecewaan kami terhadap penginapan itu. Satu-satunya pintu gerbang penginapan ditutup entah oleh siapa, menyebabkan pintu gerbangnya tidak dapat dibuka kembali, karena set kunci pintu gerbangnya tersebut memang sudah rusak, sehingga tidak ada seorangpun penghuni kamar yang dapat masuk atau keluar penginapan. Nomor telpon yang tercantum di pintu gerbang juga tidak dapat dihubungi (tidak diangkat dan tidak dapat dihubungi sama sekali), sehingga perlu beberapa waktu dan upaya keras dari kami (saya dan beberapa penghuni kamar lainnya, serta tetangga penjaga toko di sekitar penginapan) untuk berhasil membuka paksa gerbang tersebut. I think Traveloka should stop selling the rooms of this premise on your marketplace.