Total Akomodasi | 120 Properties |
Hotel Populer | GAIA Cosmo Hotel, @HOM Premiere Timoho |
Objek Wisata Populer | Terminal Giwangan, Museum De Mata Trick Eye |
Jika kamu sedang liburan di Umbulharjo, area terbaik untuk menginap adalah di sekitar Jalan Malioboro, Kotagede, Wirobrajan, Gondokusuman, Depok, Mlati, Mergangsan, Jetis, Gedongtengen, Mantrijeron.
Hotel yang paling populer dan banyak dipesan oleh wisatawan diantaranya GAIA Cosmo Hotel, @HOM Premiere Timoho, favehotel Kusumanegara, Tjokro Style Yogyakarta, Aveon Express Hotel Yogyakarta by Daphna International, Sans Hotel Kumbang Yogyakarta, POP! Hotel Timoho, Yogyakarta, OYO 2627 Ratamya Co-living , OYO 1061 Aliya Homestay, RedDoorz Plus near Stadion Mandala Krida
Saat ini, ada sekitar 120 hotel yang dapat kamu pesan di Umbulharjo
Umbulharjo merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta. Kecamatan ini merupakan kecamatan yang paling luas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Luas Kecamatan Umbulharjo mencapai satu pertiga luas Yogyakarta. Kecamatan ini berada di sebelah selatan Kota Yogyakarta.
Di kecamatan ini terdapat 3 sungai. Yang pertama adalah Sungai Wong. Sungai ini melewati Kelurahan Pandeyan, Warungboto, Maju-maju dan Giwangan. Yang kedua adalah Sungai Manunggal. Sungai ini melewati Kelurahan Tahunan, Semakin, Sorosutan dan Pandeyan. Yang terakhir adalah Sungai Code yang melewati Sorusutan.
Kecamatan Umbulharjo terbagi menjadi 7 kelurahan, di antaranya adalah Pandeyan, Sorosutan, Giwangan, Warungboto, Mujamu, Semakin, dan Tahunan.
Batas wilayah Umbulharjo adalah Gondokusuman di sebelah utara, Ganguntapan, Kota Gede, dan Bantul di sebelah timur, Bantul dan Banguntapan di sebelah selatan, dan Mergangsan, Pakualaman, Banguntapan, dan Bantul di sebelah barat.
Jika ingin menggunakan transportasi udara, Anda bisa menggunakan pesawat dengan tujuan penerbangan Bandar Udara Internasional Adisutjipto, Yogyakarta. Untuk menuju Umbulharjo, Anda bisa lanjutkan perjalanan menggunakan taksi dengan jarak kurang lebih 8 kilometer dalam waktu tempuh 20 menit.
Bagi Anda yang memilih menggunakan transportasi darat, Anda bisa menggunakan bus dengan tujuan pemberhentian di Terminal Giwangan. Selanjutnya, Anda bisa meneruskan perjalanan menggunakan ojek atau angkutan kota (angkot) dengan tujuan Umbulharjo. Jarak dari terminal ke Umbulharjo kurang lebih 3,3 kilometer.
Kinahrejo adalah dusun yang tempati oleh Mbah Mardijan semasa hidupnya. Dusun ini sudah hancur disebabkan letusan merapi pada 26 Oktober 2015 silam. Namun, dengan hancurnya tempat ini, tidak membuat Kinahrejo benar benar hilang. Sekarang, Kinahrejo sudah menjadi tujuan wisata orang-orang yang berkunjung ke Yogyakarta. Di dusun ini, wisatawan bisa melihat sisa-sisa barang yang menjadi saksi bisu letusan gunung merapi.
Bagi Anda yang ingin membeli suvenir, Anda bisa membeli di Kineharjo karena akan ada banyak warga setempat yang menjual suvenir asli buatan sendiri.
Desa ini berbentuk semenanjung yang cukup unik. Di sebelah barat desa, terdapat lembah yang curam, yaitu Lembah Kali Kuning. Sementara itu, di sebelah selatan, terdapat lembah yang berupa Goa Ledok atau Ponteng dan Gondoran. Lalu, di sebelah timur, ada Lembah curam Kali Pawon dan di sebelah utara, terdapat dataran yang bisa menjadi penghubung dengan Kelurahan Umbulharjo.
Beberapa objek wisata yang bisa anda nikmati di desa ini:
Konon, pancuran ini dulunya adalah tempat bertemu Dewi Nawang dan Jaka Tarub. Air pancuran ini dipercaya warga bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit dan membuat awet muda.
Luweng adalah satu-satunya tempat yang dijadikan dapur pada masa perjuangan Pangeran Diponegoro. Dulu, warga setempat menyediakan konsumsi untuk para tentara di tempat ini. Selain itu, luweng juga pernah dijadikan tempat persembunyian Pangeran Diponegoro ketika dalam keadaan terdesak.
Rumah ini merupakan rumah adat khas Yogyakarta. Biasanya, rumah Joglo digunakan untuk tempat pentas seni dan budaya ataupun pertemuan. Karakterstik budaya dan keindahannya bisa terlihat dari bentuk rumahnya sendiri.
Batu Dakon yang ada di tempat ini memiliki nilai mistis tersendiri. Konon, batu ini dulunya dipercaya sebagai tempat yang bisa mengatur dan membantu strategi perang. Selain itu, batu Dakon dipercaya bisa meramalkan nasib pada masa perjuangan melawan Belanda.
Tidak hanya batu Dakon yang memiliki nilai mistis, tapi ada juga batu Persembahan yang dulunya digunakan untuk melakukan persembahan kepada ular yang datang ke Pinteng. Konon, ular ini adalah anak baru Klinting yang datang ke Gunung Merapi. Persembahan yang disajikan biasanya adalah seekor kera.
Bagi pecinta tracking, Anda tak perlu khawatir karena sudah disediakan jalur tracking yang akan membuat Anda betah di desa ini. Jalur tracking ini dibuat dengan melakukan susur sungai, melewati sawah, rindangnya hutan, dan tebing.