Mungkin tak terlintas di pikiran Anda untuk mengunjungi Pulau Morotai. Padahal, jika kenal lebih dekat lagi, destinasi ini menawarkan beragam kekayaan yang bakal memukau Anda. Berjuluk “Mutiara di Bibir Pasifik”, Morotai memang terkenal dengan keindahan baharinya. Tapi lepas dari itu, ternyata pulau ini juga menyimpan peninggalan sejarah Perang Dunia II, baik di dalam laut maupun daratan.
Untuk menginspirasi Anda, Traveloka menjajaki Morotai bersama program Indonesian Authentic Places MNC TV dan Hamish Daud. “Ini adalah pengalaman pertamaku jelajah Morotai,” tutur figur yang gemar bertualang ini. Berikut jejak langkahnya yang tersaji di bawah ini.
Di Pulau Morotai, Anda tak sulit menemukan pantai berpasir lembut, air laut berwarna pirus, gua dan spot menyelam yang menguji adrenalin, hingga masyarakat yang ramah dan bersahaja.
Lokasi: 20 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat
“Keindahan alamnya membuat kita tak mau beranjak dari tempat ini.”
- Hamish Daud
Lokasi: 40 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat
“Lautnya masih jernih banget, tak sulit melihat keindahan bawah lautnya.”
- Hamish Daud
Lokasi: Desa Bido, 66 km/1 jam dari Bandar Udara Pitu via darat
“Hamparan pasir putih dan lautnya masih sangat bersih.”
- Hamish Daud
“Gua Popogu sangat menarik untuk dikunjungi, karena ini adalah spot baru di Morotai yg belum banyak orang ketahui.”
- Hamish Daud
Lokasi: 15 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat.
Tips: Sedia powerbank untuk alat elektronik, karena di sini listrik berasal dari PLTS desa yang hanya tersedia pada malam hari dengan kapasitas terbatas.
“Kesan hangat dari masyarakat sudah aku rasakan ketika menginjakkan kaki di sini.”
- Hamish Daud
Pulau Morotai adalah saksi bisu Perang Dunia II, tempat tentara Jepang mendirikan basis pertahanan mereka sebelum diambil alih oleh negara sekutu. Tak heran ada banyak peninggalan sisa-sisa perang yang tersimpan di sini, seperti: bangkai kendaraan zaman perang yang terkubur di bawah laut, puing-puing bangunan pelabuhan militer, kendaraan perang, senapan mesin, hingga monumen pahlawan asing.
Lokasi: laut lepas sekitar desa Wawama, 10 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat
"Diving memang menjadi daya tarik utama Morotai.”
- Hamish Daud
Lokasi: Desa Daruba, 8 km/15 menit dari Bandar Udara Pitu via darat
“Sejarah di sini menarik untuk kita pelajari. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat melakukan hal lebih baik di masa depan.”
- Hamish Daud
Lokasi: Desa Pandanga, Pulau Morotai, 9,1 km/15 menit dari Bandar Udara Pitu via darat
“Kurang lengkap rasanya jika tidak melihat Morotai dari berbagai sudut, salah satunya di sini.”
- Hamish Daud
Lokasi: 15 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat
Tips:tidak ada warung yang menjual makanan dan minuman ringan. Untuk itu, sebaiknya Anda membawa bekal makanan dan minuman bila ingin berkunjung ke pulau ini.
"Sejarah Perang Dunia II yang tersimpan di sini wajib banget untuk kita pelajari ketika berada di Morotai.
- Hamish Daud
Resor mewah dengan panorama pantai.
D’Aloha Resort
8.3/10
•
Juanga, Morotai Selata...
Lihat Harga
Bandar Udara Leo Wattimena (sebelumnya dikenal dengan Bandar Udara Pitu) merupakan satu-satunya bandara di Pulau Morotai. Beberapa petunjuk terkait bandar udara ini adalah:
Dari Halmahera (Pelabuhan Tobelo) ke Pelabuhan Daruba, Morotai:
Dari Ternate (Pelabuhan Ahmad Yani) ke Pelabuhan Daruba, Morotai:
Sewa speedboat bertarif Rp800.000 untuk setengah hari dengan kuota maksimal 15 orang.