Gunung Ranti Banyuwangi: Pendakian Pemula dengan Sunrise & View Ijen

Xperience Team
15 May 2025 - 5 min read

Gunung Ranti, sebuah permata tersembunyi di Banyuwangi, Jawa Timur, menawarkan pengalaman pendakian yang menarik bagi para pendaki pemula. Dengan ketinggian 2.601 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini menyuguhkan panorama alam yang memukau, termasuk pemandangan sunrise yang spektakuler dan view Kawah Ijen dari kejauhan.

Terletak di kawasan Pegunungan Ijen, Gunung Ranti dikenal sebagai "negeri di atas awan" karena hamparan awan yang sering menyelimuti puncaknya. Artikel ini akan mengajakmu menjelajahi mengapa Gunung Ranti cocok untuk pemula, jalur pendakian dan durasinya, keindahan panorama, detail lokasi, serta tips membawa perlengkapan sesuai musim agar pendakianmu nyaman dan aman.

Trek Pendakian Gunung Ranti

Gunung Ranti adalah pilihan ideal bagi pendaki pemula karena jalur pendakiannya relatif ramah meskipun menantang. Berbeda dengan gunung lain yang memerlukan peralatan teknis atau pengalaman mendaki tingkat lanjut, Gunung Ranti dapat didaki tanpa keahlian khusus. Jalurnya lebih curam dibandingkan Kawah Ijen, tetapi tetap aman untuk wisatawan umum dengan stamina yang cukup. Medan pendakian sebagian besar berupa tanah berpasir dan jalur setapak yang jelas, dengan beberapa cabang jalur yang semuanya bertemu kembali dalam jarak pendek, sehingga minim risiko tersesat. Tidak ada persyaratan administrasi rumit seperti surat kesehatan, hanya tiket masuk seharga Rp10.000 per orang, menjadikannya destinasi yang mudah diakses. Pendakian ini juga cocok untuk anak muda atau kelompok yang ingin merasakan petualangan tanpa harus menghadapi medan ekstrem. Dengan persiapan fisik sederhana, seperti jogging selama seminggu sebelumnya, pendaki pemula dapat menikmati perjalanan ini dengan nyaman. Namun, pengelolaan jalur Gunung Ranti masih sangat sederhana dibandingkan Kawah Ijen, sehingga pendaki harus lebih mandiri dan membawa perlengkapan pribadi secukupnya.

Jalur dan Durasi Pendakian Gunung Ranti

Pendakian Gunung Ranti dimulai dari titik awal yang berjarak sekitar 50 meter dari Pos Paltuding, pintu masuk pendakian Kawah Ijen. Meski disebut “basecamp,” lokasi ini hanyalah titik awal pendakian tanpa bangunan khusus seperti basecamp gunung besar lainnya. Hanya ada satu jalur utama menuju puncak, dengan jarak sekitar 3–4 km dari titik awal. Jalur ini lebih curam dibandingkan Kawah Ijen, dengan tanjakan yang hampir konstan dan medan tanah berpasir yang kadang licin, terutama di musim hujan ketika tanah berubah menjadi lumpur. Awal pendakian menawarkan jalur datar sepanjang 150 meter, tetapi setelah itu, pendaki akan menghadapi tanjakan zigzag yang memacu adrenalin. Tidak ada pos pendakian resmi atau plang penanda, jadi penting untuk mendaki bersama pemandu lokal atau kelompok berpengalaman.

Durasi pendakian bervariasi tergantung kecepatan dan pengalaman pendaki. Untuk pendaki berpengalaman, perjalanan ke puncak memakan waktu sekitar 2,5–3 jam. Namun, bagi pemula, waktu tempuh bisa mencapai 4–6 jam, terutama jika sering beristirahat. Banyak pendaki memulai perjalanan pada malam hari (sekitar pukul 18.00–19.00 WIB) untuk tiba di puncak sebelum sunrise. Jalur ini tidak memerlukan peralatan pendakian khusus, tetapi sepatu hiking dengan cengkeraman kuat sangat disarankan untuk mencegah tergelincir. Tidak ada sumber air sepanjang jalur, jadi pendaki harus membawa air minum yang cukup (minimal 1–2 liter per orang). Beberapa pendaki memilih berkemah di dekat puncak untuk menikmati sunrise, tetapi area ini terbuka dan berangin, sehingga memerlukan tenda yang kuat dan perlengkapan kemah yang memadai.

Panorama Sunrise dan Kawah Ijen dari Kejauhan

Salah satu daya tarik utama Gunung Ranti adalah pemandangan sunrise dari puncaknya, yang sering disebut sebagai "golden sunrise." Saat matahari mulai terbit, langit berubah menjadi gradasi jingga, merah, dan biru, dengan hamparan awan di bawah puncak menciptakan ilusi negeri di atas awan. Pemandangan ini sangat fotogenik, menjadikan Gunung Ranti salah satu spot favorit untuk fotografi. Dari puncak, pendaki juga dapat melihat panorama Kota Banyuwangi, laut, dan lampu-lampu desa di malam hari, menambah keajaiban pengalaman mendaki.

Selain sunrise, Gunung Ranti menawarkan pemandangan Kawah Ijen dari kejauhan. Danau kawah berwarna hijau tosca dan asap belerang yang mengepul dari Kawah Ijen terlihat jelas saat cuaca cerah, terutama pada musim kemarau (Juli–September). Pemandangan ini memberikan kontras yang menarik dengan bentuk kerucut Gunung Ranti dan lanskap Pegunungan Ijen di sekitarnya. Untuk menikmati kedua panorama ini, pendaki disarankan tiba di puncak sebelum pukul 05.00 WIB dan memilih hari dengan cuaca cerah untuk visibilitas maksimal.

Lengkapi perjalananmu di Banyuwangi dengan mengikuti trip Kawah Ijen di sini!

Lokasi Gunung Ranti

Gunung Ranti terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, tepatnya di Dusun Kebundadap, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Gunung ini berada dalam kawasan Pegunungan Ijen, di sebelah barat daya Gunung Merapi (Jawa Timur) dan Gunung Ijen. Jaraknya sekitar 1 jam perjalanan darat dari pusat Kota Banyuwangi menuju area parkir di dekat Pos Paltuding. Pendaki dapat memilih dua jalur akses utama:

1.
Jalur Banyuwangi: Dari pusat kota, ikuti rute menuju Desa Jambu, lalu lanjutkan mengikuti plang arah Kawah Ijen hingga tiba di Pos Paltuding. Dari sana, jalan kaki sekitar 50 meter ke arah Banyuwangi untuk mencapai titik awal pendakian Gunung Ranti.
2.
Jalur Bondowoso: Dari Bondowoso, lewati Desa Sumberwringin dan Desa Sempol, lalu lurus melalui jalan utama menuju Pos Paltuding. Jalur ini lebih populer bagi pendaki dari arah barat.

Area parkir di Pos Paltuding hanya untuk sepeda motor (biaya parkir Rp5.000) dan mobil (Rp15.000). Fasilitas di titik awal pendakian sangat terbatas, tanpa warung 24 jam atau fasilitas darurat. Toilet umum tersedia di beberapa titik, dan homestay sederhana milik warga suku Osing dapat digunakan untuk menginap. Pendaki dari luar kota dapat menyewa kendaraan atau menggunakan jasa ojek lokal untuk mencapai lokasi. Tiket masuk Gunung Ranti sebesar Rp10.000 per orang, dan registrasi dilakukan di titik awal pendakian sebelum memulai perjalanan.

Tips Membawa Perlengkapan Sesuai Musim

Pendakian Gunung Ranti memerlukan perlengkapan yang disesuaikan dengan musim untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan. Tidak ada sumber air atau fasilitas darurat di jalur pendakian, jadi pendaki harus membawa perlengkapan pribadi secukupnya. Berikut adalah tips berdasarkan musim kemarau (Mei–September) dan musim hujan (November–Maret):

Musim Kemarau (Mei–September)

Pakaian: Gunakan pakaian cepat kering (kaus dan celana trekking) serta jaket windproof untuk melindungi dari angin dingin di puncak (suhu bisa mencapai 5–10°C). Bawa topi atau buff untuk melindungi kepala dari debu.
Sepatu: Pakai sepatu hiking dengan sol bergerigi untuk cengkeraman di medan berpasir. Hindari sepatu biasa atau sandal karena risiko tergelincir.
Penerangan: Senter atau headlamp dengan baterai cadangan wajib untuk pendakian malam hari menuju sunrise.
Peralatan Lain: Bawa trekking pole untuk membantu menjaga keseimbangan di tanjakan curam. Siapkan tas ransel kecil (15–20 liter) untuk membawa air minum (minimal 1–2 liter, karena tidak ada sumber air), makanan ringan, dan kantong sampah. Jika berkemah, gunakan tenda yang tahan angin dan sleeping bag untuk suhu dingin.
Fotografi: Bawa kamera atau smartphone dengan power bank, karena suhu dingin dapat menguras baterai.

Musim Hujan (November–Maret)

Pakaian: Gunakan jaket waterproof dan celana tahan air untuk melindungi dari hujan. Bawa pakaian ganti dalam kantong plastik untuk menjaga kekeringan.
Sepatu dan Aksesori: Pilih sepatu hiking waterproof dan gunakan gaiters untuk mencegah lumpur masuk. Sandal gunung berguna untuk istirahat di basecamp. Jalur berpasir menjadi sangat licin saat basah, jadi berhati-hatilah.
Tenda dan Perlindungan: Jika berkemah, pastikan tenda tahan air dan dipasang kuat dengan pasak untuk melawan angin kencang. Bawa jas hujan ponco untuk perlindungan tambahan.
Navigasi: Medan licin dan berlumpur meningkatkan risiko tergelincir. Bawa peta atau kompas sebagai cadangan jika sinyal GPS lemah.
Kesehatan: Siapkan obat-obatan pribadi dan masker kain untuk melindungi dari debu basah atau bau belerang dari angin.

Hindari mendaki saat hujan lebat karena jalur menjadi sangat licin dan berpotensi longsor. Selalu bawa P3K, sleeping bag jika berkemah, dan jangan tinggalkan sampah untuk menjaga kelestarian alam. Pendakian bersama pemandu lokal sangat disarankan untuk pemula, terutama di musim hujan, karena jalur Gunung Ranti tidak sepopuler Ijen dan kurang terkelola.

Gunung Ranti adalah destinasi pendakian yang sempurna bagi pendaki pemula yang ingin merasakan petualangan alam tanpa tantangan teknis berat. Dengan jalur pendakian yang jelas, durasi 3–6 jam, dan tiket masuk terjangkau (Rp10.000), gunung ini menawarkan pengalaman mendaki yang mudah diakses. Pemandangan sunrise yang memukau dan view Kawah Ijen dari kejauhan menjadi hadiah utama di puncak, ditemani panorama negeri di atas awan yang tak terlupakan. Terletak di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso, Gunung Ranti mudah dijangkau melalui Pos Paltuding.

Dengan perlengkapan yang sesuai musim—seperti sepatu hiking, jaket waterproof, air minum cukup, dan tenda tahan angin untuk kemah—pendakianmu akan aman dan nyaman. Rencanakan perjalananmu di musim kemarau untuk cuaca terbaik, bawa teman untuk keseruan ekstra, dan nikmati pesona Gunung Ranti yang siap memanjakan jiwa petualangmu!

Dalam Artikel Ini

• Trek Pendakian Gunung Ranti
• Jalur dan Durasi Pendakian Gunung Ranti
• Panorama Sunrise dan Kawah Ijen dari Kejauhan
• Lokasi Gunung Ranti
• Tips Membawa Perlengkapan Sesuai Musim
• Musim Kemarau (Mei–September)
• Musim Hujan (November–Maret)
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan