Mengenal Kebudayaan Suku Osing - Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Timur. Banyuwangi juga merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur, sekaligus yang terluas di Pulau Jawa. Beragam jenis wisata alam bisa dijelajahi di Banyuwangi diantaranya pantai, dataran tinggi, dan kawasan hutan dengan berbagai habitat flora dan fauna di dalamnya. Tempat-tempat destinasi seperti Taman Nasional Baluran, Kawah Ijen, dan Pantai Pulau Merah merupakan objek wisata alam yang populer di kawasan ini.
Selain memiliki beragam tempat wisata alam yang bisa dijelajahi, Banyuwangi juga menyuguhkan keragaman budaya, kesenian, serta tradisi yang masih terjaga. Kota yang dikenal dengan sebutan “Kota Festival” ini memiliki topografi yang unik dan penduduk yang multikultur membentuk karakter masyarakat khas Banyuwangi. Elemen masyarakat Banyuwangi yang sampai saat ini menjadi identitas bagi daerah ini diantaranya Jawa Mataraman, Madura – Pandalungan (Tapal Kuda), dan yang paling mendapatkan tempat dihati masyarakat adalah Suku Osing yang terletak di Kemiren, Kecamatan Glagah.
Walaupun Suku Osing bukan merupakan penduduk mayoritas yang mendiami Banyuwangi, namun penduduk Suku Osing adalah penduduk asli Banyuwangi yang merupakan keturunan Kerajaan Blambangan. Bahkan, dengan keragaman adat istiadat, budaya, pariwisata, dan seni yang ada di Suku Osing dapat menarik para wisatawan yang sengaja berlibur untuk berwisata budaya. Hal ini tentunya membuat Destinasi Wisata Osing menjadi salah satu objek wisata yang wajib untuk dikunjungi. Jika kamu ingin berkunjung ke Jawa Timur, khususnya Banyuwangi, tak ada salahnya jika kamu menjelajahi Suku Osing yang ada di Banyuwangi ini. Selengkapnya, kita akan lebih jauh mengenal Suku Osing, suku asli Banyuwangi dengan beragam Tradisi, Kuliner, dan Destinasi wisata yang dimilikinya.
Baca juga: Mengenal Budaya & Suku Betawi
Seperti yang sudah sedikit disebutkan diatas, bahwa Suku Osing merupakan suku asli Banyuwangi. Suku ini juga disebut sebagai Laros atau Wong Blambangan atau Wong Osing. Warga Suku Osing menggunakan Bahasa Osing, yang mana bahasa ini adalah turunan dari Jawa Kuno dan juga dipengaruhi dengan sedikit bahasa Bali. Bahasa Osing sendiri merupakan salah satu dialek dari Bahasa Jawa yang biasa dituturkan terutama oleh masyarakat Banyuwangi.
Kepercayaan utama Suku Osing pada awalnya adalah Hindu-Buddha, namun semakin berkembangnya Kerajaan Islam di Pantura, membuat agama Islam pun ikut menyebar di kalangan Suku Osing. Banyaknya pengaruh agama Islam yang telah menyebar, membuat suku ini tidak mengenal kasta seperti halnya Suku Bali. Namun, Kesenian Suku Osing terbilang banyak mengandung unsur mistik layaknya Suku Bali dan Suku Tengger. Kesenian utama yang masih terjaga hingga saat ini diantaranya Gandrung Banyuwangi, Patrol, Seblang, Angklung, Tari Barong, Kuntulan, Kendang, Kempul, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Suku Osing memiliki bahasanya sendiri yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya Bali, Bahasa Osing juga merupakan turunan dari Jawa Kuno. Di wilayah Banyuwangi sendiri memiliki varian bahasa, diantaranya varian yang dianggap Kuno terdapat di wilayah utama, yaitu Giri, Glagah, dan Licin yang mana masih murni. Sedangkan di daerah Kabupaten Jember merupakan varian Bahasa Jawa Dialek yang sudah dipengaruhi Bahasa Madura dengan pelafalan yang berbeda dengan Bahasa Jawa Osing Banyuwangi.
Suku yang terletak di Kabupaten Banyuwangi, Desa Osing atau Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Jawa Timur ini berbeda dengan karakter masyarakat Suku Jawa pada umumnya, terutama dari segi bahasa, cara berpakaian, serta rumah tinggalnya. Selain itu, tradisi lain dari Suku Osing juga masih banyak yang dipertahankan hingga saat ini, mulai dari Gedhongan, Tari Gandrung, Atraksi Barong Osing, serta tradisi lainnya. Beberapa tradisi Suku Osing yang masih terjaga akan dibahas selengkapnya di bawah ini.
Tradisi khas Osing yang bernama Tumpeng Sewu ini merupakan tradisi makan besar yang masih dilakukan hingga sekarang. Perayaan Tumpeng Sewu sendiri rutin dilakukan oleh masyarakat Suku Osing pada bulan Zulhijah atau yang biasa disebut dengan bulan Haji. Tumpeng Sewu diadakan sebagai upacara tolak bala bagi kepercayaan Suku Osing yang mana jika ditinggalkan, maka dipercaya Suku Osing akan mendapatkan musibah.
Perayaan Tumpeng Sewu menghidangkan berbagai jenis makanan, salah satu yang tidak boleh ketinggalan adalah pecel pitik, yaitu ayam panggang yang diberi parutan kelapa dan bumbu khas Osing.
Jika kamu berada di Desa Osing, maka sepanjang jalan kamu akan sering menemukan ibu-ibu atau yang biasa disebut “emak” yang sedang menggosok gigi mereka menggunakan buah pinang. Hal inilah yang disebut pinang atau tradisi mengunyah buah pinang dengan berbahan buah pinang, gambir, kapur sirih yang kemudian digulung menggunakan daun sirih. Uniknya, Tradisi Nginang ini sendiri dijadikan suatu perlombaan oleh masyarakat yang mana sebagai bentuk untuk melestarikan Tradisi Nginang di Suku Osing.
Koloan Selamatan dilakukan atau dipersembahkan untuk salah satu anak dari warga Suku Osing akan melaksanakan khitanan. Tradisi Koloan Selamatan dilakukan dengan cara meneteskan darah dari kepala ayam yang disembelih ke kepala anak yang akan di khitan. Ayam yang digunakan pun harus menggunakan ayam jago berwarna merah yang masih belum mengawini ayam betina.
Tradisi unik lainnya yang masih dilakukan serta dilestarikan Suku Osing adalah Mepe Kasur atau Jemur Kasur. Mepe Kasur rutin dilakukan oleh warga Suku Osing setiap bulan Zulhijah bersamaan dengan selamatan desa. Tradisi ini dilakukan untuk menjaga kerukunan sesama warga dan rasa semangat dalam berumah tangga. Warna kasur yang dijemur pun memiliki maknanya tersendiri, yang terdiri dari warna merah dan hitam yang berarti menggambarkan tolak bala dan kelanggengan keluarga.
Tak kalah dengan tradisinya yang beragam, Suku Osing juga memiliki kuliner khas atau panganan yang mencerminkan budaya mereka. Sajian kuliner ini biasanya dihidangkan dalam upacara-upacara adat dan tak jarang pula yang sengaja disajikan sebagai bentuk pelestarian serta mengenalkan cita rasa yang khas dari kuliner Suku Osing kepada wisatawan. Berikut kuliner khas Suku Osing yang wajib dicicipi:
Salah satu kuliner khas Suku Osing ini memang cukup asing bagi wisatawan. Sop Kesrut sendiri terdiri dari olahan kaldu kental dengan tambahan tulang ayam kampung atau biasa yang disebut dengan balungan. Sop ini dinamakan “Kesrut” karena rasa kuah sopnya yang gurih pedas serta biasa dihidangkan dengan sambal tempong yang terkenal juga dengan pedasnya yang membakar lidah. Rasa pedas inilah yang membuat hidung siapapun yang mencicipinya akan terasa kesrut-kesrut. Tak lupa juga ayam kampung goreng dan nasi hangat yang akan menambah kenikmatan dari kuliner kuno yang satu ini.
Pecel Pitik adalah kuliner khas Suku Osing yang menyajikan ayam kampung bakar yang dicampurkan dengan parutan kelapa muda yang diolah bersama kacang sangrai yang telah dihaluskan bersama rempah-rempah dan perasan jeruk nipis. Pecel Pitik biasanya disajikan saat upacara tertentu, biasanya adalah saat upacara Adat Bersih desa Suku Osing.
