Traveling ke suatu daerah pasti semakin berarti jika menelusuri jejak budayanya. Bentuknya pun beragam, mulai dari kesenian, situs lokal, permainan tradisional, alat musik, sampai dengan rumah adat. Selain bisa tambah wawasan, berwisata budaya juga akan memberikan perspektif lain dari selama ini yang ada di bangku sekolah.

Begitu pun saat berlabuh ke tanah Maluku, kamu bisa eksplore berbagai budayanya. Salah satunya adalah rumah adat Maluku dengan segala daya tariknya. Tampilan rumah adat dari Kepulauan Rempah ini tentunya berangkat dari kebutuhan masyarakat setempatnya kala itu. Yuk pelajari lebih dalam tentang rumah adat dari Maluku ini.

Seperti kebanyakan rumah adat lainnya, Maluku juga punya versinya. Sama-sama warisan leluhur yang perlu dilestarikan sampai nanti. Bahan atau material pembuatannya memanfaatkan produk alami, seperti bambu, kayu, sampai dedaunan yang sudah dikeringkan.

Bahannya memang dari alam, tapi tenang saja bangunannya masih tetap kokoh. Bahkan umurnya bisa puluhan sampai ratusan tahun. Dari banyaknya jenis rumah adat Maluku yang ada, Baileo merupakan yang paling populer. Bahkan tidak jarang masuk ke dalam materi pelajaran anak-anak sekolah.

Sebagai salah satu jenis rumah adat Maluku yang paling populer, Baileo punya sejarah yang unik. Di zaman dulu, rumah ini digunakan sebagai tempat tinggal raja atau tetua. Bisa juga difungsikan untuk tempat suci masyarakat suku Huaulu

Nah, dalam proses pembangunan rumah Baileo, akan diadakan upacara atau ritual khusus untuk membuatnya lebih tahan lama. Menariknya lagi, pondasi rumah Baileo ini bersi tengkorak manusia asli. Dan itu berasal dari musuh suku Huaulu. Tapi seiring perkembangan zaman, ritual menggunakan tengkorak manusia dihapuskan.

Rumah adat punya fungsi yang esensial di masyarakat Maluku. Biasanya digunakan untuk tempat berlangsungnya upacara adat dan musyawarah, pernikahan, tempat penampungan saat terjadi bencana, ada beberapa yang sebagai hunian, tempat penyimpanan benda pusaka, dan lain sebagainya.

Mayoritas bentuk rumah adat Maluku adalah panggung. Hal itu punya simbol tersendiri, lantai yang tinggi akan memberikan derajat yang tinggi pula kepada nenek moyang. Ukurannya juga terbilang lebih besar jika dibandingkan dengan rumah adat lainnya di Indonesia. Ukurannya yang besar, tentu tidak terlepas dari fungsinya yang memang banyak digunakan untuk tempat berkumpul.

Daya tariknya lagi berasal dari ukuran yang disematkan di rumah yaitu ornamen bergambar dua ekor ayam yang berhadapan dan diapit dua ekor anjing di sebelah kanan kirinya. Hal itu bermakna kedamaian serta kemakmuran bagi sang empunya. Selain itu, biasanya juga memiliki ukiran matahari, bulan sampai, dengan bintang.

Ciri khas utama dari rumah adat Maluku adalah terbuat dari bahan-bahan alami. Selain itu, bentuknya merupakan rumah panggung yang memiliki ketinggian bisa sampai 2 meter. Tak seperti rumah adat lainnya, ukurannya besar dan tawarkan konsep terbuka.

Meski terbuat dari alam, bahan yang dipakai berkualitas sehingga kokoh dan tahan lama. Seperti halnya, bahan untuk tiang menggunakan kayu, dindingnya tangkai rumbia dan gaba-gaba. Sementara lantainya memanfaatkan papan yang dipasang dengan teknik kunci, tak hanya kuat tapi juga rapi.

Jumlah penyangga rumah khas Maluku biasanya berjumlah 9 dengan rincian 5 di sebelah kanan dan 4 di kiri. Ciri khas lainnya ada batu pamali yang terdapat di depan pintu rumah. Nah, bentuknya mirip dengan batu kerikil yang ternyata ditujukan sebagai tempat sesaji untuk roh leluhur.

Bagian rumah adat Maluku kebanyakan terdiri dari ada bagian tangga dan dinding, biasanya terbuat dari kayu. Selain itu ada lantai rumah yang terbuat dari papan. Satu lagi bagiannya yaitu atap rumah, biasanya dibuat dari dedaunan kering seperti daun rumbia atau daun sagu.

