Anda mungkin sudah mengetahui tentang imunisasi DPT yang harus diberikan saat usia balita (di bawah lima tahun). Difteri, pertusis, dan tetanus adalah kepanjangan dari DPT dan merupakan tiga jenis penyakit yang berbeda. Setiap penyakit tersebut berisiko kematian. Karena bakteri menjadi pemicu utama munculnya penyakit-penyakit serius itu, sebaiknya imunisasi DPT jangan sampai terlewatkan. Namun, terdapat pula sejumlah efek imunisasi DPT yang perlu diketahui.
Artikel ini akan membahas semua hal tentang imunisasi untuk melawan DPT, terutama efek samping DPT, jadwal imunisasi DPT, dan apakah ada jenis imunisasi DPT tanpa demam. Simak info selengkapnya di bawah ini.
Jadwal pemberian untuk vaksinasi DPT bagi anak-anak biasanya hingga lima kali dalam jangka waktu sekitar enam tahun (sejak anak berumur dua bulan sampai usia enam tahun). Tiga vaksin pertama diberikan pada anak-anak yang berusia dua, tiga, dan empat bulan. Pemberian vaksinasi DPT berikutnya adalah ketika anak berusia 18 bulan. Lalu, pemberian vaksin yang ke-5 atau terakhir adalah di usia lima tahun.
Adapun dosis vaksinasi DPT adalah sekali suntikan pada setiap jadwal pemberian vaksin. Setelah itu, disarankan untuk mendapatkan imunisasi ulang terhadap tetanus, difteri, dan pertusis (booster Tdap) sekali dalam setiap 10 tahun.
Terkait jenis vaksin DPT, terdapat dua jenis, yakni pentavalen dan pentabio. Pentavalen ialah kombinasi antara imunisasi DPT, hepatitis B, serta haemophilus influenza tipe B dalam sekali suntikan. Sedangkan, pentabio adalah gabungan antara vaksinasi DPT, polio, dan hepatitis B yang juga dalam satu kali suntikan saja sehingga meminimalkan risiko jika disuntikkan pada bayi usia 2, 3, dan 4 bulan.
Perlu diperhatikan bahwa pemberian imunisasi harus dilakukan hanya pada saat anak dalam kondisi sehat dan bugar (bukan ketika anak sedang sakit). Juga, jangan berikan vaksin lanjutan bila anak mengalami efek imunisasi DPT seperti reaksi alergi yang berisiko kematian, setelah imunisasi pertama
Lebih lanjut tentang efek imunisasi DPT, berikut ini efek samping negatif maupun positif yang umum dialami anak setelah diberi vaksin pertama:
Efek samping negatif di atas biasanya terjadi hanya dalam satu sampai tiga hari setelah imunisasi diberikan. Sebagai orang tua, Anda dapat meredakan rasa nyeri serta demam ringan yang dialami si buah hati dengan memberikannya obat paracetamol sesuai anjuran dokter.
Di samping efek samping negatif, terdapat pula efek positif yang sekaligus merupakan tujuan dari diberikannya imunisasi ini pada anak. Perlindungan secara optimal pada anak dari sederet penyakit yang dapat membahayakan nyawa ialah tujuannya. Selalu catat gejala yang dirasa mengkhawatirkan setelah anak diberikan vaksin dan catat pula jadwal imunisasi anak sehingga dapat dikonsultasikan dengan baik kepada dokter.
Segera bawa anak ke klinik atau rumah sakit terdekat jika setelah imunisasi DPT, anak mengalami kondisi:
Efek imunisasi DPT yang umum terjadi tidak membahayakan jiwa anak tetapi para orang tua perlu tetap waspada dengan gejala yang berisiko kematian seperti disebutkan di atas. Perlu diketahui pula bahwa penyakit difteri, pertusis, dan tetanus tidak bisa diremehkan. Selama tahun 2017 yang lalu, di Indonesia terjadi 44 kasus kematian karena wabah difteri sendiri.
Untuk itu, vaksinasi DPT memang wajib diberikan kepada setiap warga. Jadi jangan ragu untuk menghubungi dokter dan berkonsultasi tentang vaksinasi DPT, terutama demi mengetahui efek samping imunisasi DPT.
Referensi:
CDC. 2021. “Diphtheria, Tetanus, and Pertussis Vaccines.” Centers for Disease Control and Prevention. June 7, 2021. https://www.cdc.gov/vaccinesafety/vaccines/dtap-tdap-vaccine.html
WebMD. 2019. “Tetanus, Diphtheria, Pertussis Vaccine for Adults.” WebMD.com. November 12, 2019. https://www.webmd.com/vaccines/tdap-vaccine-for-adults#2
RxList. 2021. “Dtp Side Effects Center.” RxList. April 14, 2021. https://www.rxlist.com/dtp-side-effects-drug-center.htm