Bleaching gigi pada dasarnya merupakan treatment untuk membuat warna gigi lebih cerah sehingga kita memiliki senyum yang indah. Untuk melakukan treatment ini, dokter estetika gigi memanfaatkan beberapa zat kimia seperti hidrogen peroksida atau karbamid peroksida.
Secara teknis, proses bleaching tidaklah rumit. Tapi sebelum memutuskan melakukan treatment ini, ada beberapa hal yang perlu diketahui agar nantinya tidak ada rasa kecewa atau kurang puas setelah melakukan perawatan pemutihan gigi. Mari simak ulasannya!
Berbeda dengan veneer, warna putih pada gigi setelah bleaching hanya bertahan sementara waktu. Jadi jika ingin gigi terlihat selalu cemerlang, Anda harus melakukan treatment ulang secara rutin setiap beberapa bulan atau beberapa tahun tergantung jenis perawatan pemutihan gigi yang dipilih.
Zat yang digunakan untuk bleaching biasanya bersifat abrasif dan secara tidak sengaja akan membuat lapisan dentin terekspos. Inilah mengapa setelah treatment, biasanya gigi akan menjadi lebih sensitif sekitar 3 - 7 hari. Tapi jangan khawatir, kondisi ini tidak akan dialami semua orang karena kekuatan gigi setiap individu berbeda. Kalaupun kurang beruntung dan mengalami hal ini, tidak perlu takut. Gigi sensitif akibat bleaching hanya bersifat sementara.
Veneer merupakan lapisan resin atau porselen yang menempel secara permanen di gigi. Inilah mengapa warna putih yang dihasilkan veneer dan bleaching berbeda. Warna putih gigi karena bleaching cenderung lebih natural sedangkan pada veneer, warna gigi bisa dibuat seputih tembok atau bahkan lebih putih lagi tergantung keinginan masing-masing individu.
Gigi anak berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak masih dalam periode pertumbuhan gigi dan penggantian gigi susu dengan permanen. Jika bleaching gigi dilakukan, hal tersebut dapat membuat warna gigi berbeda dengan yang akan tumbuh. Jika ingin gigi anak selalu terlihat putih, lebih baik lakukan perawatan rutin dengan menyikat gigi setiap sesudah makan atau sebelum tidur.
Setiap orang memiliki kondisi gigi berbeda dan tidak semuanya memiliki gigi yang dapat di-bleaching. Inilah mengapa sebelum melakukan treatment pemutihan gigi, sebaiknya kita berkonsultasi dengan ahlinya terlebih dahulu. Saat berkonsultasi, dokter biasanya akan menjelaskan segala hal tentang bleaching termasuk gigi mana saja yang bisa diputihkan.
Biasanya, orang yang menggunakan implan atau gigi palsu tidak bisa melakukan treatment ini. Hal serupa juga berlaku bagi kita yang pernah dibuatkan mahkota gigi atau ditambal giginya. Karena gigi hasil perawatan tersebut tidak akan berubah warna meskipun dilakukan bleaching berulang kali.
Apabila memiliki kebiasaan merokok dan makan sembarangan, sebaiknya ubah kebiasaan tersebut ketika memutuskan untuk melakukan bleaching pada gigi. Karena diakui atau tidak, kebiasaan tersebut akan membuat warna putih gigi akibat treatment kembali ke warna semua lebih cepat atau malah menjadi lebih kusam.
Sebaiknya jaga pola makan dan gaya hidup mulai dari sekarang untuk mempertahankan warna gigi sehingga meskipun efek bleaching sudah tidak berlaku, gigi tetap terlihat putih menawan sekaligus antikusam.
Nah, itulah beberapa hal yang harus kita ketahui sebelum memutuskan untuk perawatan pemutihan gigi. Selain yang telah disebutkan, pastikan Anda melakukan treatment ini di tempat profesional yang aman dan selalu menerapkan protokol kesehatan. Anda bisa mendapatkan perawatan gigi di klinik gigi dengan memesannya melalui Traveloka Health. Ada ragam klinik gigi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang bisa ditemui di Traveloka.
Semoga informasi tentang bleaching gigi di atas bermanfaat.
Referensi:
Frisbee, Evan. 2020.“Teeth Whitening and Bleaching ,” November 17, 2020. https://www.webmd.com/oral-health/teeth-whitening-and-bleaching
Publishing, Harvard Health. 2017.”Tooth-bleaching,” January 25, 2017. https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/tooth-bleaching
Silver, Nathalie. 2018.“Teeth Whitening Options and Safety,” June 5, 2018. https://www.healthline.com/health/is-teeth-whitening-safe
Tags:
gigi
kesehatan gigi
kesehatan mulut