Total Akomodasi | 305 Properties |
Hotel Populer | DoubleTree by Hilton Jakarta - Diponegoro, Novotel Jakarta Cikini |
Objek Wisata Populer | Taman Ismail Marzuki, Planetarium dan Observatorium Jakarta |
Jika kamu sedang liburan di Cikini, area terbaik untuk menginap adalah di sekitar Kebon Sirih, Gondangdia, Jaksa Street.
Hotel yang paling populer dan banyak dipesan oleh wisatawan diantaranya DoubleTree by Hilton Jakarta - Diponegoro, Novotel Jakarta Cikini, Menteng Park Exclusive Emerald, Mercure Jakarta Cikini, Hotel Gren Alia Cikini, Sofyan Hotel Cut Meutia Family Friendly, Blue Sky Hotel Pandurata Boutique, John's Pardede International, Whiz Hotel Cikini - Menteng, Hotel Alia Cikini
Saat ini, ada sekitar 305 hotel yang dapat kamu pesan di Cikini
Cikini merupakan sebuah kelurahan di Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Daerah ini memiliki cerita sejarah yang sangat kental. Pada zaman Belanda, daerah Cikini menjadi destinasi tempat wisata yang paling terkenal. Kebun Binatang Cikini menjadi pusat perhatian dari kawasan ini.
Sebelum didirikan bangunan Taman Ismail Marzuki, lahan-lahan itu digunakan sebagai Kebun Binatang Cikini sejak 1864. Selain itu, kolonial Belanda membangun kolam renang dan beberapa lapangan untuk tempat olahraga. Cikini menjadi objek wisata yang diminati banyak orang karena adanya taman dan kebun binatang pada zaman itu.
Cikini memiliki sejarah yang cukup panjang mulai dari Kebun Binatang Cikini yang berubah menjadi Taman Ismail Marzuki hingga bangunan-bangunan yang masih bertahan seperti Toko Roti Tan Ek Tjoan.
Penamaan Cikini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda, namun masih ditulis dengan ejaan ‘Tjikini’. Setelah masa kolonial Belanda berakhir, kata ‘Tjikini’ diganti menjadi ‘Cikini’.Nama Cikini juga sudah dijadikan sebuah bait dalam syair lagu Betawi, yaitu “Cikini di Gondangdia, badan begini lantaran dia.”
Dahulu, Cikini menjadi penyokong kawasan pemukiman daerah Menteng. Berbagai aktivitas tidak pernah sepi di sepanjang Jalan Cikini. Banyak hal yang dilakukan di sini, mulai dari diskusi politik, olahraga, pertunjukan seni, tempat berkumpul, hingga menonton film. Tak heran jika di kawasan ini terdapat banyak restoran dan kafe. Di sepanjang jalan Cikini, berjajar convenience store yang berdampingan dengan para pedagang kaki lima. Itulah gambaran suasana kawasan Cikini tempo dulu, tidak banyak yang berubah dari Cikini saat ini.
Budaya yang sangat kental di kawasan Cikini adalah Betawi. Hal ini dikarenakan Cikini yang berlokasi di daerah Jakarta. Budaya Betawi memang tidak murni, melainkan adaptasi dari beberapa daerah yang ada. Dari segi bahasa pun terdengar seperti campuran bahasa Melayu asli dengan bahasa Sunda, Jawa, Cina, Arab sampai bahasa Belanda.
Busana adat pengantin Betawi juga diadopsi dari tradisi Cina. Dari segi musik, Betawi juga mengadopsi berbagai jenis musik dan ras.
Anda dapat menaiki pesawat terbang dengan tujuan pendaratan di Bandara Soekarno-Hatta atau Halim Perdanakusuma. Dari bandara, Anda dapat menggunakan Damri dengan tujuan Stasiun Gambir. Sesampainya di stasiu, Anda harus melanjutkan perjalanan dengan ojek atau taksi.
Untuk Anda yang berada di luar daerah dan ingin menggunakan kereta api ke Cikini, trayek jurusan Stasiun Gambir. Setelah itu, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Cikini menggunakan taksi, TransJakarta, angkutan umum, atau ojek motor.
Jika ingin menikmati perjalanan lebih nyaman dengan waktu yang fleksibel, Anda bisa menyewa mobil yang ada di kawasan Cikini. Tarif sewa mobil berkisar Rp350.000 hingga Rp500.000 per hari.
Anda bisa menggunakan TransJakarta sebagai moda transportasi di Kawasan cikini dan sekitarnya. Tarif yang perlu Anda bayar untuk bisa menikmati berkeliling di sekitar Jakarta adalah Rp3.500.
Hanya dengan mengandalkan aplikasi ojek atau taksi online pada ponsel, Anda dapat memesan kendaraan untuk mengantar ke berbagai destinasi di Cikini. Moda transportasi ini sudah banyak di Jakarta, jadi Anda tak perlu khawatir akan menunggu lama atau tidak mendapat armadanya.
Bagi Anda yang ingin melihat kilauan perhiasan emas di kawasan Cikini, maka anda harus segera ke Cikini Gold Center. Dulunya, tempat ini adalah Pasar Cikini yang sudah berdiri sejak 1962. Saat itu, kawasan Cikini dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan emas dan perhiasan. Pasar Cikini resmi diubah menjadi Cikini Gold Center oleh Bapak Presiden Joko Widodo.
Selain menjual emas, terdapat juga pedagang yang menjual batu akik, keranjang rotan, dan produk lainnya. Meskipun tergolong pasar modern, Anda masih bisa tawar-menawar harga dengan para pedagangnya.
Terdapat tiga wahana wisata simulasi antariksa langit di Indonesia, yaitu di Kalimantan Timur, Surabaya, dan Jawa Timur. Sementara itu, planetarium tertua di Indonesia adalah Planetarium Jakarta yang terletak di kawasan Taman Ismail Marzuki.
Planetarium Jakarta sudah berdiri sejak 1964 yang diprakarsai Presiden Soekarno dan menyerahkan tempat ini kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 1969. Di sana, Anda bisa melihat pertunjukan simulasi perbintangan dan benda-benda langit. Anda bisa mengetahui banyak hal dan konsep tentang alam semesta dengan acara-acara yang ada di sini.
Di sini juga terdapat ruang pameran benda-benda angkasa dalam bingkai foto dengan keterangan lengkap dari berbagai bentuk galaksi, teori-teori, dan tokoh dari pembentukan galaksi tersebut.
Anda juga bisa melihat baju antariksa yang digunakan para antariksawan dalam mengarungi angkasa dan peralatan yang bisa digunakan untuk melihat antariksa. Anda bisa mengujungi tempat observasi benda-benda langit melalui teropong angkasa secara langsung.
Anda bisa mengujungi Planetarium secara perorangan atau rombongan. Untuk rombongan, Anda bisa berkunjung pada Selasa-Jumat pukul 09:30, 11:00, dan 13:30. Jika perorangan atau umum, Anda bisa berkunjung pada Selasa-Jumat, pukul 16:30 atau Sabtu pukul 10:00, 11:30, 13:00, dan 14:30. Planetarium Jakarta tutup pada hari Senin untuk pemeliharaan.
Taman Ismail Marzuki (TIM) adalah pusat kesenian dan kebudayaan yang terletak di Jalan Cikini Raya No. 73, Jakarta Pusat. Di dalam kawasan TIM, terdapat tempat Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dan Planetarium Jakarta. Taman Ismail Marzuki memiliki enam teater modern yang dapat digunakan untuk pertunjukan seni teater, drama, wayang, tari, musik, dan seni lainnya.
Jika Anda ingin melihat Cikini pada masa lampau, Anda bisa mengunjungi Toko Roti Tan Ek Tjoan yang terletak di sekitar Taman Ismail Marzuki. Bangunan ini sudah ada sejak awal kemerdekaan. Dahulu, bangunan ini merupakan sebuah kantor asuransi yang di belakangnya berdiri rumah Kim Tamara, pendiri Tan Ek Tjoan.
Kim Tamara membeli kantor asuransi tersebut, kemudian menjadikannya toko pada 1953. Sementara itu, rumah Kim dijadikan sebagai pabrik roti. Tan Ek Tjoan merupakan toko roti yang ikut memopulerkan roti di kalangan masyarakat pada masa itu. Anda bisa menikmati kenangan zaman dulu toko ini sembari memilih roti. Selain itu, Kim juga memperkerjakan tukang roti keliling untuk menjual roti kepada para penikmatnya.
Beberapa jenis roti yang dijual masih sangat mempertahankan rasa dan ciri khas Tan Ek Tjoan, seperti roti nougat, roti gambang, bimbam, roti cokelat oles, dan solo. Roti-roti tersebut wajib Anda beli jika mengujungi toko ini atau bertemu pedagang keliling di jalan.