Mata Uang Brunei – Sebagai salah satu negara terkaya di dunia, Brunei Darussalam yang memiliki luas 5.765 km² menyimpan cadangan minyak dan gas alam. Negara ini juga dijuluki sebagai negara Petro Dollar.

Bagi kamu yang ingin bertandang ke Brunei Darussalam, ada baiknya untuk mencari informasi terlebih dahulu tentang mata uang Brunei. Meski penggunaan kartu debit/kredit mungkin bisa digunakan, tapi tetap saja kamu pasti membutuhkan uang tunai selama perjalananmu di sana.

Berikut informasi soal mata uang Brunei Darussalam, lengkap dengan nilai tukarnya serta rekomendasi tempat wisata yang bisa dikunjungi saat di Brunei.

Baca juga: Jelajahi 10 Wisata Brunei Darussalam yang Unik, Wajib Masuk Itinerary!

Mata uang Brunei adalah dolar Brunei. Dalam bahasa Melayu, mata uang Brunei disebut dengan Ringgit Brunei dan kode mata uangnya adalah BND. Mata uang ini telah menjadi mata uang Kesultanan Brunei sejak tahun 1967.

Biasanya disingkat dengan simbol dolar $, atau alternatifnya B$ untuk membedakannya dari mata uang berdenominasi dolar lainnya. Mata uang Brunei dibagi menjadi 100 sen dan dikeluarkan oleh Bank Sentral Brunei Darussalam.

Berdasarkan Perjanjian Pertukaran Mata Uang pada tahun 1967, dolar Brunei dapat dipertukarkan dengan dolar Singapura pada nilai nominal. Dengan demikian, dolar Brunei diterima di Singapura sebagai "alat pembayaran adat". Demikian pula, dolar Singapura diterima di Brunei.

Saat ini, terdapat koin dengan pecahan 1, 5, 10, 20, dan 50 Sen. Pencetakan koin-koin ini secara berurutan telah menampilkan patung-patung Sultan yang berbeda yang telah memerintah negara tersebut sejak tahun 1967.

Mengenai uang kertas, pecahan yang beredar saat ini adalah 1, 5, 10, 50, 100, 500, 1.000, dan 10.000 dolar Brunei.

Semua pecahan uang kertas ditulis dalam huruf Melayu, Latin, dan Jawi. Pada seri lama, pecahan Inggris muncul di bagian belakang bersama pecahan Melayu, tetapi sekarang muncul bersama aksara Jawi. Sejak 2004, seri kertas tersebut digantikan dengan seri baru yang dicetak dengan polimer.

Brunei Darussalam menggunakan kerang cowrie sebagai mata uang awal negara mereka. Brunei juga terkenal dengan teko perunggunya, yang digunakan sebagai mata uang dalam perdagangan barter di sepanjang pantai Kalimantan utara.

Dolar perak Spanyol-Amerika yang dibawa oleh Galleon Manila digunakan secara luas untuk perdagangan internasional Brunei dari abad ke-16 hingga ke-19. Dolar Selat abad ke-19 sendiri berasal dari koin yang sama.

Brunei mengeluarkan koin timah yang berdenominasi pitis pada tahun 1285 H (1868 M). Koin ini pun diikuti oleh koin satu sen pada tahun 1304 H (1888 M). Sen ini adalah seperseratus dolar Selat.

Sebagai protektorat Inggris pada awal abad ke-20, Brunei menggunakan dolar Selat dari tahun 1906, dolar Malaya dari tahun 1939, dan dolar Malaya dan British Borneo dari tahun 1953 hingga 1967, ketika mulai mengeluarkan mata uangnya sendiri.

Dolar Brunei menggantikan dolar Malaya dan British Borneo pada tahun 1967 setelah terbentuknya Malaysia dan kemerdekaan Singapura. Hingga 23 Juni 1973, ringgit Malaysia dapat ditukar dengan nilai tukar yang setara dengan dolar Singapura dan dolar Brunei.

