0

Mas Bellboy

17 May 2023 - 4 min read

Apa Itu Melukat Ritual Adat di Bali?

Sudah kenal dengan tradisi melukat di Bali? Berikut penjelasannya.

Ritual Melukat - Bali memang tidak bisa dilupakan. Apalagi, bagi mereka yang pernah ke Bali, dan merasakan secara langsung keramahan, kebudayaannya yang kental, serta tempat wisatanya yang tidak terbatas. Bahkan, tak jarang orang yang pernah ke Bali, akan kembali untuk merasakan kebudayaan hingga ritualnya yang dapat digunakan untuk proses pembersihan diri, seperti melukut.

Akhir-akhir ini, istilah melukat mungkin sudah mulai sering kalian dengar. Ada banyak artis-artis tanah air yang memberikan testimoni atau ulasan mengenai proses upacara melukat yang mereka lakukan, untuk membersihkan diri. Meskipun termasuk sebagai suatu ritual sakral, upacara melukat ternyata bisa dilakukan oleh orang di luar Bali.

Nah, buat kamu yang mungkin masih asing dengan melukat dan ingin lebih tau lebih jauh tentang melukat, berikut ini penjabarannya.

Pengertian dari Melukat

Secara singkatnya, melukat merupakan salah satu tradisi atau upacara yang biasa dilakukan oleh umat Hindu, khususnya di Bali, yang dimaksudkan untuk menyucikan jiwa dari hal-hal tidak baik. Istilah melukat sendiri datang dari kata ‘Sulukat’, yang mana ‘Su’ artinya baik, serta ‘lukat’ artinya ‘penyucian’. Jadi, secara sederhananya, melukat bisa kita artikan sebagai penyucian yang baik.

Tradisi yang satu ini tidak dilakukan hanya karena sedang trend saja. Namun, umat Hindu sudah melakukannya dari generasi ke generasi, sebagai salah satu cara untuk membersihkan jiwa dari hal-hal negatif.

Namun, hal yang perlu diketahui ialah, melukat tidak bisa dilakukan di sembarang waktu dan tempat. Tradisi melukat wajib dilakukan pada hari-hari baik, berdasarkan kepercayaan umat Hindu, seperti pada hari Kajeng Kliwon, hari Tilem, hingga hari Purnama.

Selain itu, untuk lokasi pengadaan melukat, juga dilakukan di tempat-tempat khusus yang ada di Bali. Beberapa di antaranya seperti Pura, tempat pemandian, laut, hingga tempat bersejarah yang berlokasi di Bali.

Karena proses melukat menggunakan ‘air suci’ sebagai medium untuk pembersihan diri, asal airnya pun juga tidak boleh sembarangan. Namun biasanya, air yang digunakan untuk melukat ini berasal dari mata air, air laut, air sungai, pancuran air, atau air yang ada di rumah pendeta Hindu.

Pemahaman yang Bisa Dipetik dari Tradisi Melukat

Karena tradisi melukat yang mulai dikenal oleh masyarakat luas, bahkan hingga ke mancanegara, banyak orang yang melakukan penelitian terhadap tradisi melukat. Salah satunya oleh Desak Seniwati, dengan jurnalnya berjudul Tradisi Melukat pada Kehidupan Psikospiritual Masyarakat Bali. Di dalam jurnalnya, Seniwati menyebutkan, terdapat beberapa pemahaman yang bisa dipetik dengan adanya tradisi melukat. Pemahaman yang dimaksud, yaitu:

Tradisi melukat sebagai medium untuk menjaga hubungan dari generasi ke generasi antara palemahan, pawongan, dan parahyangan.
Tradisi melukat menjadi sebuah medium bagi manusia yang melaksanakannya, agar bisa merasa lebih dekat kepada Yang Maha Kuasa. Ikatan rohani antara manusia dan Tuhan itu diperlukan, dari sisi psikologis, ini berguna untuk memberikan rasa aman kepada pelaku tradisi melukat. Tradisi melukat secara tidak langsung membantu pelakunya untuk bisa mengenal Yang Maha Kuasa lebih dekat.
Tradisi melukat menjadi sebuah tradisi berkembang, dikenal oleh masyarakat luas, sebagai ‘terapi kerohanian’. Di sisi lain, tradisi ini, yang berhubungan dengan umat Hindu, juga mengajarkan, bahwa penyakit yang diderita oleh manusia bukan sekadar penderitaan, namun juga berkaitan erat dengan Yang Maha Kuasa.

