Menjajaki Kekayaan Pulau Morotai

Bersama Hamish Daud
Hendrie Oktaviannur
27 Sep 2019 - Waktu baca 4 menit

Mungkin tak terlintas di pikiran Anda untuk mengunjungi Pulau Morotai. Padahal, jika kenal lebih dekat lagi, destinasi ini menawarkan beragam kekayaan yang bakal memukau Anda. Berjuluk “Mutiara di Bibir Pasifik”, Morotai memang terkenal dengan keindahan baharinya. Tapi lepas dari itu, ternyata pulau ini juga menyimpan peninggalan sejarah Perang Dunia II, baik di dalam laut maupun daratan.

Untuk menginspirasi Anda, Traveloka menjajaki Morotai bersama program Indonesian Authentic Places MNC TV dan Hamish Daud. “Ini adalah pengalaman pertamaku jelajah Morotai,” tutur figur yang gemar bertualang ini. Berikut jejak langkahnya yang tersaji di bawah ini.

Pesona Alam Memikat Morotai

Di Pulau Morotai, Anda tak sulit menemukan pantai berpasir lembut, air laut berwarna pirus, gua dan spot menyelam yang menguji adrenalin, hingga masyarakat yang ramah dan bersahaja.

Lokasi: 20 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat

Nikmati bentangan pantai berpasir putih lembut seperti bedak bayi dengan air laut jernih berwarna pirus.
Pulau ini terdiri dari Pulau Dodola Besar dan Pulau Dodola Kecil. Kedua pulau ini hanya tersambung saat laut sedang surut dan membentuk jalan pasir, yang dikenal dengan fenomena ‘laut belah’.
Anda pun bisa snorkeling dan diving di sekitar pulau, tercatat ada 13 titik penyelaman di tempat ini.

“Keindahan alamnya membuat kita tak mau beranjak dari tempat ini.”


- Hamish Daud

Lokasi: 40 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat

Pulau tak berpenghuni dengan pantai yang bersih—jarang didatangi orang.
Destinasi favorit para penyelam karena bawah lautnya terdapat banyak hiu karang sirip hitam (blacktip reef shark).
Terdapat 2 dive center di Pulau Morotai yang bisa mengantar Anda ke sini, yaitu: Shark Diving Indonesia (berlokasi di desa Daruba) dan Dive Morotai (D’Aloha Resort).
Harga mulai Rp1.500.000 untuk 3 titik penyelaman, termasuk situs selam hiu karang sirip hitam ini.

“Lautnya masih jernih banget, tak sulit melihat keindahan bawah lautnya.”


- Hamish Daud

Lokasi: Desa Bido, 66 km/1 jam dari Bandar Udara Pitu via darat

Pantai ini memiliki pasir putih yang bersih dan halus, serta batu cadas di sepanjang pantai dengan bentuk yang unik.
Rimbunnya pohon-pohon di sepanjang pantai membuat suasananya sejuk dan bikin pengunjung betah berlama-lama.
Tarif masuk dipatok berdasarkan kendaraan: mobil Rp50.000 dan roda dua Rp20.000.

“Hamparan pasir putih dan lautnya masih sangat bersih.”


- Hamish Daud

Destinasi baru di Morotai dan memiliki batu besar berwarna putih seperti guling, yang diberi nama Batu Pocong.
Di dalam gua, Anda dapat menyaksikan kolam air serta air terjun setinggi 4 meter.
Sebelum memasuki gua, pengunjung diminta membasuh wajah dengan air sungai yang keluar dari mulut gua sebagai pelindung dari gangguan hal-hal mistik.
Gua memiliki kedalaman hingga 400 meter.

“Gua Popogu sangat menarik untuk dikunjungi, karena ini adalah spot baru di Morotai yg belum banyak orang ketahui.”


- Hamish Daud

Lokasi: 15 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat.

Pulau kecil berpenghuni yang tak sekadar punya pantai cantik, namun juga beragam aktivitas dan masyarakat yang ramah.
Saksikan berbagai aktivitas sehari-hari masyarakat setempat, seperti: nelayan yang pulang membawa setumpuk ikan dan rumput laut, juga keceriaan anak-anak yang bermain.
Terdapat festival tahunan bertajuk Festival Morotai yang menampilkan berbagai perahu hias dari nelayan setempat. Biasanya diadakan pada bulan Agustus.
Di utara pulau, terdapat Pulau Galo-Galo kecil yang tak berpenghuni. Di pulau ini terdapat tempat menginap dan rumah-rumah pantai yang bisa Anda singgahi.

Tips: Sedia powerbank untuk alat elektronik, karena di sini listrik berasal dari PLTS desa yang hanya tersedia pada malam hari dengan kapasitas terbatas.

“Kesan hangat dari masyarakat sudah aku rasakan ketika menginjakkan kaki di sini.”


- Hamish Daud

Guratan Sejarah di Dua Alam

Pulau Morotai adalah saksi bisu Perang Dunia II, tempat tentara Jepang mendirikan basis pertahanan mereka sebelum diambil alih oleh negara sekutu. Tak heran ada banyak peninggalan sisa-sisa perang yang tersimpan di sini, seperti: bangkai kendaraan zaman perang yang terkubur di bawah laut, puing-puing bangunan pelabuhan militer, kendaraan perang, senapan mesin, hingga monumen pahlawan asing.

Lokasi: laut lepas sekitar desa Wawama, 10 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat

Titik penyelaman paling favorit di Morotai, populer disebut museum perang bawah laut.
Terdapat banyak sekali bangkai peralatan perang di situs ini, seperti mobil Jeep, truk, kapal, hingga pesawat tempur.
Terdapat 2 dive center di Pulau Morotai yang bisa mengantar Anda ke sini, yaitu: Shark Diving Indonesia (desa Daruba) dan Dive Morotai (D’Aloha Resort).
Harga mulai Rp1.500.000 untuk 3 titik penyelaman, termasuk situs selam bangkai peralatan Perang Dunia II ini.

"Diving memang menjadi daya tarik utama Morotai.”


- Hamish Daud

Lokasi: Desa Daruba, 8 km/15 menit dari Bandar Udara Pitu via darat

Museum yang dibangun di sebuah rumah, menyimpan berbagai peninggalan Perang Dunia II yang telah dikumpulkan Muhlis Eso, sang pemilik museum, seperti: tempat minum, topi baja, kalung, granat, selongsong peluru, hingga senapan mesin.
Biaya masuk: sukarela.

“Sejarah di sini menarik untuk kita pelajari. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat melakukan hal lebih baik di masa depan.”


- Hamish Daud

Lokasi: Desa Pandanga, Pulau Morotai, 9,1 km/15 menit dari Bandar Udara Pitu via darat

Saksikan matahari terbenam di tengah puing-puing sisa pelabuhan militer.
Di pesisir pantai, terdapat warung yang menjual makanan dan minuman ringan.

“Kurang lengkap rasanya jika tidak melihat Morotai dari berbagai sudut, salah satunya di sini.”


- Hamish Daud

Lokasi: 15 menit dari Pelabuhan Daruba, Morotai, dengan kapal cepat

Pulau tak berpenghuni yang menawarkan berbagai aktivitas wisata menarik, mulai dari snorkeling, diving, dan berkeliling dengan kapal cepat.
Di pulau tak berpenghuni ini terdapat Monumen Jenderal Douglas MacArthur, seorang panglima pasukan Perang Pasifik yang telah berjasa mengusir Jepang dari sekitar Pulau Morotai hingga Filipina.

Tips:tidak ada warung yang menjual makanan dan minuman ringan. Untuk itu, sebaiknya Anda membawa bekal makanan dan minuman bila ingin berkunjung ke pulau ini.

"Sejarah Perang Dunia II yang tersimpan di sini wajib banget untuk kita pelajari ketika berada di Morotai.


- Hamish Daud

Menginap di mana?

D’Aloha Resort

Resor mewah dengan panorama pantai.

D’Aloha Resort

8.3/10

Juanga, Morotai Selata...

Lihat Harga

Transportasi

Menuju Morotai via udara

Bandar Udara Leo Wattimena (sebelumnya dikenal dengan Bandar Udara Pitu) merupakan satu-satunya bandara di Pulau Morotai. Beberapa petunjuk terkait bandar udara ini adalah:

Bandara ini melayani penerbangan dari dan ke Bandar Udara Sultan Babullah, Ternate.
Maskapai komersial yang umumnya melayani penerbangan ke Bandar Udara Leo Wattimena adalah Wings Air.
Hanya ada satu penerbangan per harinya, yaitu pada pukul 11:45 WIT.

Menuju Morotai via laut

Dari Halmahera (Pelabuhan Tobelo) ke Pelabuhan Daruba, Morotai:

Speedboat ke Pelabuhan Daruba, Morotai: waktu tempuh 12 jam (tarif Rp160.000/orang)
Kapal kayu: waktu tempuh 2 jam (tarif Rp60.000/orang)
Kapal feri: waktu tempuh 2 jam (tarif Rp 20.000/orang)

Dari Ternate (Pelabuhan Ahmad Yani) ke Pelabuhan Daruba, Morotai:

Kapal feri: waktu tempuh 12 jam (tarif Rp160.000/orang)

Berkeliling di pulau

Anda bisa menyewa mobil yang bisa ditemukan di Bandar Udara Leo Wattimena. Estimasi harga sewa: Rp500.000/hari. Harga belum termasuk sopir (Rp150.000/hari), bensin (Rp200.000/hari), dan biaya pemandu (Rp250.000/hari).
Anda juga bisa menggunakan bentor/becak motor yang menjadi angkutan umum di Morotai, dengan biaya mulai Rp10.000, tergantung jarak.

Mengunjungi pulau sekitar

Sewa speedboat bertarif Rp800.000 untuk setengah hari dengan kuota maksimal 15 orang.

Tahukah Anda?

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan