Menjelang bulan Ramadhan, banyak orang memilih untuk melakukan perjalanan wisata ke tempat-tempat bersejarah dan religius untuk memperdalam spiritualitas. Salah satu destinasi yang menjadi pilihan adalah makam Sunan Bonang yang terletak di kota Tuban, Jawa Timur.
Makam Sunan Bonang adalah salah satu situs bersejarah yang memiliki nilai religius. Selain sebagai tempat beribadah dan mengenang jasa-jasa Sunan Bonang, pengunjung juga bisa menikmati keindahan arsitektur masjid yang unik dan menarik untuk dipelajari. Masjid di sekitar makam ini memancarkan keagungan dan keindahan arsitektur tradisional Jawa yang kental.
Gaya arsitektur yang terpancar dari bangunan tersebut menjadi bukti betapa kaya dan beragamnya warisan budaya Islam yang ada di Nusantara. Apakah kamu tertarik mengunjungi makam Sunan Bonang? Yuk, simak informasi lengkapnya dalam artikel ini!
Foto: id.wikipedia.org
Sunan Bonang atau Raden Makdum Ibrahim adalah salah satu ulama yang menjadi bagian dari Wali Songo, kelompok yang memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Jawa pada abad ke-14 Masehi.
Selain sebagai tokoh keagamaan, Sunan Bonang juga dikenal sebagai seorang seniman yang berdakwah dengan menggunakan berbagai seni, termasuk gamelan dan karya sastra. Menariknya, konon Sunan Bonang adalah penemu jenis gamelan dengan tonjolan di bagian tengahnya yang sering disebut sebagai bonang. Untuk itu, Raden Makdum Ibrahim diberi julukan "Sunan Bonang".
Menurut Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo (2016), Sunan Bonang merupakan putra keempat dari Raden Rahmat atau Sunan Ampel, hasil dari perkawinan dengan Nyai Ageng Manila, putri dari Bupati Tuban, Arya Teja. Dengan warisan keilmuan dan kulturalnya, Sunan Bonang tidak hanya dikenang sebagai ulama besar, tetapi juga sebagai tokoh yang memberikan sumbangsih dalam bidang seni dan budaya yang terus memperkaya dan menghidupkan tradisi Islam di Indonesia.
Makam Sunan Bonang terletak di bagian belakang Masjid Agung Tuban, sebelah barat alun-alun Tuban. Beliau wafat pada tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban, Jawa Timur. Tempat ziarah beliau sering didatangi oleh para peziarah dari berbagai penjuru Indonesia. Ada beberapa daya tarik di makam Sunan Bonang, di antaranya:
Makam Sunan Bonang memiliki pendopo luas yang semi outdoor dengan lantai marmer, memberikan kenyamanan untuk ziarah. Makam sang wali terletak di tengah-tengah pendopo, berbentuk rumah kecil yang terbuka di bagian depannya. Pendopo ini dilengkapi atap, memberikan perlindungan bagi makam. Para ziarah biasanya duduk di dalam pendopo sambil membaca doa, tanpa masuk ke bangunan makam.
Meskipun boleh mengambil foto di area makam, tetapi tetap perlu menghormati tata krama. Penting diingat bahwa makam bukanlah objek wisata biasa, jadi penting untuk tidak mengambil foto sembarangan. Jika ingin mengabadikan momen, lebih baik diambil di area pintu masuk atau gapura, di mana Anda dapat melihat arsitektur khas Jawa kuno dengan sentuhan Islami.
Para ziarah ke makam Sunan Bonang seringkali juga melakukan istighosah di Masjid dan Pesantren Perut Bumi, yang juga dikenal dengan nama Aschabul Kahfi. Masjid ini terletak tidak jauh dari makam Sunan Bonang, hanya sekitar 2 km ke arah tenggara. Masjid ini dikenal sebagai Perut Bumi karena berada di dalam gua yang kemudian diubah menjadi tempat ibadah yang unik. Cahaya temaram menyinari masjid yang sepi dan bersih ini, menambah pesona dengan stalaktit yang menggantung dari langit-langit dan melilit pilar-pilar konstruksi masjid.
Di destinasi ziarah Makam Sunan Bonang Tuban, pengunjung akan disuguhkan dengan beragam fasilitas dan pelayanan yang memadai, seperti:
Pengunjung dapat menemukan tempat parkir yang luas, kamar mandi yang bersih, serta masjid dan gazebo yang terletak dekat dengan kompleks wisata sehingga memudahkan wisatawan untuk beristirahat atau tidur siang dengan nyaman.
Kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengunjung di makam adalah melakukan ibadah berupa doa. Makam Sunan Bonang terletak di dalam sebuah pendopo, tempat yang terbuka dengan atap yang didukung oleh pilar-pilar. Para ziarah biasanya duduk bersila di sekitar makam, sambil melantunkan doa dan ayat-ayat suci. Di sekitar area makam, terdapat pilar-pilar yang menjulang tinggi, dengan atap bergaya segitiga yang menyerupai struktur rumah joglo.
Makam Sunan Bonang memiliki nilai keagamaan dan keberkahan yang sangat penting bagi umat Islam. Banyak umat Muslim yang mengunjungi makam ini untuk melakukan ibadah, memohon berkah, serta menghormati Sunan Bonang sebagai tokoh agama yang dihormati. Ziarah ke makam juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi dan budaya masyarakat setempat. Tempat ini memberikan peluang kepada umat Islam untuk memperkuat keyakinan dan merasakan keberkahan spiritual yang diharapkan.
Foto: id.wikipedia.org/
Kunjungan ke kompleks makam Sunan Bonang di Tuban tidak hanya untuk ziarah, tetapi juga untuk memperdalam pemahaman tentang sejarah Sunan Bonang. Kompleks ini memiliki 27 situs cagar budaya dan dua yoni di sekitar pendopo.
Di antara makam-makam pentingnya adalah Cungkup Makam Sunan Bonang, Adipatih Kyai Ageng Gemilang, Adipatih Kyai Ageng Boto Abang, serta makam Adipatih Kyai Ageng Ngasreh dan Adipatih Balewod. Selain itu, terdapat artefak bersejarah lainnya seperti Rana, Gapura III, Pendopo Rantai sisi Barat, Pendopo Rantai sisi Timur, Gapura II, Pendopo Depan Timur, Pendopo Depan Barat, dan Gapura I.
Di samping itu, keunikan lain yang dapat ditemukan di tempat ini adalah mata air yang terletak di Sumur Qur’an. Air yang berasal dari sumur ini diyakini memiliki keistimewaan tertentu. Banyak pengunjung yang datang ke sini untuk meminum atau berwudhu dengan air dari Sumur Qur’an ini, meyakini bahwa airnya membawa berkah.
Lokasi Makam Sunan Bonang Tuban dapat ditemukan di Jalan Kh Mustain, Kutorejo, Kecamatan Tuban, Jawa Timur, Indonesia, 62311.
Makam ini buka setiap hari selama 24 jam dan tidak memerlukan tiket masuk. Namun, pengunjung diharapkan untuk mengenakan pakaian yang rapi dan tertutup serta menjunjung tinggi etika dan sopan santun.
Untuk mencapai Makam Sunan Bonang, akses jalannya relatif mudah. Jika berada di Tuban, bisa menggunakan Jalan Pantura yang merupakan rute utama menuju lokasi. Alternatifnya, bisa melalui Jalan Panglima Sudirman, Kragan – Rembang, dan Tuban – Babat. Bagi yang menggunakan transportasi umum, dapat berhenti di pemberhentian terdekat dan melanjutkan perjalanan dengan ojek atau berjalan kaki.
Tidak diperlukan tiket untuk mengunjungi makam Sunan Bonang di Tuban. Pengunjung dapat masuk tanpa dipungut biaya.
Sebelum berkunjung ke Makam Sunan Bonang di Tuban, sebaiknya kamu mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan, seperti makanan, minuman, dan lain sebagainya.
Tak lupa, siapkan juga beberapa barang tambahan seperti kamera karena pasti kamu ingin mengabadikan momen bersama keluarga atau teman. Selain itu, penting juga membawa peralatan medis seperti sabun, tisu, obat-obatan, dan sanitizer.
Pastikan tubuh dan kendaraanmu dalam kondisi yang prima agar liburan berjalan lancar. Tetaplah menjaga diri dan berhati-hati ya.
Rencanakan petualangan spiritualmu ke Makam Sunan Bonang dengan cara yang lebih seru dan mudah! Sekarang, kamu dapat memesan tiket perjalanan dan akomodasi penginapan melalui platform Traveloka. Cukup buka aplikasi atau situs web Traveloka, pilih tanggal yang diinginkan untuk perjalanan dan temukan berbagai pilihan tiket pesawat, kereta api, serta hotel atau penginapan di sekitar area makam.
Dapatkan promo menarik yang tersedia, mulai dari diskon tiket hingga penawaran khusus untuk penginapan. Dengan fitur pemesanan yang praktis dan kemudahan akses melalui perangkat seluler, kamu dapat merencanakan dan mengatur perjalanan spiritual dengan lebih efisien. Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi keindahan sejarah dan keagamaan di Makam Sunan Bonang dengan bantuan Traveloka!
Penginapan dan Hotel di Tuban
Cari Hotel di Tuban de...
Lihat Harga