Hal-hal yang Wajib Dilakukan Sebelum Melukat

Karena semakin maraknya orang-orang yang ingin mencoba tradisi melukat, terdapat beberapa hal yang perlu untuk diketahui. Selain berkaitan dengan kesakralan upacara melukat, aturan-aturan tersebut juga berkaitan dengan kepercayaan serta untuk menghormati umat Hindu.

Perempuan yang sedang mengalami masa haid, dilarang untuk ikut tradisi melukat untuk menjaga kesucian upacara.
Pengikut acara melukat harus bisa menjaga bahasanya. Tidak boleh berucap hal-hal yang tidak baik, seperti perkataan kotor atau mencaci maki.
Biasanya, di beberapa tempat biasa untuk melukat, juga ada larangan tersendiri yang sudah tertulis di sekitar area. Penting untuk kamu mengetahui hal ini terlebih dahulu sebelum ikut ritual melukat.
Wajib untuk saling menghargai kebudayaan, kebiasaan, serta budaya lokal yang ada. Misalkan, turut mengikut menggunakan sesajen.
Selama melukat, tidak diperbolehkan mandi menggunakan berbagai perlengkapan untuk mandi, seperti sabun, sikat gigi, sampo, dan lain sebagainya.
Selama proses melukat, tidak diperkenankan untuk menggunakan pakaian tidak senonoh. Hargai budaya yang ada di sekitar. Peserta melukat juga wajib menggunakan atribut pakaian khas Bali selama melukat.

Sejak Kapan Melukat Mulai Banyak Dikenal Masyarakat Luas?

Ini mungkin jadi pertanyaan yang beberapa dari pembaca bertanya, sejak kapan tren melukat sebenarnya dikenal oleh masyarakat luas. Karena sejatinya, tradisi melukat ini memang sebuah ritual sakral, yang digunakan oleh masyarakat bali, khususnya pemegang Agama Hindu, untuk mendapatkan kebugaran rohani dan menjadi lebih tentram.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Daerah Gianyar, yaitu Anak Agung Gede Putrawan, ia menyebutkan bahwa tradisi melukat sudah dikenal sejak 15 tahun lalu, khususnya oleh masyarakat luar Bali. Hal ini juga berkaitan dengan dibukanya Tirta Empul, sebuah tempat paling banyak dikunjungi untuk melukat.

Tirta Empul ternyata sudah dibuka untuk pariwisata dari 15 tahun lalu, bersamaan dengan terkenalnya tempat ini sebagai tempat melukat. Menurut Data dari Dinas Pariwisata, Kabupaten Gianyar, tercatat dari tahun 2019, ada lebih dari 941.781 wisatawan yang berkunjung ke Tirta Empul, baik untuk melukat atau sekadar berkunjung.

Meskipun pada tahun 2020 dan 2021 Tirta Empul mengalami penurunan pengunjung cukup signifikan, pada tahun 2021 grafik itu perlahan-lahan mulai membaik. Tercatat, ada sekitar 84.333 wisatawan datang ke Tirta Empul kembali.

Apa Melukat Benar Bisa Menyegarkan Jiwa?

Pertanyaan yang satu ini terdiri dari dua jawaban berbeda, antara iya dan tidak. Masing-masing kembali ke kepercayaan dan keyakinan dari para pelaku tradisi melukat.

Menurut Anak Agung Gede Putrawan sendiri, pada dasarnya tujuan melukat untuk menyegarkan pikiran kita. Hal ini juga berkaitan dengan proses melukat yang dominan dilakukan di bagian area kepala. Selama proses melukat, para pengikut upacara melukat akan diguyurkan air suci yang diharapkan dapat membuat hati merasa lebih tenang dan menyegarkan jiwa.

Nah, itulah seputar serba-serbi apa itu melukat, aturan-aturan, hingga tujuan dari melukat. Apabila kamu penasaran dan hendak mencoba proses melukat, kamu bisa saja datang ke Bali untuk mengikuti proses ritualnya.

Sebelum ke Bali, penting juga buat kamu mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari tiket pesawat, hingga booking hotel selama tinggal di Bali. Biar bisa dilakukan secara efektif, keperluan selama di Bali dapat kamu persiapkan semuanya melalui Traveloka.

Traveloka merupakan sebuah all in one application, di mana platform yang satu ini memang ditujukan untuk membantu kamu dalam menyediakan berbagai kebutuhan hidup. Kamu bahkan juga bisa rental mobil selama di Bali dengan reservasi di Traveloka, lho! Makanya, yuk segera cek Traveloka sekarang!

Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan