Penerbangan dari Lubuk Linggau ke Bima bisa jadi alternatif yang baik untuk memulai perjalanan wisata anda. Selain itu, penerbangan yang menghubungkan kedua kota juga mempermudah akses menuju Bima sehingga setiap keperluan dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah. Bima, sebuah kota di NTB adalah destinasi yang patut dijelajahi untuk menemukan keindahan, jejak sejarah, dan kearifan yang bernilai tinggi.
Penerbangan ke Bima dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan dimotori oleh sejumlah maskapai seperti Citilink (non reguler) dan Batik Air. Penerbangan ke Bima setidaknya akan berakhir dan mendarat setelah mengudara selama 25 jam 10 menit. Durasi penerbangan yang cukup panjang ini termasuk dengan waktu transit atau jadwal berganti pesawat di bandara persinggahan. Ada beragam skema harga tiket yang dapat dipilih. Biaya perjalanan yang paling murah adalah Rp. 4.039.864 sedangkan tiket termahal dipasarkan dengan harga Rp. 5.471.700.
Pesawat tujuan Bima diberangkatkan dari Bandar Udara Silampari (LLJ) yang berada di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Bandara ini melayani penerbangan domestik ke luar Lubuk Linggau. Pelayanan Silampari didukung oleh operasional maskapai Batik Air yang melayani rute tunggal ke Jakarta. Di masa depan, beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia, Lion Air, dan Air Asia direncanakan akan membuka rute penerbangan di bandara ini.
Sebagai bandara kelas III, Silampari sangat ideal untuk dikembangkan. Saat ini, pihak pengelola sedang melakukan berbagai rencana pembangunan jangka panjang termasuk memperluas apron bandara, membangun menara kontrol berstandar tinggi, memperbarui kapasitas area parkir, serta merencanakan pembukaan rute-rute baru. Tentu saja saat ini Silampari sudah memiliki fasilitas penunjang yang cukup memadai seperti terminal penumpang, taman, rumah ibadah, dan kantin. Landasan pacu di Bandara Silampari berukuran 2.250 x 30 meter.
Penerbangan menuju Bima berakhir setelah pesawat yang anda tumpangi mendarat di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin (BMU) yang jadi bandara andalan untuk perjalanan dari dan ke kota – kabupaten Bima, NTB. Bandara ini menghubungkan Bima Raya dengan berbagai destinasi seperti Lombok, Denpasar, Selayar, Makassar, dan Labuan Bajo. Bandara ini juga jadi pusat operasional bagi sejumlah maskapai seperti Wings Air, NAM Air, Susi Air, dan Citilink.
Bandara Bima merupakan bandara terbesar di pulau Sumbawa. Dengan landasan pacu berukuran 2.200 x 30 meter, bandara ini layak didarati pesawat tipe Boeing 737 dan Airbus A320. Sebagai bandara kelas II, bandara Bima selalu berusaha memberikan kenyamanan bagi para penumpang melalui pengadaan berbagai fasilitas penunjang seperti taksi bandara, gerai ATM, tempat ibadah, dan bangunan terminal yang relatif masih baru.
Kota Bima terletak di pulau Sumbawa, tepatnya di sisi sebelah timur. Kota ini berbatasan dengan Kabupaten Bima di ke tiga sisi serta perairan teluk Bima menjadi batas alami di sebelah barat. Perekonomian kota Bima ditunjang oleh berbagai kegiatan yang menghasilkan seperti perikanan, pertambangan, kehutanan, hingga pertanian dengan jagung dan padi sebagai komoditas utama yang dihasilkan. Perkembangan Bima sebagai sebuah kota yang ramai telah dimulai sejak era pra kemerdekaan Indonesia. Kini, Bima telah berkembang jadi kota maju dengan fasilitas yang sangat lengkap mulai dari sarana pendidikan, pusat bisnis, hingga media massa.
Sebagai daerah yang sudah cukup tersohor, Bima menerima kunjungan wisata yang lumayan signifikan. Orang-orang datang ke sini bukan untuk sekadar melihat suasana kotanya, namun untuk menjelajahi lebih jauh daya tarik dan keindahan Bima. Bima memang punya potensi wisata yang sangat besar dan jenisnya beragam mulai dari wisata sejarah, kebudayaan, pantai, dan jelajah pulau.
Jantung wisata sejarah di Bima berada di Keraton Kesultanan Bima yang dikenal sebagai Asi Mbojo dan telah mendapat status sebagai bangunan cagar budaya nasional. Usia bangunan ini sudah hampir memasuki 1 abad namun kondisinya masih sangat terawat sampai hari ini. Asi Mbojo sekarang difungsikan sebagai objek wisata sejarah dimana berbagai artefak peninggalan Kerajaan Bima disimpan di tempat ini. Bima masih punya berbagai spot wisata sejarah dan budaya yang sangat menarik seperti Museum Samparaja, pusat produksi kain Tenun di Rabadompu, serta situs Danatraha yang merupakan kompleks pemakaman Kesultanan Bima.
Bima juga dikenal dengan wisata baharinya yang sangat menawan. Secara geografis, kota Bima memang menghadap ke perairan teluk Bima. Agar dapat menikmati keindahan alam kota Bima, pengunjung bisa datang ke pantai-pantai yang ada di Bima seperti Pantai Lawata, Pantai Amahami dan Pantai Oi Ni’u. Jangan lupa sempatkan waktu untuk berkunjung ke pulau Kambing. Ini merupakan spot wisata alam terbaik di Bima yang menyuguhkan aneka kesenangan seperti berenang, bermain di pantai, mendaki bukit, hingga memancing ikan.
