8 Upacara Adat Sulawesi Tenggara

Mas Bellboy
08 Mar 2024 - Waktu baca 4 menit

Sulawesi Tenggara adalah salah satu destinasi di Pulau Sulawesi yang terkenal dengan wisata lautnya yang biru, salah satunya adalah Wakatobi. Namun, selain keindahan alamnya, budaya Sulawesi Tenggara juga menarik untuk diketahui. Dari pernikahan hingga ritual keagamaan, upacara adat Sulawesi Tenggara memperlihatkan keindahan budaya dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Upacara adat Sulawesi Tenggara dilakukan oleh berbagai suku, seperti suku Tolaki, suku Muna, suku Buton, dan suku Wawonii. Upacara adat Sulawesi Tenggara juga merupakan sarana untuk memperkuat ikatan komunitas dan membangun kebersamaan. Upacara-upacara ini biasanya melibatkan seluruh anggota masyarakat, dan menjadi momen untuk berkumpul, bersosialisasi, dan saling berbagi.

Yuk, cari tahu beberapa upacara adat Sulawesi Tenggara di bawah ini!

Shutterstock.com

Upacara Adat Sulawesi Tenggara

1. Upacara Posobhaghoo Motonuno

Upacara Posobhaghoo Motonuno adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Muna, Sulawesi Tenggara. Upacara ini bertujuan untuk meminta keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat Muna. Upacara ini biasanya dilakukan setiap tahun pada bulan Desember.

Upacara Posobhaghoo Motonuno diawali dengan ritual mencampurkan air Danau Motonuno dengan air Danau Wulamoni yang ada kaitannya dengan cerita lokal. Sesaji yang dipersembahkan berupa makanan, minuman, dan hewan kurban. Setelah itu, para peserta upacara akan melakukan berbagai ritual, seperti menari, menyanyi, dan bermain musik tradisional.

Upacara Posobhaghoo Motonuno merupakan salah satu upacara adat yang paling terkenal di Sulawesi Tenggara. Upacara ini merupakan wujud kepercayaan dan tradisi masyarakat Muna. Upacara ini juga merupakan sarana untuk memperkuat ikatan komunitas dan membangun kebersamaan.

2. Upacara Posuo

Upacara Posuo, yang berarti pingitan, adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Buton, Sulawesi Tenggara. Upacara ini bertujuan untuk merayakan masa transisi seorang gadis remaja menuju masa dewasa. Upacara ini biasanya berlangsung selama delapan hari delapan malam di dalam suo atau ruangan khusus, dimana sang wanita diisolasi dan hanya dapat berkomunikasi melalui bhisa.

Pada hari pertama upacara, gadis remaja yang akan menjalani upacara akan dimandikan dengan air bunga dan dihias dengan pakaian adat. Setelah itu, gadis remaja tersebut akan diarak mengelilingi desa.

Pada hari-hari berikutnya, gadis remaja tersebut akan menjalani berbagai ritual, seperti membaca doa, menari, dan menyanyi. Pada hari terakhir upacara, gadis remaja tersebut akan diwisuda dan dinyatakan telah menjadi dewasa.

Upacara Posuo merupakan salah satu upacara adat yang paling penting bagi masyarakat Buton. Upacara ini merupakan wujud kepercayaan dan tradisi masyarakat Buton. Upacara ini juga merupakan sarana untuk memperkuat ikatan komunitas dan membangun kebersamaan.

3. Upacara Adat Okanda

Upacara Adat Okanda adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Tolaki, Sulawesi Tenggara. Okanda memiliki arti “gendang”. Dalam praktiknya, upacara ini diramaikan dengan memainkan tarian lulo nggada, moanggo (seni suara), dan permainan rakyat lainnya.

Upacara ini dilakukan selama 3 hari 3 malam bertujuan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat Tolaki di desa Benua. Upacara ini biasanya dilakukan setiap tahun pada bulan September dekat dengan waktu pembukaan area perladangan baru.

Upacara Adat Okanda diawali dengan ritual mempersembahkan sesaji kepada para leluhur. Sesaji yang dipersembahkan berupa makanan, minuman, dan hewan kurban. Setelah itu, para peserta upacara akan melakukan berbagai ritual, seperti menari, menyanyi, dan bermain musik tradisional.

4. Upacara Paduai Bido

Upacara Paduai Bido adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Bajo, Sulawesi Tenggara yang memiliki arti penurunan perahu ke laut. Upacara ini bertujuan untuk memohon perlindungan kepada dewa laut dan mahluk halus, agar para nelayan terhindar dari musibah dan malapetaka saat melaut.

Tahapan upacara ini yaitu dengan memanggil dukun perahu, pemasangan papan pertama di lunas perahu, pemasangan tiang perahu pada lunas, pelubungan lunas perahu, hingga akhirnya penurunan perahu ke laut. Upacara ini telah dilaksanakan secara turun menurun dari keturunan orang Bajo.

Shutterstock.com

5. Upacara Adat Perkawinan Orang Tolaki

Upacara Adat Perkawinan Orang Tolaki adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Tolaki, Sulawesi Tenggara. Upacara ini bertujuan untuk menyatukan dua orang yang saling mencintai. Upacara ini biasanya berlangsung selama beberapa hari.

Upacara adat perkawinan orang Tolaki terdiri dari empat tahap. Dimulai dari proses Morake-rakepi, yaitu kunjungan pihak keluarga laki-laki ke rumah orang tua perempuan untuk menjajaki kemungkinan perkawinan.Dilanjutkan dengan Monduutudu, yaitu pelamaran penjajakan. Lalu, Mowawo Niwule, yaitu peminangan resmi. Hingga akhirnya Mowindahako, yaitu penyerahan mas kawin dan pelaksanaan akad nikah.

6. Upacara Perkawinan Adat Sultra

Upacara adat perkawinan di Sulawesi Tenggara memiliki berbagai macam variasi, sesuai dengan suku dan adat istiadat masing-masing daerah. Secara umum, upacara perkawinan adat Sultra memiliki beberapa tahapan yang sama, yaitu Pinangan, Peminangan, Penyerahan Mas Kawin, Pemberkatan, dan Resepsi.

Upacara perkawinan adat Sultra dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti agama, ekonomi, dan pendidikan. Tujuan perkawinan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara adalah untuk memperoleh keturunan (anak) dan untuk memperoleh status sosial tertentu. Seseorang yang sudah melaksanakan pernikahan berarti ia telah diakui sebagai anggota masyarakat penuh yang dibebani dengan hak dan kewajiban tertentu, baik dalam rumah tangga maupun dalam masyarakat.

7. Upacara Adat Mosehe

Upacara adat Mosehe adalah upacara adat Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara yang bertujuan untuk memohon keselamatan, kesejahteraan, dan penyelesaian konflik. Upacara ini dilakukan dengan berbagai ritual, seperti mempersembahkan sesaji kepada para dewa (umumnya kerbau putih), menari, dan menyanyi. Mosehe telah berlangsung turun temurun sejak abad ke-13.

Upacara ini memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Tolaki. Mosehe merupakan wujud kepercayaan mereka terhadap para dewa dan merupakan sarana untuk memperkuat ikatan komunitas dan membangun kebersamaan.

Shutterstock.com

8. Upacara Adat Karia

Upacara adat Karia adalah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Muna, Sulawesi Tenggara. Upacara ini bertujuan untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi para Kalambe Muna, sekaligus menandai telah tercapainya pertumbuhan para Kalambe Muna dari remaja menjadi dewasa.

Upacara ini biasanya dilakukan selama delapan hari delapan malam. Pada hari pertama upacara, para Kalambe Muna akan dimandikan dengan air bunga dan dirias dengan pakaian adat. Setelah itu, para Kalambe Muna akan diarak mengelilingi desa.

Pada hari-hari berikutnya, para Kalambe Muna akan menjalani berbagai ritual, seperti membaca doa, menari, dan menyanyi. Pada hari terakhir upacara, para Kalambe Muna akan diwisuda dan dinyatakan telah menjadi dewasa.

Itulah dia informasi lengkap tentang upacara adat Sulawesi Tenggara yang menjadi kekayaan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan. Upacara-upacara ini memiliki berbagai macam tujuan, mulai dari merayakan suka cita, memperingati duka cita, hingga memohon keselamatan.

Masing-masing upacara adat Sulawesi Tenggara memiliki makna dan ritualnya. Upacara adat Sulawesi Tenggara juga merupakan sarana untuk memperkuat ikatan komunitas dan membangun kebersamaan.

Yuk, nikmati keindahan budaya dengan berlibur ke Sulawesi Tenggara. Kamu bisa booking tiket pesawat dan hotel pilihan kamu di Traveloka. Nikmati beragam diskon menarik untuk berbagai produk Traveloka.

Penginapan dan Hotel di Kendari

Cari Hotel dengan prom...

Lihat Harga

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan