Wayang Orang, Budaya Asal Jawa yang Tak Lekang oleh Masa

Mas Bellboy
30 May 2024 - Waktu baca 4 menit

Wayang orang (wayang wong) adalah seni pertunjukan tradisional yang cukup populer, khususnya di tanah Jawa. Pertunjukan wayang orang sedikit berbeda dari wayang kulit atau wayang golek. Sebab, pada wayang orang, yang memerankan tokoh-tokoh pewayangan bukanlah boneka, melainkan manusia.

Photo : istockphoto

Wayang orang umumnya dimainkan berdasarkan kisah Mahabharata dan Ramayana. Selain penuh dengan hiburan, pertunjukan tradisional asal Jawa ini juga penuh dengan berbagai pesan moral untuk para penonton.

Apakah Anda salah satu penggemar wayang orang? Yuk, cari tahu berbagai fakta menarik tentang pertunjukan tradisional ini lewat fakta berikut!

Fakta Wayang Orang

Wayang identik dengan pertunjukan tradisional yang memainkan boneka dari kulit (wayang kulit) atau kayu (wayang golek). Namun, hal tersebut benar-benar berbeda dengan wayang orang.

Pada wayang orang, yang menjadi “boneka” di atas panggung adalah manusia asli. Para pemeran akan didandani sedemikian rupa agar memiliki wujud semirip mungkin dengan tokoh-tokoh pewayangan aslinya.

Sampai di sini, apakah Anda semakin penasaran dengan fakta yang ada di balik pertunjukan wayang orang? Cari tahu lewat ulasan di bawah ini, ya!

Sejarah Wayang Orang

Wayang orang merupakan seni pertunjukan tradisional yang berasal dari Jawa Tengah sejak zaman Mataram Kuno. Hal ini dihubungkan dengan Prasasti Balitung (907 M) dan Prasasti Wimalasmara (930 M) yang menyebut kesenian tradisional itu dengan istilah wayang wwang alias wayang orang.

Kesenian tradisional asal Mataram Kuno itu kemudian dilestarikan oleh berbagai kerajaan penerus, seperti Singasari, Kediri, dan Majapahit. Namun, ketika kerajaan Mataram Islam dibagi menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai pendiri sekaligus raja pertama Kesultanan Yogyakarta mengubah dan mencipta ulang kesenian wayang orang.

Seiring waktu, pertunjukan wayang orang terus berkembang, khususnya saat masa Sultan Hamengkubuwono V. Kemudian, setelah menjadi kesenian eksklusif keraton, wayang orang mulai disebarluaskan ke masyarakat luas pada era Sultan Hamengkubuwono VII. Tidak heran jika wayang orang ditempatkan di posisi terhormat oleh masyarakat Yogyakarta.

Lain halnya dengan di Surakarta. Di sini, wayang orang dikembangkan Mangkunegara I sekitar tahun 1760-an. Wayang orang Mangkunegaran mengalami perkembangan pesat di masa Mangkunegara V. Pada masa tersebut, Mangkunegara V menggunakan kreativitasnya untuk melakukan pembaruan dari sisi busana, lakon, penari, hingga penyajian.

Unsur-Unsur dalam Pertunjukan Wayang Orang

Photo : istockphoto

Beberapa unsur yang ada dalam pertunjukan wayang orang, di antaranya:

Dalang

Wayang orang tidak mengandalkan layar putih besar yang diberikan cahaya dari belakang, layaknya wayang kulit. Meski begitu, peran seorang dalang dalam pagelaran wayang orang tetap sangat dibutuhkan. Dalang bertanggung jawab atas jalannya cerita dan bertugas memimpin para pemusik yang mengiringi pertunjukan agar sensasinya lebih hidup.

Iringan Musik

Pertunjukan wayang orang diiringi dengan musik gamelan yang dimainkan oleh pengrawit profesional untuk mengiringi setiap kisah yang sedang dimainkan. Musik yang disajikan bertujuan untuk membuat adegan yang sedang diperankan terasa lebih nyata.

Sendratari

Sendratari adalah salah satu aspek penting yang ada di dalam pertunjukan wayang orang. Apa itu sendratari? Ini adalah drama atau cerita yang ditampilkan dalam bentuk tarian tanpa adanya dialog, dan diiringi musik gamelan.

Pakaian atau Busana

Para pelakon wayang orang akan mengenakan pakaian atau busana yang menyerupai tokoh pewayangan aslinya. Tidak sedikit pula pelakon wayang orang yang wajahnya dilukis atau dirias sedemikian rupa agar benar-benar bisa menyerupai tokoh yang ia perankan di atas panggung.

Pentingnya Wayang Orang bagi Keraton Yogyakarta

Wayang orang bukan sekadar pertunjukan kesenian semata, khususnya bagi keraton Yogyakarta. Pertunjukan wayang wong juga dijadikan sebagai ritual kenegaraan yang dilakukan secara rutin oleh keraton Yogyakarta. Seni tradisional ini selalu dihubungkan dengan upaya Sultan Hamengkubuwono I dalam menunjukkan kuasanya sebagai penerus raja-raja Jawa terdahulu.

Pada masa Sultan Hamengkubuwono VIII (1921-1939), beliau bahkan menggunakan pertunjukan wayang orang untuk menunjukkan kuasanya sebagai raja saat dicecar oleh pemerintah kolonial kala itu. Pertunjukan wayang orang bahkan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VIII.

Di era tersebut, terdapat 11 pertunjukan wayang orang yang diselenggarakan secara akbar. Satu di antaranya adalah lakon Mintaraga dan Samba Sebit yang diselenggarakan selama empat hari guna merayakan perkawinan putri Sultan. Saking hebatnya wayang orang pada era Sultan Hamengkubuwono VIII, sebuah pertunjukan bahkan mampu melibatkan hingga 400 penari dan menggaet hingga 30.000 penonton.

Sayangnya, sepeninggal Sultan Hamengkubuwono VIII, keberadaan wayang orang di keraton Yogyakarta mulai redup dan mengalami kemunduran. Hal ini dipengaruhi adanya Perang Dunia II dan kependudukan Jepang di Indonesia. Pada masa itu, pementasan wayang orang secara besar-besaran sudah tidak ada lagi.

Lakon-Lakon dalam Wayang Orang

Terdapat berbagai lakon yang sering dimainkan dalam pertunjukan wayang orang. Apa saja? Berikut ini beberapa di antaranya:

Banjaran Gatotkaca

Wayang orang dengan lakon Banjaran Gatotkaca mengisahkan tentang kesatria mandraguna yang terkenal dengan sebutan otot kawat dan tulang besi, yakni Gatotkaca. Jenis wayang orang yang satu ini mengisahkan tentang perjalanan Gatotkaca demi membela harga diri bangsa dan keluarga.

Ramayana

Wayang orang dengan lakon Ramayana mengisahkan tentang pembinasaan raja raksana Rahwana yang jahat oleh Rama, yang diyakini merupakan inkarnasi dari dewa Wisnu.

Mahabharata

Wayang orang dengan lakon Mahabharata menceritakan tentang konflik antara dua keluarga keturunan Bharata, yaitu Pandawa dan Kurawa.

Jayapusaka

Wayang orang dengan lakon Jayapusaka adalah sebuah carangan dari kisah Mahabharata. Lakon ini mengisahkan tentang Werkudara, saudara kedua dari Pandawa, yang menobatkan dirinya sebagai raja besar. Werkudara sangat sakti, bahkan hingga menyebut dirinya sebagai Raja Jayapusaka. Ia bahkan bermaksud untuk menundukan semua raja-raja di dunia.

Pragolamurti

Wayang orang dengan lakon Pragolamurti mengisahkan tentang petapa tua bernama Begawan Pragolamurti yang jatuh cinta kepada Siti Sendari, putri Kresna. Sayangnya, yang jatuh cinta kepada sosok Siti Sendari bukan hanya dirinya saja. Terdapat tiga orang lain yang bermaksud melamar sang putri, yaitu Laksamanakumara, Raja Athasura, dan Angkawijaya. Pada akhirnya, Angkawijaya adalah orang yang memenangkan sayembara tersebut sehingga menjadi pengantin dari Siti Sundari.

Pregiwa-Pregiwati

Wayang orang dengan lakon Pregiwa-Pregiwati mengisahkan tentang dua orang putri kermar Arjuna bernama Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati. Lakon ini terbagi atas tiga episode, yaitu ketika putri kembar mencari sang ayah (Arjuna), pernikahan Angkawijaya dengan Siti Sundari, dan pernikahan antara Pancawala putra Yudistira dengan Pregiwati. Lakon ini juga mengisahkan tentang kisah asmara antara Gatotkaca dengan Pregiwa.

Demikian sejumput fakta tentang wayang orang, yang merupakan kesenian tradisional asal Tanah Jawa. Anda ingin menyaksikan langsung pertunjukan wayang orang di Yogyakarta atau daerah lain di Indonesia? Tak perlu ragu untuk memanfaatkan Traveloka untuk urusan yang satu ini, ya!Traveloka memudahkan Anda untuk memesan tiket perjalanan secara online, yang pastinya mudah dan terpercaya. Traveloka juga memiliki fitur-fitur menarik, seperti refund atau mengubah jadwal. Yuk, booking tiket perjalanan Anda sekarang menggunakan Traveloka. Dapatkan penawaran, diskon, promo menarik dengan mengunduh aplikasi Traveloka!

Penginapan dan Hotel di Bandung

Cari Hotel dengan prom...

Lihat Harga

Hotel
Tiket Pesawat
Things to Do
Selalu Tahu Kabar Terbaru
Dapatkan berbagai rekomendasi travel & gaya hidup serta info promo terkini dengan berlangganan newsletter kami.
Langganan