Otoritas Moneter Singapura dan Dewan Mata Uang dan Moneter Brunei (sekarang Otoritas Moneter Brunei Darussalam) masih mempertahankan nilai tukar kedua mata uang mereka. Dolar diterima sebagai "alat pembayaran adat" di Singapura menurut Perjanjian Pertukaran Mata Uang meskipun bukan alat pembayaran yang sah di sana.

Baca juga: Menjelajahi Brunei, Negeri Singa di Bawah Dua Musim yang Memesona

Beda negara, beda sistem pembayarannya. Jika di Indonesia, kamu terbiasa bertransaksi dengan uang tunai, maka belum tentu di Brunei menerapkan sistem pembayaran yang sama. Meski begitu, penggunaan mata uang Brunei tentu masih masif.

Berikut sejumlah opsi metode pembayaran yang bisa kamu pilih saat berkunjung ke Brunei Darussalam:

Kartu debit yang terhubung ke rekening bank kamu memungkinkan kamu melakukan pembelian di terminal penjualan dan menarik uang tunai.

Memiliki beberapa uang kertas dolar Brunei dapat membantu untuk pembelian kecil, pemberian tip, dan keadaan darurat. Kamu biasanya dapat menukar mata uang di bank atau biro penukaran uang sebelum atau setelah kedatangan.

Kartu debit yang dapat diisi ulang dengan saldo dolar Brunei dapat memberimu nilai, keamanan, dan kenyamanan yang baik.

Dari semua metode di atas, menggunakan kartu perjalanan prabayar hampir selalu menjadi cara terbaik untuk membayar di Brunei karena kartu ini umumnya dikenakan biaya lebih rendah pada pertukaran mata uang dolar Brunei dibandingkan dengan kartu kredit atau kartu debit bank.

Mata uang Brunei atau dolar Brunei adalah salah satu dari sekitar 180 mata uang di seluruh dunia. Ini berarti bahwa dolar Brunei diperdagangkan terhadap semua mata uang resmi lainnya di seluruh dunia sehingga kita memperoleh nilai tukar (ukuran seberapa banyak mata uang yang dapat kita tukarkan dengan mata uang lainnya).

Nilai tukar dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu karena berbagai faktor ekonomi, politik, dan pasar. Nilai tukar yang lebih tinggi berarti bahwa nilai satu mata uang telah meningkat dibandingkan dengan mata uang lainnya, sedangkan nilai tukar yang lebih rendah berarti sebaliknya.

Dolar Brunei sendiri jika dikonversikan ke rupiah dengan nilai tukar saat ini, maka B$ 1 setara dengan sekitar Rp 11.900. Sementara bila dikonversikan ke dolar AS, B$ sama dengan 0,72 dolar AS.

Baca juga: Lokasi KBRI Brunei Darussalam dan Jenis-jenis Layanannya

Jika kamu perlu menarik uang tunai saat sedang berada di Brunei Darussalam, ATM dapat ditemukan di pusat perbelanjaan mana pun dan akan menerima kartu dengan fungsi ATM di seluruh dunia, misalnya Visa Plus dan Mastercard Cirrus.

Dua bank paling terkemuka di negara ini adalah Bank Islam Brunei Darussalam (BIBD) dan Baiduri Bank, yang mendukung kartu Visa dan Mastercard, serta Unionpay (hanya untuk Baiduri). Bank internasional lain yang dapat ditemukan adalah Maybank, Standard Chartered Bank, United Overseas Bank Limited (UOB), RHB Bank, dan Bank of China.

Masih punya sisa mata uang Brunei di dompet kamu? Manfaatkan saja untuk berkunjung ke objek wisata populer di sana. Ada sejumlah tempat wisata populer di Brunei yang sangat sayang untuk dilewatkan, di antaranya:

Diakui sebagai istana hunian terbesar di dunia oleh Guinness World Records, Istana Nurul Iman terletak di tepi Sungai Brunei, beberapa kilometer di barat daya Bandar Seri Begawan. Menjadi rumah resmi Sultan Brunei ke-29, Hassanal Bolkiah, dan pusat pemerintahan Brunei, istana ini memiliki luas 200 ribu meter persegi dan berisi 1.788 kamar.

Jika kamu datang ke Brunei selama Hari Raya Aidilfitri, sebuah festival tahunan yang menandai berakhirnya bulan puasa umat Islam, yang juga didefinisikan sebagai Ramadan, kamu akan diizinkan masuk ke dalam dan menjelajahi istana saat Keluarga Kerajaan Brunei membuka pintunya untuk dikagumi oleh masyarakat.

Selain itu, pada hari kerja, istana ini tutup, jadi kamu hanya dapat mengambil gambar di luar.

Masjid tempat Pangeran Mateen dari Brunei mengucapkan janji suci pernikahan dengan sang istri, Anisha Rosnah Isa-Kalebic ini merupakan salah satu masjid terbesar dan tertua di Brunei dan dianggap sebagai bangunan bersejarah nasional.

Dibangun pada tahun 1954, pembangunannya memakan waktu empat tahun, menggunakan 1.500 ton beton dan 700 ton baja. Desainnya sangat dipengaruhi oleh arsitektur Mughal.

Hal yang paling menonjol dari masjid ini adalah kubahnya yang dilapisi emas yang dapat dilihat dari mana saja di ibu kota. Di dalam masjid, lantai dan tiang-tiangnya terbuat dari marmer dari Italia dan granit Shanghai.

Jubah akan disediakan bagi pengunjung untuk dikenakan saat berada di dalam masjid dan pengunjung juga dilarang mengambil foto orang yang sedang shalat dan memotret dengan lampu kilat. Wanita harus menutupi kepala mereka dengan jilbab dan tidak memperlihatkan lutut dan lengan mereka.

Masjid ini dinamai Hassanal Bolkiah, yang merupakan Sultan Brunei ke-29 dan saat ini. Masjid Jame' Asr Hassanil Bolkiah merupakan salah satu dari dua masjid negara, selain Masjid Omar Ali Saifuddien.

Masjid ini memiliki 29 kubah emas dan empat menara dengan ketinggian 58 meter dan dapat menampung 5.000 jamaah sekaligus.

Didirikan pada tahun 1960, pasar Tamu Kianggeh terletak di tepi Sungai Kianggeh dengan mengusung nuansa khas pasar lokal di Brunei. Jika kamu gemar menjelajahi budaya unik masyarakat Brunei atau menikmati hidangan tradisional, kamu dapat pergi ke pasar yang selalu ramai ini.

Pasar ini terdiri dari serangkaian kios yang menjual berbagai produk mulai dari makanan dan minuman hingga souvenir dan bahan makanan. Gulingtangan, alat musik tiup tradisional dimainkan oleh penduduk setempat di pasar dan barang-barang kuno serta barang antic yang mulai punah dijual untuk melestarikan budaya.

Museum Royal Regalia, yang sebelumnya dikenal sebagai Gedung Royal Regalia, terletak di jantung Bandar Seri Begawan. Museum ini menyimpan berbagai regalia Sultan dan keluarga kerajaan, serta berbagai pameran yang berkaitan dengan peringatan perayaan Ulang Tahun Perak dan Emas pemerintahan Sultan Hassanal Bolkiah di Brunei. Museum ini secara resmi dibuka pada tanggal 30 September 1992.

Demikian informasi soal mata uang Brunei yang bisa dijadikan panduan sebelum berangkat ke Brunei Darussalam. Bagaimana, jadi makin semangat untuk terbang ke belahan dunia baru? Ke mana pun destinasinya, yuk booking tiket pesawat dan hotelnya lewat Traveloka saja!

Hanya di Traveloka, kamu bisa memenuhi semua kebutuhan liburan dari satu aplikasi. Selain tiket pesawat dan hotel, kamu juga bisa sekalian membeli tiket kereta api serta tiket bus antar kota, sewa kendaraan, hingga booking tiket objek wisata. Menarik banget, kan?

Tunggu apalagi, buruan download aplikasinya di smartphone kamu atau akses websitenya sekarang juga. Psstt…ada banyak promo menarik menanti, lho!