Kamu pasti sudah sering mendengar tentang Hari Raya Galungan, terutama jika kamu tinggal atau pernah berkunjung ke Bali. Tapi tahukah kamu makna di balik perayaan ini? Hari Raya Galungan bukan sekadar hari libur biasa bagi masyarakat Bali, melainkan momentum sakral yang sarat akan nilai spiritual, budaya, dan tradisi. Saat hari raya ini, semua umat Hindu di Bali akan memberikan ucapan Hari Raya Galungan. Bukan hanya bentuk sopan santun, namun hal ini juga termasuk bagian dari menjaga tradisi Bali yang penuh makna.
Kenali apa itu Hari Raya Galungan, seperti apa ucapan yang biasa digunakan, bagaimana tradisi budayanya, serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Bali lewat ulasan di bawah ini.
Hari Raya Galungan adalah salah satu hari besar umat Hindu yang dirayakan setiap 210 hari sekali, berdasarkan kalender Bali (Pawukon). Perayaan ini jatuh pada hari Buda Kliwon Dungulan, yang dianggap sebagai waktu di mana dharma (kebaikan) menang melawan adharma (kejahatan).
Dalam kepercayaan Hindu Bali, pada hari Galungan diyakini para leluhur turun ke bumi untuk diberi penghormatan dan didoakan. Maka dari itu, suasana di seluruh Bali menjadi sangat khidmat namun juga meriah, dengan berbagai rangkaian upacara dan hiasan khas seperti penjor, bambu panjang melengkung yang dihiasi janur, bunha, dan hasil bumi. Tidak hanya itu, umat Hindu di Bali juga akan berkeliling ke keluarga, kerabat, tetangga dan memberikan ucapan Hari Raya Galungan. Melalui ucapan Hari Raya Galungan, umat Hindu Bali menyampaikan doa dan harapan untuk hidup damai di jalan yang baik.
Memberi ucapan saat Galungan menjadi bentuk penghormatan sekaligus dukungan moral bagi mereka yang merayakan. Jika kamu memiliki teman, kerabat, atau tetangga yang merayakan Hari Raya Galungan, berikut beberapa contoh ucapan Hari Raya Galungan yang umum dan bisa kamu gunakan.
1. Ucapan Hari Raya Galungan Formal
2. Ucapan Hari Raya Galungan Semi-Formal
Ucapan-ucapan Hari Raya Galungan ini biasanya dibagikan lewat pesan singkat, media sosial, kartu ucapan, hingga disampaikan langsung saat berkunjung ke rumah kerabat.
Tak lengkap rasanya membicarakan Galungan tanpa membahas tradisi unik yang menyertainya. Perayaan ini melibatkan prosesi spiritual dan budaya yang sangat kaya, yang dimulai sejak beberapa hari sebelum Galungan dan berlanjut hingga Hari Raya Kuningan (10 hari setelah Galungan. Berikut beberapa tradisi dan budaya seputar Hari Raya Galungan.
Salah satu ikon paling mencolok saat Galungan adalah penjor. Kamu dapat melihat penjor berjejer di depan rumah-rumah masyarakat Bali. Selain indah, penjor juga memiliki makna religius sebagai simbol persembahan kepada para dewa dan leluhur.
Dua ritual penting sebelum Galungan adalah Tumpek Pengatag (hari pemujaan tumbuh-tumbuhan) dan Sugihan Jawa/Bali (hari penyucian diri). Pada masa ini, umat Hindu melakukan pembersihan rumah, tempat suci, dan diri sendiri sebagai bentuk persiapan spiritual menyambut para leluhur.
Sehari sebelum Galungan dikenal sebagai Penampahan, di mana masyarakat akan mempersiapkan banten (sesajen) dan makanan khas Bali seperti lawar dan nasi angkeb, serta menyembelih hewan persembahan. Hari ini merupakan simbol kemenangan manusia melawan hawa nafsu.
Saat Galungan tiba, umat Hindu di Bali akan berpakaian adat, bersembahyang ke pura, dan mengunjungi sanak saudara. Mereka akan saling memberi ucapan Hari Raya Galungan yang disertai dengan doa-doa baik untuk sesama. Selain berdoa, momen ini juga diisi dengan berbagi makanan dan doa, menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat.
Hari setelah Galungan disebut Umanis Galungan, biasanya digunakan untuk rekreasi atau berkumpul bersama keluarga. Sementara, Hari Raya Kuningan menandai kembalinya para leluhur ke alam mereka, dengan upacara khusus dan nuansa spiritual yang lebih kental.
Selain memberikan ucapan Hari Raya Galungan, momen ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tapi memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga harmoni sosial dan spiritual masyarakat Bali. lewat perayaan ini, masyarakat diajak untuk merefleksikan nilai-nilai kebaikan, pengendalian diri, dan penghormatan terhadap leluhur serta alam semesta.
Perayaan Galungan membantu menjaga kelestarian budaya Bali yang begitu kaya. Setiap generasi diajarkan untuk berpartisipasi dalam membuat banten, merangkai penjor, hingga mempersiapkan upacara keagamaan. Dengan adanya Hari Raya Galungan, budaya ini akan terus diturunkan ke anak cucu, sehingga akan terus eksis di masa depan.
Galungan menjadi momen penting untuk memperkuat hubungan keluarga dan masyarakat. Dengan adanya hari raya ini, masyarakat akan saling mengunjungi, saling memberikan ucapan dan doa, serta mempererat tali persaudaraan yang mungkin sempat renggang.
Bagi umat Hindu Bali, Galungan adalah pengingat bahwa kehidupan harus dijalani dengan keseimbangan antara aspek material dan spiritual. Melalui sembahyang dan meditasi, mereka berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Saat Hari Raya Galungan berlangsung, Bali memancarkan nuansa yang sangat berbeda. Tak hanya jalanan yang dihiasi deretan penjor, tapi juga suasana spiritual yang terasa di setiap sudut pulau. Jika kamu merayakan Galungan di Bali atau sekadar ingin menyaksikan perayaannya lebih dekat, terdapat beberapa destinasi wisata yang kayak kamu kunjungi karena menghadirkan kekayaan budaya, spiritualitas, dan keindahan alam dalam satu pengalaman.
Monkey Forest Ubud merupakan tempat yang bukan hanya jadi objek wisata alam saja, melainkan juga situs spiritual. Saat Galungan, kamu dapat menyaksikan prosesi kecil yang dilakukan oleh warga sekitar sambil menikmati interaksi langsung dengan ratusan monyet ekor panjang di area hutan yang masih sangat asri dan sakral.
Jika ingin mengunjungi Monkey Forest Ubud, kamu bisa pergi ke Jl. Monkey Forest, Ubud, Gianyar, Bali. Tempat ini beroperasi setiap hari mulai pukul 09.00-17.00 WITA. Harga tiketnya mulai dari Rp60.000 untuk orang dewasa dan Rp40.000 untuk anak-anak.
Indonesia
Monkey Forest Ubud Tickets
9.5/10
Monkey Forest
Rp 94.118
Rp 86.960
Pura Lempuyang Luhur dikenal sebagai spot “Gate of Heaven). Pura ini akan semakin ramai pada saat Hari Raya Galungan. Banyak umat Hindu yang datang bersembahyang dengan pakaian adat lengkap. Kamu bisa merasakan aura spiritual yang kental sambil menikmati pemandangan Gunung Agung dari kejauhan.
Lokasi Pura Lempuyang Luhur ini terletak di Karangasem, Bali. Biasanya pura ini buka untuk wisatawan setiap hari mulai pukul 06.00-17.00 WITA.
Taman Ayun merupakan kompleks pura yang dikelilingi oleh taman dan kolam. Saat Hari Raya Galungan, suasana di kompleks pura ini akan sangat damai, cocok untuk kamu yang ingin berwisata spiritual sambil belajar sejarah Bali. Terdapat juga galeri budaya yang menampilkan artefak-artefak keagamaan.
Indonesia
Private Tour Mengunjungi Pura Ulundanu, Pura Tanah Lot, Pura Taman Ayun & Sangeh Monkey Forest - ALVA TRAVELINDO
Mengwi
Rp 250.000
Rp 212.500
Pantai Melasti merupakan pantai yang sering dijadikan lokasi untuk melasti atau ritual penyucian diri menjelang hari raya keagamaan, termasuk Galungan. Kamu bisa menyaksikan umat Hindu melakukan persembahyangan di tepi pantai sambil menikmati tebing kapur dan air laut yang jernih.
Pantai Melasti ini berlokasi di Desa Ungasan, Badung, Bali. Pantai ini beroperasi setiap hari selama 24 jam, sehingga kamu bebas datang kapanpun. Harga tiket masuk Pantai Melasti mulai dari Rp10.000 per orang.
Jika kamu tertarik memahami budaya dari tradisi Galungan secara lebih mendalam, Museum Bali adalah tempat yang pas. Di dalamnya terdapat koleksi pakaian adat, perlengkapan upacara, dan kisah sejarah tentang perayaan Galungan yang telah dijaga secara turun menurun.
Museum Bali ini terletak di Jl. Mayor Wisnu, Denpasar, Bali. Jika kamu ingin berkunjung, tempat ini buka setiap hari Senin-Kamis mulai pukul 08.00-16.30 WITA, dan Jumat mulai 08.00-14.30 WITA. Harga tiket masuknya pun cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp30.000 untuk orang dewasa dan Rp20.000 untuk anak-anak.
Hari Raya Galungan bukan hanya sekadar hari besar keagamaan, tetapi juga simbol kemenangan, penghormatan terhadap leluhur, dan perayaan budaya yang begitu hidup. Ucapan Hari Raya Galungan bisa menjadi cara sederhana namun bermakna untuk berbagai energi positif dan dukungan terhadap tradisi Bali yang luar biasa ini.
Tertarik melihat langsung tradisi Galungan di Bali? Rencanakan perjalananmu ke Bali dengan Traveloka! Nikmati mudahnya berlibur hanya dengan satu aplikasi sekarang!