Mengenal Tari Topeng Betawi, Sejarah, Asal, dan Maknanya

Mas Bellboy
30 May 2024 - Waktu baca 4 menit

Tahukah Anda soal seni pertunjukan Betawi selain ondel-ondel? Salah satu yang bisa Anda nikmati adalah Tari Topeng Betawi. Tarian tersebut biasanya muncul ketika pertunjukan teater rakyat Topeng Betawi. Tentunya, ini merupakan satu pementasan utuh yang berisi tarian, musik, nyanyian, lakon, bahkan bebodoran atau lawak.

Photo : istockphoto

Keberadaan Tari Topeng Betawi memang dilestarikan langsung oleh para pelaku seni. Bahkan, diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya sehingga tidak pantas ataupun putus.

Ada penari yang belajar tarian tersebut dari sebuah komunitas. Bisa juga memang penari tersebut sudah diwariskan dari orang tua atau neneknya. Itu sebabnya, seni tari ini masih dikenal hingga saat ini.

Tahukah Anda Tari Topeng Betawi ini bukan sekadar seni pertunujukan saja, lho. Ada sejumlah makna dan filosofis yang bisa Anda dapat dari kesenian tersebut. Untuk mengetahui informasi lebih banyak terkait tarian ini, berikut pemaparannya.

Asal Usul Tari Topeng Betawi

Photo : istockphoto

Tari Topeng Betawi sebenarnya sudah menjadi ciri khas suku tersebut. Namun, tahukah Anda sebenarnya, kesenian ini merupakan produk akulturasi antara tradisi Sunda, Tionghoa, dan Betawi sendiri. Salah satu bukti perpaduan budaya tersebut ada pada kostum yang dikenakan oleh penari saat pertunjukan.

Sebenarnya, jenis tari topeng ini tidak memiliki konsep gerak yang khusus. Namun, mengedepankan visualisasi yang menarik terhadap gerakan. Jangan heran kalau ada perpaduan dengan sejumlah kesenian tradisional Indonesia lainnya. Umumnya, penari akan menggunakan Topeng Banjet dari Karawang. Namun, bahasa yang digunakan untuk melakon tetap Betawi.

Awalnya, Tari Topeng Betawi tersebut merupakan bagian dari ritual atau upacara adat. Biasanya, perannya dalam ritual tersebut sebagai pencerita kisah-kisah kebesaran leluhur atau hikayat warisan nenek moyang. Bahkan, masyarakat Betawi pada masa lampau mempercayai kalau tarian tersebut memiliki kemampuan untuk menolak bala menghalau bencana.

Itu sebabnya, tarian topeng ini selalu dipertunjukan ketika ada acara pesta penting. Misalnya, pernikahan dan peresmian suatu tempat. Seiring perkembangan zaman, seni tari ini mengalami pergeseran peran. Sekarang ini, Tari Topeng Betawi dianggap sebagai hiburan tradisional yang perlu dilestarikan.

Sejarah Tari Topeng Betawi

Menurut masyarakat Betawi, Tari Topeng Betawi sebenarnya terinspirasi dengan Tari Topeng Cirebon yang sudah ada sejak abad ke-10 Masehi. Seni tari ini dibawa ke Jakarta dalam bentuk media dakwah Islam di pesisir pantai Jawa pada saat itu. Tarian ini sering ditampilkan oleh seniman jalanan.

Kalau diperhatikan dengan saksama, Tarian Topeng Betawi ini memiliki dasar pola gerakan yang sama dengan tarian asal Kota Udang tersebut. Salah satunya setiap penari menggunakan topeng berbeda yang menampilkan karakter tertentu. Walau dalam perkembangannya, topeng ini kemudian menjadi ciri khas atau karakter dari seni tari tersebut.

Menurut catatan sejarah, Tari Topeng Betawi mulai dikenal masyarakat ketika memasuki awal abad ke-20. Awalnya, diperkenalkan oleh Komunitas Betawi Ora (Komunitas Betawi Pinggir). Karena ramai peminat di pinggir Jakarta, kesenian ini mendapatkan pengaruh budaya Sunda. Masyarakat Betawi sendiri mengenal tarian ini sebagai pengamen keliling kampung yang dilakukan para seniman.

Menurut sumber catatan sejarah lainnya, Tari Topeng Betawi dibuat oleh dua orang seniman Betawi, Mak Kinong dan Kong Djioen pada tahun 1930. Awalnya, pertunjukan seni tari tersebut memang tidak pernah dilakukan di atas panggung. Karena merupakan penampilan dari pengamen keliling, pementasan biasanya dilakukan di tanah biasa dengan properti lampu minyak bercabang tiga. Tak lupa ada gerobak kostum yang sengaja diletakkan di tengah tempat pementasan.

Seiring berjalannya waktu, cara penampilan dari tarian Betawi ini berubah. Pada 1970-an, tari topeng tersebut mulai dilakukan di atas panggung selayaknya sebuah pertunjukan. Biasanya, ada properti sebuah meja dan dua buah kursi.

Pementasan ini pun menarik karena ramai dengan suaranya. Biasanya, diiringi dengan kromong tiga, kempul, kecrek, rebab, gendang besar, dan gong buyung. Pastinya, semua mata akan tertarik melihatnya.

Makna dan Filosofis Tari Topeng Betawi

Setelah mengetahui sejarah dan asal-usulnya, tahukah Anda makna dari Tari Topeng Betawi? Biasanya, setiap kesenian masih berhubungan dengan masyarakat lokal yang menciptakannya. Begitu pula dengan seni tari tersebut. Tari topeng ini sebenarnya menggambarkan kehidupan masyarakat lokal dalam bentuk seni gerak tari serta drama atau lakon.

Bila Anda memperhatikan lebih dalam, tarian ini juga berisi pesan moral atau kritik sosial soal kejadian yang tengah ramai dibicarakan. Namun, penyampaiannya tidak secara eksplisit. Melainkan disampaikan secara halus dan lucu penuh gelak tawa. Hal ini dilakukan agar tidak ada orang yang tersinggung dan menganggapnya sebagai ejekan atau sindiran.

Perlu Anda ketahui, Tari Topeng Betawi memiliki tiga jenis topeng. Ada yang berwarna putih, merah muda atau merah, dan hitam. Ketiga jenis kedok ini secara filosofis menggambarkan karakter dan sikap seorang manusia.

1. Kedok Putih

Kedok putih biasanya menggambarkan karakter perempuan dewasa yang anggun dan elegan. Itu sebabnya, gerak tarinya lebih lembut dan menawan.

2. Kedik Merah Muda

Karakter topeng merah muda menggambarkan gelora hati remaja. Biasanya, lakonnya menjadi seseorang yang ingin mencari tahu apa pun di sekitarnya, tangkas, dan juga centil. Biasanya, karakter penari dengan topeng tersebut paling dinamis dan lucu ditonton.

3. Topeng Merah atau Hitam

Kalau topeng merah atau hitam, bukan berarti sesuatu yang horor, ya. Bukan juga menggambarkan amarah yang menggebu-gebu. Namun, warna topeng tersebut merepresentasikan seseorang yang punya keinginan keras, tegas, gagah, dan garang. Biasanya, ini menggambarkan seorang lelaki yang gagah pemberani.

Tak jarang, satu orang penari akan bergonta-ganti topeng yang digunakan. Oleh sebab itu, penari Topeng Betawi harus dapat menggantinya secara cepat atau bisa mengubah gerakan dan ekspresi dengan cepat.

Hal ini supaya bisa memperlihatkan perbedaan karakter dalam lakon yang tengah dimainkan. Umumnya, pada awal pertunjukan, penari akan menggunakan topeng putih.

Tahukah Anda kalau penari Tarian Topeng Betawi wajib punya gigi yang kuat? Mengapa begitu, ya? Topeng yang dipakai harus digigit oleh gigi penari selama pertunjukan agar tidak terjatuh. Itu sebabnya, penari tarian ini harus berlatih lebih lama sebelum bisa mementaskannya.

Selain itu, dipercaya juga kalau setiap topeng diyakini memiliki daya magis yang kuat. Hal ini membuat penari harus beradaptasi dengan cepat ketika harus mengganti topeng dan karakter lakon. Inilah yang membuat penari kesenian ini sangat spesial.

Sekarang Anda jadi paham soal Tari Topeng Betawi bukan. Anda ingin melihat langsung pertunjukan kesenian tersebut di kota metropolitan tersebut? Coba langsung atur perjalanan Anda melalui aplikasi Traveloka untuk persiapan liburan atau staycation di Jakarta. Anda juga bisa mampir ke sejumlah obyek wisata menarik, lho. Melalui Traveloka, Anda bisa memesan mulai dari tiket pesawat, tiket bus, tiket kereta api, hotel, maupun tiket atraksi wisata hanya dengan bantuan jari. Simple dan praktis!

Penginapan dan Hotel di Jakarta

Cari Hotel dengan prom...

Lihat Harga

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan