Pancuran 7, atau dalam bahasa Jawa dikenal sebagai Pancuran Pitu, adalah destinasi wisata air panas alami yang terletak di kaki Gunung Slamet, Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dikenal karena tujuh aliran air panas yang mengandung belerang, tempat ini menawarkan kombinasi relaksasi, terapi kesehatan, dan keindahan alam hutan pinus yang asri. Setelah direnovasi pada 2024, Pancuran 7 kini menghadirkan konsep ala Jepang bernama Tsuyura Pitu Onsen, menambah daya tarik bagi wisatawan yang mencari pengalaman unik. Artikel ini akan mengajakmu menjelajahi apa itu Pancuran 7, mitos dan cerita lokal yang melingkupinya, manfaat kesehatan air belerang, informasi akses dan tiket masuk, serta tips membawa pakaian ganti untuk memaksimalkan kunjunganmu.
Pancuran 7 adalah sumber mata air panas alami yang terletak di Dusun III Kalipagu, Desa Ketenger, Kecamatan Baturaden, sekitar 14 km dari pusat Kota Purwokerto. Nama “Pancuran Pitu” merujuk pada tujuh pancuran air panas yang mengalir dari tebing setinggi sekitar satu meter, bersumber langsung dari aktivitas vulkanik Gunung Slamet. Airnya memiliki suhu antara 70–90°C di sumbernya, meski di area pemandian suhunya lebih rendah, sekitar 35–55°C, tergantung lokasi. Wisata ini terletak di dalam kawasan Lokawisata Baturaden, dikelilingi hutan pinus, pohon damar, dan keanekaragaman flora seperti anggrek dan kantung semar.
Pancuran 7 menawarkan pengalaman berendam di kolam terbuka atau bilik mandi tertutup dengan shower air panas, serta jasa pijat dan lulur belerang dengan harga terjangkau (mulai dari Rp10.000, tergantung jenis layanan). Setelah revitalisasi, pengelola memperkenalkan fasilitas pemandian yang didesain menyerupai onsen Jepang, termasuk onsen massal (kapasitas 10–20 orang, terpisah untuk pria dan wanita) dan onsen privat, dengan fasilitas ruang bilas yang lebih modern. Di sekitar pancuran, pengunjung dapat menikmati pemandangan Tebing Selirang, yang berwarna kuning kecoklatan akibat endapan belerang, serta air terjun mini yang muncul saat musim hujan. Keindahan alam, udara sejuk pada ketinggian 640 mdpl, dan suasana ala onsen Jepang menjadikan Pancuran 7 destinasi ideal untuk healing bersama keluarga atau teman.
Pancuran 7 bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan spiritual bagi masyarakat setempat. Salah satu cerita yang populer adalah legenda Syekh Maulana Maghribi, seorang wali penyebar Islam di Jawa yang juga dikenal sebagai Mbah Atas Angin. Konon, Syekh Maulana menderita penyakit kulit gatal yang sulit disembuhkan. Setelah mendapat ilham, ia pergi ke lereng Gunung Slamet (saat itu disebut Gunung Gora) dan menemukan sumber air panas dengan tujuh pancuran. Dengan mandi rutin di sana, penyakitnya sembuh, dan ia menamai tempat ini Pancuran Pitu, yang juga berarti “pitulungan” (pertolongan) karena khasiatnya. Petilasan Mbah Atas Angin di dekat pancuran masih menjadi tempat ziarah bagi sebagian pengunjung.
Selain itu, ada kepercayaan lokal bahwa air Pancuran 7 memiliki kekuatan sakral untuk penyembuhan fisik dan pembersihan energi negatif. Masyarakat setempat kadang mengadakan ritual pada malam Jumat Kliwon, seperti berdoa atau berziarah, untuk memohon kesehatan dan ketenangan jiwa. Legenda lain mengaitkan pancuran dengan Ki Juru Mertani, seorang tokoh spiritual yang menggunakan air ini untuk ritual penyembuhan. Meski cerita-cerita ini bersifat mistis, mereka menambah daya tarik spiritual Pancuran 7, menjadikannya lebih dari sekadar tempat wisata alam. Pengunjung disarankan menghormati tradisi lokal, seperti menjaga sopan santun di area petilasan, untuk menjaga harmoni dengan warga sekitar.
Air panas Pancuran 7 kaya akan belerang (sulfur) dan mineral lain, seperti besi dan nikel, yang dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan. Berdasarkan kepercayaan lokal dan pengalaman pengunjung, berikut adalah beberapa manfaat yang sering dikaitkan dengan air belerang ini:
Namun, pengunjung perlu berhati-hati. Berendam terlalu lama (lebih dari 10–15 menit) dapat menyebabkan kulit kering karena belerang menghilangkan minyak alami kulit. Setelah berendam, bilas tubuh dengan air dingin untuk menetralkan efek belerang. Jasa pijat belerang, yang ditawarkan warga lokal dengan harga mulai dari Rp10.000 (tergantung jenis layanan dan waktu kunjungan), juga menjadi cara populer untuk memaksimalkan manfaat kesehatan.
Pancuran 7 terletak sekitar 5 km dari gerbang utama Lokawisata Baturaden, atau 1,2 km dari pintu masuk Curug Jenggala, dan dapat diakses melalui dua jalur utama:
Harga Tiket Masuk (per 2024):
Jam Operasional: 08.00–16.00 WIB setiap hari. Harga dapat berubah tergantung kebijakan pengelola, jadi konfirmasi sebelum berkunjung. Pengunjung juga dapat menggunakan ojek online hingga gerbang Lokawisata, tetapi di dalam kawasan hanya angkutan lokal yang tersedia.
Berendam di air panas belerang membuat pakaian basah dan berpotensi berbau belerang, sehingga membawa pakaian ganti sangat penting. Berikut adalah tips untuk mengelola pakaian selama kunjungan:
Datang di pagi hari saat cuaca cerah untuk menghindari jalur licin akibat hujan, dan pastikan tubuh bugar untuk trekking dari area parkir.
Lengkapi liburanmu dengan mengikuti tur 2 hari 1 malam di Baturaden berikut ini!
Indonesia
BATURADEN GOMBONG KEBUMEN TOUR 2H 1M (start/finish : JOGJA) by Buni Tours Jogja
Baturraden
Rp 1.500.000
Rp 1.275.000
Pancuran 7 Baturaden adalah destinasi wisata yang memadukan keindahan alam, manfaat kesehatan, dan nilai sejarah. Dengan tujuh pancuran air panas yang kaya belerang, pengunjung dapat merasakan relaksasi sekaligus terapi untuk kulit dan otot, ditemani suasana hutan pinus yang sejuk. Cerita tentang Syekh Maulana Maghribi dan ritual lokal menambah daya tarik spiritual, menjadikan tempat ini lebih dari sekadar pemandian.
Akses yang relatif mudah, tiket masuk terjangkau (Rp20.000–Rp25.000), dan fasilitas baru yang didesain menyerupai onsen Jepang membuat Pancuran 7 cocok untuk liburan keluarga atau healing pribadi. Jangan lupa bawa pakaian ganti, sandal anti-slip, dan kantong plastik untuk pakaian basah agar kunjunganmu nyaman. Rencanakan perjalanan di pagi hari, hormati tradisi lokal, dan nikmati pesona Pancuran Pitu yang tak hanya menyegarkan tubuh, tetapi juga jiwa!