Kota Tua tidak hanya dikenal dengan gedung-gedung bernuansa klasik dan kulinernya saja. Kawasan ini juga memiliki banyak museum yang bisa dikunjungi untuk berwisata edukasi ataupun berwisata sejarah. Faktanya, terdapat berbagai macam museum di Kota Tua yang masing-masing menawarkan wisata edukasi dan sejarahnya masing-masing.
Tertarik untuk mengunjungi museum-museum di Kota Tua untuk berwisata edukasi dan berwisata sejarah? Simak informasinya berikut ini, yuk!
Alamat: Taman Fatahillah No.1, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110.
Museum Fatahillah adalah salah satu museum yang paling populer di kawasan Kota Tua. Selain lokasinya yang strategis, gedung museum ini sangat bersejarah, loh! Sebagai informasi, gedung ini dulunya adalah Balai Kota Batavia (Stadhuis Van Batavia) yang dibangun pada tahun 1707 hingga 1710 atas perintah dari Gubernur Jenderal Joan van Hoorn.
Selain digunakan sebagai kantor, gedung tersebut juga difungsikan sebagai ruang pengadilan, hingga ruang bawah tanah untuk penjara. Barulah pada tahun 1974, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, meresmikan gedung tersebut menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Di dalam museum ini, wisatawan dapat melihat hasil penggalian arkeologi di sekitar Jakarta, mebel-mebel antik yang sudah ada sejak abad ke-17 hingga 19, replika dari peninggalan-peninggalan masa Pajajaran dan Tarumanegara, sampai batu prasasti.
Museum Bahari (Foto: museum.co.id)
Alamat: Jl. Ps. Ikan No.1, RT.11/RW.4, Penjaringan, Kec. Penjaringan, Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14440.
Museum Bahari juga menjadi salah satu museum di Kota Tua yang dulunya merupakan gedung yang didirikan oleh Belanda. Dulunya, gedung tersebut berfungsi sebagai gudang yang digunakan untuk menyimpan, memilih, hingga mengepak hasil bumi.
Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Perusahaan Hindia Timur Belanda dulu menggunakan gedung itu untuk menyimpan barang-barang dagangan utama mereka, seperti teh, timah, tembaga, rempah, kopi, sampai tekstil.
Setelah Jepang masuk ke Indonesia, gedung ini juga pernah digunakan untuk menyimpan barang-barang logistik dari tentara Jepang. Barulah ketika Indonesia merdeka, gedung tersebut digunakan oleh PLN dan PTT untuk menjadi gudang.
Pada tahun 1977, gedung ini baru diresmikan menjadi Museum Bahari, di mana pengunjung bisa melihat berbagai macam perahu yang digunakan oleh penduduk Indonesia. Wisatawan juga bisa melihat kapal yang dulunya digunakan pada zaman VOC.
Alamat: Jalan Pintu Besar Utara No.27 Pinangsia, RT.3/RW.6, Kota Tua, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110.
Museum di Kota Tua selanjutnya adalah Museum Wayang. Gedung dari museum ini memiliki sejarah yang cukup panjang.
Pada awalnya, museum ini berfungsi sebagai sebuah bangunan bernama Gereja Lama Belanda yang dibangun pada tahun 1640. Setelah itu, pada tahun 1732, gedung itu diperbaiki dan namanya diganti menjadiumi. Gedung ini baru diresmikan menjadi Museum Wayang pada tahun 1975. Gereja Baur Belanda. Namun, pada tahun 1808, gedung ini hancur akibat gempa b
Di dalam museum ini, wisatawan bisa melihat berbagai macam wayang, mulai dari yang terbuat dari kayu maupun kulit. Selain wayang dari Indonesia, Museum Wayang juga menyimpan koleksi wayang dari luar negeri, misalnya dari negara Kamboja ataupun Tiongkok. Di samping itu, ada juga koleksi boneka-boneka dari gatara Eropa.
Alamat: Jl. Pintu Besar Utara No.3, RT.4/RW.6, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110.
Museum Bank Indonesia juga menjadi salah satu museum di Kota Tua yang patut Anda kunjungi, khususnya jika Anda tertarik dengan sejarah dari bank dan benda-benda numismatik.
Didirikannya Museum Bank Indonesia memiliki beberapa tujuan, salah satunya untuk menjadi sarana komunikasi kebijakan Bank Indonesia. Sehingga, masyarakat bisa lebih mudah untuk mengetahui serta memahami kebijakan-kebijakan dari Bank Indonesia.
Selain itu, Museum Bank Indonesia juga mengumpulkan, menyimpan, dan merawat benda-benda numismatik maupun dokumen bersejarah yang dimiliki oleh Bank Indonesia.
Tidak hanya itu, Museum Bank Indonesia juga dapat menjadi sarana rekreasi literasi yang menghibur. Sebab, pengunjung bisa melihat sejarah dengan teknologi canggih di dalam museum ini.
Alamat: Pinang Siang, Jl. Kali Besar Barat No.11 7, RT.7/RW.3, Roa Malaka, Kec. Tambora, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11230.
Sesuai namanya, Museum Toko Merah memiliki gedung bernuansa klasik yang didominasi warna merah. Gedung dari Toko Merah sendiri sudah dibangun sejak tahun 1730 oleh Gustaaf Willem Baron Van Imhoff.
Nama gedung Toko Merah sendiri diambil dari fungsinya. Sebab, gedung tersebut pernah menjadi toko milik warga Tionghoa yang bernama Oey Liauw Kong.
Dulunya, gedung ini juga pernah menjadi rumah dari beberapa tokoh Gubernur Jenderal, sebut saja Jacob Mossel, Petrus Albertus Van Der Parra, Reinier de Klerk, Nicolaas Hartingh, hingga Baron Von Hohendorff.
Gedung dari Museum Toko Merah juga menjadi salah satu bangunan tertua yang ada di Kota Jakarta. Sebab, usianya sudah mencapai 294 tahun. Hampir 3 abad!
Museum Seni Rupa dan Keramik (Foto: dinaskebudayaan.jakarta.go.id)
Alamat: Jl. Pos Kota No.2 9, RT.9/RW.7, Pinangsia, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11110.
Museum Seni Rupa dan Keramik adalah museum yang menampilkan berbagai macam koleksi dari karya para seniman Indonesia, mulai dari abad ke-18 hingga sekarang.
Terdapat beberapa ruangan di dalam Museum Seni Rupa dan Keramik yang dikategorisasikan sesuai dengan periodenya, seperti Ruang Masa Raden Saleh yang menampilkan karya periode tahun 1880 - 1890, Ruang Masa Hindia Jelita yang menyajikan karya periode tahun 1920-an, hingga Ruang Seni Rupa Baru Indonesia yang menampilkan karya seni dari tahun 1960 hingga sekarang.
Sebagai informasi, gedung dari Museum Seni Rupa dan Keramik sudah berdiri sejak 1870. Kala itu, Pemerinah Hindia Belanda menggunakan gedung tersebut sebagai Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia).
Sementara pada masa kolonial Jepang dan masa perjuangan kemerdekaan, gedung ini digunakan oleh tentara KNIL, kemudian untuk asrama militer TNI.
Itulah tadi beberapa museum di Kota Tua yang bisa Anda kunjungi untuk rekreasi, wisata edukasi, ataupun wisata sejarah. Bagi Anda yang tertarik untuk mengunjungi museum-museum di atas, booking hotel terdekatnya melalui aplikasi Traveloka, ya!
Traveloka menyediakan banyak fitur yang bisa mempermudah Anda untuk booking hotel, seperti Hotel Near You untuk mencari hotel-hotel terdekat, hingga Filter Harga untuk mencari hotel-hotel dengan harga termurah yang paling sesuai dengan budget Anda.
Rencanakan momen liburan Anda untuk mengunjungi museum-museum di Kota Tua bersama dengan Traveloka dan dapatkan promo-promo menariknya!