Mengenal Jenis Bahan Bakar Bus & Keunggulannya

Mengenal Jenis Bahan Bakar Bus & Keunggulannya
Travel Bestie
17 Oct 2025 - Waktu baca 4 menit

Kalau kita bicara soal transportasi umum di Indonesia, bus jadi salah satu moda yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Dari bus kota, bus antar kota antar provinsi (AKAP), hingga bus pariwisata, semuanya punya peran penting dalam mobilitas masyarakat. 

Nah, salah satu faktor yang sering luput dari perhatian kita sebagai penumpang adalah bahan bakar bus. Padahal, jenis bahan bakar yang digunakan bukan hanya mempengaruhi performa mesin, tapi juga biaya operasional, kenyamanan perjalanan, hingga dampak terhadap lingkungan.

Dalam artikel ini, kami akan mengajak kamu buat mengulik lebih dalam tentang bahan bakar bus: jenis-jenisnya, kelebihan dan kekurangannya, sampai tren ke depan di industri transportasi Indonesia. 

Jenis-Jenis Bahan Bakar Bus di Indonesia

Jenis-Jenis Bahan Bakar Bus di Indonesia

Secara umum, ada beberapa jenis bahan bakar yang dipakai bus di Indonesia. Mari kita bahas satu per satu:

1. Solar (Diesel)

Solar adalah bahan bakar paling umum dipakai untuk bus, terutama bus besar bus AKAP maupun bus pariwisata. Mesin diesel dikenal tangguh, punya tenaga besar, dan lebih efisien untuk perjalanan jarak jauh.

Kelebihan:

Lebih hemat untuk perjalanan jarak jauh.
Mesin lebih bertenaga, cocok untuk mengangkut banyak penumpang.
Jaringan SPBU solar cukup luas.

Kekurangan:

Asap knalpot lebih tebal dibanding bensin.
Polusi suara (mesin diesel lebih berisik).
Butuh perawatan lebih rutin.

2. Bensin (Gasoline)

Meski jarang, ada beberapa bus mini atau bus pariwisata kecil yang menggunakan bensin. Biasanya dipakai untuk kendaraan ukuran sedang dengan kapasitas penumpang lebih sedikit.

Kelebihan:

Suara mesin lebih halus.
Akselerasi lebih cepat dibanding mesin diesel.

Kekurangan:

Konsumsi bahan bakar lebih boros.
Harga bensin lebih mahal ketimbang solar.

3. CNG (Compressed Natural Gas)

Di beberapa kota besar, pemerintah mulai menggalakkan penggunaan gas alam terkompresi (CNG) untuk bus TransJakarta dan transportasi massal lainnya.

Kelebihan:

Lebih ramah lingkungan (emisi rendah).
Harga relatif stabil dan lebih murah dibanding bensin/solar.
Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Kekurangan:

Infrastruktur SPBG (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas) masih terbatas.
Perlu konversi mesin khusus.

4. Biodiesel

Biodiesel merupakan campuran antara solar dengan minyak nabati, misalnya dari kelapa sawit. Indonesia sendiri sudah menerapkan program B35 (campuran 35% biodiesel dengan solar).

Kelebihan:

Lebih ramah lingkungan dibanding solar murni.
Mendukung energi terbarukan dalam negeri.

Kekurangan:

Harga produksi masih relatif tinggi.
Perlu perawatan mesin ekstra agar tidak cepat aus.

5. Listrik (Electric Bus)

Ini yang sedang jadi tren di Indonesia, terutama untuk transportasi dalam kota seperti TransJakarta dan bus pariwisata modern.

Kelebihan:

Nol emisi karbon, ramah lingkungan.
Operasional lebih hemat (nggak perlu solar/bensin).
Suara mesin sangat halus, nyaman buat penumpang.

Kekurangan:

Harga pembelian bus listrik masih mahal.
Infrastruktur pengisian baterai masih terbatas.
Daya jelajah baterai terbatas (sekitar 200–300 km sekali charge).

Dampak Jenis Bahan Bakar terhadap Perjalanan

Dampak Jenis Bahan Bakar terhadap Perjalanan

Sebagai penumpang, kita mungkin jarang memperhatikan jenis bahan bakar yang dipakai bus. Tapi sebenarnya, ini punya dampak langsung ke pengalaman perjalanan. Misalnya:

Bus solar: tenaganya kuat, jadi nyaman buat perjalanan jauh, tapi suara mesin lebih berisik.
Bus CNG: lebih sunyi dan tidak bau asap, tapi terkadang keterbatasan pengisian bisa bikin rute jadi terbatas.
Bus listrik: super nyaman, senyap, dan modern, cocok buat perjalanan dalam kota.

Selain itu, pemilihan bahan bakar juga mempengaruhi harga tiket bus. Operator bus biasanya menghitung biaya operasional (termasuk bahan bakar) ke dalam harga tiket. Jadi, semakin hemat bahan bakarnya, semakin kompetitif juga harga tiketnya.

Alasan Bus Memakai Bahan Bakar Solar

Banyak bus di Indonesia menggunakan bahan bakar solar untuk operasional busnya. Berikut ini alasan kuat mengapa bus menggunakan bahan bakar ini. 

1. Lebih Hemat untuk Jarak Jauh

Mesin diesel jauh lebih efisien dibanding mesin bensin. Konsumsi solar lebih irit, apalagi untuk perjalanan bus yang menempuh ratusan kilometer setiap harinya.

2. Tenaga Mesin Lebih Besar

Solar menghasilkan torsi tinggi pada putaran mesin rendah. Artinya, bus bisa lebih mudah menanjak, membawa banyak penumpang, dan mengangkut beban berat tanpa harus kerja mesin terlalu keras.

3. Biaya Operasional Lebih Murah

Harga solar (terutama jenis subsidi) biasanya lebih rendah dibanding bensin. Untuk operator bus, selisih ini jadi faktor penting untuk menjaga harga tiket tetap kompetitif.

4. Daya Tahan Mesin Diesel

Mesin diesel terkenal bandel dan tahan lama. Cocok banget buat bus yang harus beroperasi setiap hari dengan jarak tempuh jauh.

5. Infrastruktur Bahan Bakar yang Luas

SPBU solar tersedia hampir di seluruh wilayah Indonesia, sehingga memudahkan pengisian bahan bakar meskipun bus melintas di daerah terpencil.

Masa Depan Bahan Bakar Bus di Indonesia

Indonesia sedang menuju era transportasi yang lebih hijau. Pemerintah gencar mendorong penggunaan energi terbarukan, termasuk pada transportasi umum. Program biodiesel B35 sudah berjalan, dan bus listrik perlahan mulai diperkenalkan di kota-kota besar.

Masa depan bahan bakar bus kemungkinan akan mengarah ke:

Dominasi biodiesel untuk bus jarak jauh (karena lebih hemat dan mendukung energi lokal).
Ekspansi bus listrik di kota besar dengan infrastruktur charging yang makin lengkap.
Diversifikasi energi seperti hidrogen yang mulai dikembangkan di negara maju.

Buat kita sebagai pengguna, tentu harapannya adalah bisa naik bus dengan harga terjangkau, perjalanan nyaman, dan tetap ramah lingkungan.

Pesan Bus & Shuttle ke Berbagai Destinasi di Traveloka

Pesan Bus & Shuttle ke Berbagai Destinasi di Traveloka

Kalau dirangkum, ada lima jenis bahan bakar bus yang populer di Indonesia: solar, bensin, CNG, biodiesel, dan listrik. Solar masih jadi yang paling umum, biodiesel mulai dikembangkan, sementara bus listrik jadi tren baru yang ramah lingkungan. Setiap jenis punya kelebihan dan kekurangan, tapi arahnya jelas: transportasi bus dan shuttle di Indonesia menuju yang lebih hijau, hemat, dan nyaman.

Nah, kalau kamu lagi berencana bepergian naik bus, pastikan pilih operator yang terpercaya dan sesuai kebutuhan. Dengan Traveloka, kamu bisa dengan mudah cek jadwal, harga tiket, hingga pilih kursi bus favoritmu langsung dari aplikasi.Jadi, kamu tidak perlu repot lagi antri di terminal, cukup buka aplikasi Traveloka dan semua beres! 

Selain itu, kamu juga bisa mendapatkan potongan harga atau cashback dengan kode kupon Traveloka, promo bank, atau promo menarik lainnya. Kamu bisa jadi lebih hemat untuk merencanakan liburanmu. 

Dalam Artikel Ini

• Jenis-Jenis Bahan Bakar Bus di Indonesia
• 1. Solar (Diesel)
• 2. Bensin (Gasoline)
• 3. CNG (Compressed Natural Gas)
• 4. Biodiesel
• 5. Listrik (Electric Bus)
• Dampak Jenis Bahan Bakar terhadap Perjalanan
• Alasan Bus Memakai Bahan Bakar Solar
• 1. Lebih Hemat untuk Jarak Jauh
• 2. Tenaga Mesin Lebih Besar
• 3. Biaya Operasional Lebih Murah
• 4. Daya Tahan Mesin Diesel
• 5. Infrastruktur Bahan Bakar yang Luas
• Masa Depan Bahan Bakar Bus di Indonesia
• Pesan Bus & Shuttle ke Berbagai Destinasi di Traveloka
Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
NewsletterForm.titleMessage
NewsletterForm.subtitleMessage
NewsletterForm.subscribeButton