Sejauh ini ada tiga jenis rumah adat Maluku yang ada. Memang tidak sebanyak tempat lainnya seperti Sumatera Barat atau Riau, meski begitu arsitekturnya tetap menarik. Juga tidak kehilangan kesakralannya untuk jadi tempat menggelar upacara atau ritual ada. Nah, rumah ada Maluku ada Baileo, Sasadu, dan Hibualamo. Yuk bahas satu-satu;

1. Rumah Baileo

Rumah ini memang yang paling terkenal dibandingkan yang lainnya. Kata Baileo ternyata memiliki arti balai, yang artinya adalah tempat pertemuan atau gedung. Dan memang, fungsi utama rumah ini sebagai ruang pertemuan atau berbagai kegiatan yang melibatkan banyak orang lainnya.

Ciri khas dari rumah ini adalah berbentuk panggung yang tinggi. Dan ternyata, di Maluku sendiri Baileo dibagi menjadi tiga lagi. Yakni Baileo Nolloth, Baileo Ihamahu, dan Baileo Haria. Secara umum masih mengusung rumah Baileo, tapi punya ciri khas masing-masing dan fungsinya juga berbeda.

Baileo Nolloth atau yang disebut dengan Simaloa Pellamahu digunakan untuk tempat ritual adat. Ini juga rumah panggung dengan bentuk persegi, tiangnya berjumlah 20 yang ternyata merupakan perlambangan banyaknya marga yang ada di Nolloth yang ada di Pulau Saparua.

Baileo Ihamahu atau yang disebut dengan Simaloa peimahu memiliki ciri berwarna merah dengan hiasan warna emas di bagian dinding. Bahan baku pembuatan rumah adat satu ini berasal dari kayu gofasa dan kayu besi. Di halamannya dihiasi batu pamali yang dimanfaatkan untuk peletakan sesaji pada berbagai upacara adat.

Jenis yang lainnya ada Baileo Haria atau yang disebut juga dengan Palepessy Umatoru. Bahan bakunya juga masih mirip-mirip dengan yang sebelumnya. Tapi bedanya, hampir keseluruhan bangunan ini tidak dicat, tak diberi ornamen, dan juga dibiarkan terbuka. Sementara bagian atapnya dari kayu dan bambu.

2. Rumah Sasadu

Selanjutnya adalah Rumah Sasadu yang merupakan warisan nenek moyang Suku Sahu yang sudah lama tinggal di Halmahera. Rumah ini ukurannya juga besar, berbentuk panggung dan bertapakan daun kelapa, ijuk, sampai daun sagu. Banyak digunakan untuk musyawarah atau tempat berkumpul.

Ada dua pintu yang dibuat pada rumah adat satu ini, yakni khusus untuk pria dan wanita. Di rumah ini diberi ornamen bola ijuk yang merupakan lambang dari kebijaksanaan dan keteguhan

3. Rumah Hibualamo

Satu lagi ada Rumah Hibualamo yang bentuknya terbilang lebih modern dibanding yang sebelum-sebelumnya. Meski begitu, ini masuk jenis rumah tertua di Maluku yang digadang-gadang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Dindingnya terbuat dari bata dan juga semen.

Meski dindingnya terlihat modern, tapi atapnya masih tradisional. Bentuknya mirip dengan perahu. Rumahnya harus punya lima warna yang berbeda, yakni kuning, emas, merah, putih, dan juga hitam. Nah, rumah ini merupakan hasil tradisi dari suku Tobelo. Kegunaanya sebagai rumah tinggal, bisa juga sebagai tempat musyawarah.

Rumah adat di Maluku memang cukup difungsikan. Misalnya saja seperti rumah Sasadu, digunakan untuk tempat musyawarah seperti penyelesaian masalah, pertemuan, sampai pelaksanaan upacara adat. Zaman dahulu, juga digunakan untuk pelantikan raja.

Sekarang berbagai rumahnya juga sudah digunakan untuk upacara adat perkawinan, beberapa upacara adat yang penting seperti Horom Toma Sasadu. Ada juga rumah yang digunakan untuk pemujaan roh nenek moyang.

Rumah adat Maluku juga difungsikan sebagai destinasi wisata budaya. Selain itu juga beberapa difungsikan untuk tempat menggelar acara. Bisa juga untuk menyambut tamu kehormatan.

Baca juga: Rekomendasi Kuliner Khas Maluku yang Wajib dicoba

Maluku memang tawarkan rumah adat yang cukup unik, baik dari segi arsitektur dan filosofisnya. Sangat menarik dikulik dan dieksplorasi lebih jauh. Tak sebatas rumah adatnya saja, kamu juga bisa pelajari berbagai tradisi dan budaya lainnya. Nah, jika begitu liburan sehari tak akan cukup, kamu bisa perpanjang liburan dengan menginap.

Bingung menginap dimana? Bisa cek rekomendasinya di Traveloka saja. Pilihannya banyak, bahkan ada fitur Preferred Partner yang berikan rekomendasi akomodasi terbaik. Bisa pesan lewat aplikasi dan website, sesuai kegemaran masing-masing. Yuk segera pesan saja kebutuhan akomodasi kamu di Traveloka yang banyak pilihannya.