Anna Cendana
15 Jun 2022 - 4 min read
Pada tahun 2022 ini, penyakit Monkeypox atau cacar monyet ditemukan di Britania Raya. Monkeypox atau biasa dikenal dengan cacar monyet sebenarnya sudah ditemukan sejak tahun 1958, lho.
Jadi, apa sebenarnya yang menyebabkan seseorang terkena cacar monyet ini? Nah, berikut Traveloka akan merangkum beberapa informasi terkait penyakit Monkeypox atau cacar air ini untuk kamu.
Monkeypox alias cacar monyet merupakan infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka. Virus langka ini muncul dari hewan atau bisa disebut dengan virus zoonosis.
Dalam kasus cacar monyet ini, virus ditularkan ke manusia lewat perantara monyet. Itulah mengapa penyakit ini dinamakan sebagai cacar monyet. Penularan virus dari monyet ke manusia ini pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan.
Penyakit ini sendiri ditandai dengan munculnya ruam pada kulit yang melepuh dan menjadi lenting. Umumnya, gejalanya akan sama seperti penyakit cacar. Namun, pada cacar monyet ini, terdapat pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak.
Sama seperti cacar pada umumnya, cacar monyet juga dapat ditularkan antar manusia melalui kontak langsung dengan lenting yang terdapat pada kulit. Penyakit ini juga bisa menular melalui air liur yang dikeluarkan saat batuk atau bersin.
Cacar monyet sudah menjadi penyakit endemik di daerah Afrika Tengah dan Barat. Hal ini terjadi karena banyaknya kasus yang terjadi di negara tersebut. Penyakit ini juga menyerang manusia dari seluruh kalangan umur.
Meskipun gejalanya hampir mirip dengan cacar air pada umumnya, penyakit ini bukan berarti bisa disepelekan, ya. Dikatakan bahwa 10% kasus kematian yang dilaporkan, sebagian besarnya adalah anak-anak.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, penyakit monkeypox ini memiliki gejala yang mirip dengan cacar air. Namun, yang membedakan adalah adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening atau limfadenopati.
Umumnya, penderita cacar monyet baru akan menunjukkan gejalanya setelah 5 sampai 21 hari setelah terkena virus ini. Tetappi, dalam beberapa kasus, masa inkubasi bisa lebih singkat, sekitar 7 hingga 14 hari.
WHO menjelaskan bahwa ciri-ciri dari cacar monyet ini dibagi menjadi dua periode infeksi, yaitu:
Periode invasi ini akan terjadi pada hari ke-0 hingga ke-5 setelah terinfeksi virus monkeypox. Pada masa ini, seseorang akan menimbulkan beberapa gejala, yaitu:
Dalam kasus yang parah, seseorang yang terinfeksi bisa mengalami masalah kesehatan lainnya pada masa awal-awal infeksi. Dalam sebuah kasus, seseorang yang terpapar virus ini melalui mulut dan saluran pernapasan, mengalami gangguan pernapasan seperti radang tenggorokan dan hidung berair.
Setelah muncul demam, gejala tahap selanjutnya akan muncul. Periode erupsi kulit ini akan muncul setelah 1 hingga 3 hari setelah demam. Pada periode ini, akan muncul ruam pada wajah, tangan dan kaki. Setelah itu, ruam akan menyebar ke seluruh tubuh.
Tidak hanya pada bagian kulit terluar saja yang akan muncul ruam. Namun, ruam juga dapat muncul pada mukosa mulut, organ intim, dan juga mata.
Secara perlahan ruam tersebut akan mulai berubah secara perlahan. Ruam tersebut nantinya akan berubah menjadi luka yang menonjol dan akhirnya menjadi lenting yang berisikan cairan bening dan juga nanah.
Dalam beberapa hari, lenting tersebut akan mengering dan berbentuk keropeng.
Saat pemeriksaan, ada beberapa hal yang akan dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini. Berikut beberapa di antaranya:
Seseorang yang sudah menunjukkan gejala fisik dari cacar monyet ini akan dilakukan pemeriksaan secara fisik. Adanya gejala yang mirip dengan cacar air inilah yang menyebabkan penyakit cacar monyet harus diidentifikasi oleh pemeriksaan lebih lanjut.
Biasanya akan dilakukan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) dan juga dilakukan prosedur biopsi kulit dengan mengambil sampel jaringan kulit. Nantinya sampel jaringan tersebut akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Penderita juga akan diwawancarai mengenai riwayat kontak dengan hewan liar yang tidak diketahui status kesehatannya. Karena cacar monyet ini sudah dijadikan sebagai penyakit endemik di Afrika, biasanya akan ditanyakan juga riwayat perjalanan sebelumnya.
Umumnya, penyakit ini akan sembuh dengan sendirinya setelah 2 hingga 4 minggu. Hal ini dikarenakan masih belum tersedianya terapi yang spesifik untuk jenis penyakit ini.
Penderita cacar monyet biasanya akan diberikan obat-obatan yang bersifat mengurangi gejala yang muncul. Jika gejala yang diderita berat, kemungkinan akan dilakukan perawatan di rumah sakit.
Penderita juga akan disarankan untuk melakukan karantina secara mandiri agar tidak menularkan penyakit cacar monyet ini kepada orang lain. Istirahat yang cukup dan mencukupi kebutuhan air harian juga penting untuk dilakukan dalam penyembuhan cacar monyet ini.
Cara paling efektif dalam mencegah penularan penyakit ini adalah dengan melakukan vaksinasi smallpox. Vaksin ini mampu memberikan perlindungan sebesar 85% terhadap penyakit cacar monyet.
Selain melakukan vaksinasi, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan untuk menjaga diri dari penularan penyakit ini, yaitu:
Itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang penyakit monkeypox atau cacar monyet. Meskipun penyakit ini belum ditemukan di Indonesia, namun, kamu harus tetap waspada jika akan melakukan kontak langsung dengan kerabat yang baru saja pulang dari luar negeri.