Penerbangan dari Lubuk Linggau ke Bima bisa jadi alternatif yang baik untuk memulai perjalanan wisata anda. Selain itu, penerbangan yang menghubungkan kedua kota juga mempermudah akses menuju Bima sehingga setiap keperluan dapat diselesaikan dengan cepat dan mudah. Bima, sebuah kota di NTB adalah destinasi yang patut dijelajahi untuk menemukan keindahan, jejak sejarah, dan kearifan yang bernilai tinggi.
Penerbangan ke Bima dari Lubuk Linggau, Sumatera Selatan dimotori oleh sejumlah maskapai seperti Citilink (non reguler) dan Batik Air. Penerbangan ke Bima setidaknya akan berakhir dan mendarat setelah mengudara selama 25 jam 10 menit. Durasi penerbangan yang cukup panjang ini termasuk dengan waktu transit atau jadwal berganti pesawat di bandara persinggahan. Ada beragam skema harga tiket yang dapat dipilih. Biaya perjalanan yang paling murah adalah Rp. 4.039.864 sedangkan tiket termahal dipasarkan dengan harga Rp. 5.471.700.
Pesawat tujuan Bima diberangkatkan dari Bandar Udara Silampari (LLJ) yang berada di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan. Bandara ini melayani penerbangan domestik ke luar Lubuk Linggau. Pelayanan Silampari didukung oleh operasional maskapai Batik Air yang melayani rute tunggal ke Jakarta. Di masa depan, beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia, Lion Air, dan Air Asia direncanakan akan membuka rute penerbangan di bandara ini.
Sebagai bandara kelas III, Silampari sangat ideal untuk dikembangkan. Saat ini, pihak pengelola sedang melakukan berbagai rencana pembangunan jangka panjang termasuk memperluas apron bandara, membangun menara kontrol berstandar tinggi, memperbarui kapasitas area parkir, serta merencanakan pembukaan rute-rute baru. Tentu saja saat ini Silampari sudah memiliki fasilitas penunjang yang cukup memadai seperti terminal penumpang, taman, rumah ibadah, dan kantin. Landasan pacu di Bandara Silampari berukuran 2.250 x 30 meter.
Penerbangan menuju Bima berakhir setelah pesawat yang anda tumpangi mendarat di Bandar Udara Sultan Muhammad Salahuddin (BMU) yang jadi bandara andalan untuk perjalanan dari dan ke kota – kabupaten Bima, NTB. Bandara ini menghubungkan Bima Raya dengan berbagai destinasi seperti Lombok, Denpasar, Selayar, Makassar, dan Labuan Bajo. Bandara ini juga jadi pusat operasional bagi sejumlah maskapai seperti Wings Air, NAM Air, Susi Air, dan Citilink.
Bandara Bima merupakan bandara terbesar di pulau Sumbawa. Dengan landasan pacu berukuran 2.200 x 30 meter, bandara ini layak didarati pesawat tipe Boeing 737 dan Airbus A320. Sebagai bandara kelas II, bandara Bima selalu berusaha memberikan kenyamanan bagi para penumpang melalui pengadaan berbagai fasilitas penunjang seperti taksi bandara, gerai ATM, tempat ibadah, dan bangunan terminal yang relatif masih baru.
Kota Bima terletak di pulau Sumbawa, tepatnya di sisi sebelah timur. Kota ini berbatasan dengan Kabupaten Bima di ke tiga sisi serta perairan teluk Bima menjadi batas alami di sebelah barat. Perekonomian kota Bima ditunjang oleh berbagai kegiatan yang menghasilkan seperti perikanan, pertambangan, kehutanan, hingga pertanian dengan jagung dan padi sebagai komoditas utama yang dihasilkan. Perkembangan Bima sebagai sebuah kota yang ramai telah dimulai sejak era pra kemerdekaan Indonesia. Kini, Bima telah berkembang jadi kota maju dengan fasilitas yang sangat lengkap mulai dari sarana pendidikan, pusat bisnis, hingga media massa.
Sebagai daerah yang sudah cukup tersohor, Bima menerima kunjungan wisata yang lumayan signifikan. Orang-orang datang ke sini bukan untuk sekadar melihat suasana kotanya, namun untuk menjelajahi lebih jauh daya tarik dan keindahan Bima. Bima memang punya potensi wisata yang sangat besar dan jenisnya beragam mulai dari wisata sejarah, kebudayaan, pantai, dan jelajah pulau.
Jantung wisata sejarah di Bima berada di Keraton Kesultanan Bima yang dikenal sebagai Asi Mbojo dan telah mendapat status sebagai bangunan cagar budaya nasional. Usia bangunan ini sudah hampir memasuki 1 abad namun kondisinya masih sangat terawat sampai hari ini. Asi Mbojo sekarang difungsikan sebagai objek wisata sejarah dimana berbagai artefak peninggalan Kerajaan Bima disimpan di tempat ini. Bima masih punya berbagai spot wisata sejarah dan budaya yang sangat menarik seperti Museum Samparaja, pusat produksi kain Tenun di Rabadompu, serta situs Danatraha yang merupakan kompleks pemakaman Kesultanan Bima.
Bima juga dikenal dengan wisata baharinya yang sangat menawan. Secara geografis, kota Bima memang menghadap ke perairan teluk Bima. Agar dapat menikmati keindahan alam kota Bima, pengunjung bisa datang ke pantai-pantai yang ada di Bima seperti Pantai Lawata, Pantai Amahami dan Pantai Oi Ni’u. Jangan lupa sempatkan waktu untuk berkunjung ke pulau Kambing. Ini merupakan spot wisata alam terbaik di Bima yang menyuguhkan aneka kesenangan seperti berenang, bermain di pantai, mendaki bukit, hingga memancing ikan.