Jika dilihat sekilas, kuliner Sayur dan Sambel Lucu ini mirip dengan tampilan Sop. Yang membedakan adalah warna kuah yang bening, serta sayuran yang digunakan adalah tanaman lucu. Tanaman lucu adalah tanaman dengan bentuk mirip laos, dengan daun berbentuk lebar yang tumbuh secara berkelompok. Sayur lucu ini memiliki cita rasa segar dan memiliki bau yang sedikit langu. Biasanya, Sayur Lucu disajikan pula dengan sambel lucu. Sambel lucu terbuat dari potongan kecil tanaman lucu yang dicampur dengan kacang panjang dan dihaluskan bersama cabai.
Salah satu destinasi untuk liburan menarik sekaligus belajar tentang budaya Suku Osing yang bisa kamu kunjungi adalah Desa Wisata Suku Osing. Desa Wisata Suku Osing yang berada di Desa Kemiren ini bisa ditempuh hanya dalam waktu 15 menit dari pusat Kota Banyuwangi. Sedangkan jika kamu dari Stasiun Karangasem, jarak tempuhnya hanya sekitar 10 menit. Desa Wisata Osing ini menawarkan penginapan, serta berbagai wisata budaya yang bisa dipelajari wisatawan saat berkunjung. Biaya masuk untuk ke destinasi Wisata Osing sebesar Rp5.000 hingga Rp16.500.
Saat masuk ke Desa Wisata Suku Osing, kamu akan disambut dengan rumah-rumah yang pintunya masih terbuat dari kayu dengan bagian atas rumahnya dihiasi oleh kepala burung Buraq. Selanjutnya, kamu bisa ke sebelah utara Desa Kemiren yang merupakan area rekreasi anjungan yang terdapat miniatur rumah adat khas Suku Osing. Kamu juga bisa menemukan berbagai peralatan dan perabotan yang mencerminkan tradisi, budaya, dan adat dari Suku Osing di anjungan tersebut. Tak jauh dari Anjungan, kamu bisa mengunjungi museum kebudayaan masyarakat asli Suku Osing di Sanggar Genjah Arum. Di Sanggar Genjah Arum, kamu juga bisa menyaksikan pertunjukan Tari Gandrung Pesona yang merupakan tarian khas Suku Osing. Terdapat pula Angklung Paglak yang terbuat dari bambu dengan tinggi mencapai 10 meter.
Berbagai aktivitas khas Suku Osing pun bisa kamu lakukan di Desa Wisata ini, diantaranya adalah Tradisi Gedhogan yang merupakan pertunjukan seni unik sebagai rasa syukur masa panen dengan memukulkan lesung dan alu yang diiringi dengan alunan angklung dan tabuhan gendang yang merdu. Kamu juga bisa belajar proses pembuatan kopi tradisional Suku Osing, mulai dari menumbuk, menyangrai, menyaring biji kopi, hingga menyajikan kopi menggunakan wajan tanah liat. Lalu, jika kamu datang di tanggal 2 Syawal, kamu akan menyaksikan Tradisi Barong Ider Bumi yang merupakan ritual tahunan Suku Osing sejak tahun 1940an.
Hotel & Penginapan Terbaik di Glagah
Temukan lebih banyak p...
Lihat Harga
Baca juga: Mengenal Upacara & Adat Khas Bali
Berbagai keseruan dan aktivitas menarik lainnya untuk dijelajahi di Desa Suku Osing dan sekitar Banyuwangi bisa kamu temukan di Traveloka melalui Traveloka Xperience. Banyaknya berbagai budaya khas yang bisa dieksplor memang tidak cukup jika kamu hanya berada 1 hari di Desa Suku Osing. Kamu bisa bermalam untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang Suku Osing dengan bermalam di penginapan dan hotel yang ada di sekitar Desa atau daerah Banyuwangi melalui Traveloka.
Rencanakan segera pengalaman terbaik berwisata budaya dengan Traveloka sekarang juga!
Hotel & Penginapan Terbaik di Banyuwangi
Temukan lebih banyak p...
Lihat Harga