Total Akomodasi | 49 Properties |
Area Populer | Kemayoran, Tanah Abang |
Objek Wisata Populer | Stasiun Gambir, Pusat Perbelanjaan Thamrin City |
Saat ini, ada sekitar 49 hotel yang dapat kamu pesan di Pasar Baru
Pasar Baru pada masa sebelumnya merupakan kawasan belanja sepatu yang pertama di Kota Jakarta. Sejak abad ke-19, pasar-pasar modern sudah mulai tersebar di banyak tempat. Dan pada saat itu, Pasar Baru sudah menjadi area pusat perbelanjaan yang cukup popular dan elit.
Saat ini, Pasar Baru telah hadir dengan konsep sedemikian modern, namun uniknya, kawasan ini tetap mempertahankan beberapa bangunan dengan arsitektur lama. Beberapa pengusaha tetap membuka usahanya dengan bentuk bangunan lama seperti Toko Lee Ie Seng, Toko Tjung Tjung, dan Toko Seis atau Tjun Lie. Termasuk juga beberapa rumah jahit seperti Isardas, Gehimal, dan Hariom.
Selain masyarakat dari keturunan China, banyak kalangan India atau warga keturunan India yang juga membuka usaha toko kain di sana seperti Toko Kain Bombay dan Lilaram yang masih bertahan hingga kini. Beberapa toko-toko yang telah berdiri sejak dahulu ini masih bertahan hingga kini.
Jumlah warga yang tinggal di Pasar Baru cukup banyak dan berasal dari berbagai suku dan ras. Sebagian besar penduduknya, baik itu warga Indonesia asli maupun dari India berjualan kain, alat olah raga, dan sepatu di Pasar Baru. Tercatat bahwa di tahun 2002, terdapat sekitar 2000 keluarga India terdafar sebagai penduduk Jakarta. Sebagian besar dari mereka tinggal di pusat kota, khususnya daerah Pasar Baru dan Pintu Air.
Pasar Baru menyediakan beberapa pilihan barang kebutuhan yang cukup lengkap, selain itu juga terdapat beberapa toko yang berjumlah cukup banyak. Oleh sebab itu, orang-orang menganggap Pasar Baru adalah surganya belanja sampai saat ini, terutama untuk barang kebutuhan berupa sepatu. Dan apabila anda ingin berbelanja kebutuhan salon ataupun kosmetik, tempat ini menyediakan keperluan tersebut baik untuk perorangan maupun untuk bisnis salon kecantikan.
Pasar Baru terletak di Jalan Pasar Baru di Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Di sebelah ujung jalan Pasar Baru atau di bagian selatan berbatasan dengan Jalan Antara dan Jalan Pasar Baru Selatan, juga Jalan Pos yang berada dekat dengan Gedung Kesenian Jakarta. Dan di ujung utara berbatasan dengan Jalan Kyai Haji Samanhudi, dekat dengan Metro Pasar Baru dan Jalan Gereja Ayam.
Pasar Baru kini menjadi kawasan yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat urban yang semakin modern dan heterogen, berbagai fasilitas dan sarana umum juga tersedia cukup lengkap. Seperti halnya, di sisi Jalan Pasar Baru Selatan terdapat dua hotel bintang 3 yang berdiri di daerah ini. Selain itu, di sekitar Pasar Baru juga terdapat beberapa hotel dengan berbagai tipe. Hotel melati dan juga hotel berbintang yang letaknya tidak terlalu jauh dengan Pasar Baru. Kawasan Pasar Baru berada pada posisi yang strategis karena dekat dengan, Masjid Istiqal, Katedral, Kota Tua, dan juga Monas.
Pasar Baru mulai dibangun di tahun 1820. Saat itu, Jakarta masih bernama Batavia, dan Pasar Baru hanya diperuntukkan untuk kalangan elit dan orang-orang kaya di Batavia. Pemerintah Hindia Belanda masa itu tidak segan-segan membiayai dana pembangunan demi terwujudnya Pasar Baru. Saat pertama didirikan, Pasar Baru bernama Passer Baroe, namun karena kebanyakan orang pribumi kesulitan mengucapkan Passer Baroe, maka perlahan-lahan berubah menjadi Pasar Baru.
Sebagian besar pemilik toko di Pasar Baru adalah orang-orang dari China, sedangkan para pembeli mayoritas adalah orang Belanda. Kenyataan tersebut menyebabkan beberapa toko yang ada di Pasar Baru didesain dan dibangun dengan gaya arsitektur Tiongkok dan Eropa.
Kawasan Pasar Baru ini mulai berkembang di abad ke-19, yaitu saat terjadi penumpasan etnis Tionghoa secara besar-besaran di Batavia. Kondisi tersebut kemudian di kenal dengan Peristiwa 1740. Saat itu, etnis Tionghoa di isolir di luar Benteng Batavia, dan Pemerintah Hindia Belanda memperbolehkan etnis Tionghoa berada di Kota Batavia hanya pada saat siang hari, karena telah diberlakukan jam malam khusus untuk mereka.
Etnis keturunan Cina ini lalu memanfaatkan waktu siang mereka untuk berdagang di Pasar Baru, hingga pada akhirnya mereka berhasil menjadi pengusaha-pengusaha sukses dan menjadi ahli di bidang perniagaan. Toko Kompak adalah nama yang terpampang di ruko bekas rumah Majoor Tjina pada masa itu. Toko Kompak tersebut sering dikunjungi oleh Gubernur Jendral Belanda pada setiap diadakannya perayaan Imlek. Hingga pada tahun 1908, toko tersebut dianugerahi penghargaan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Dua penghargaan yang pernah di dapat tersebut, hingga saat ini masih dapat dilihat di atas pintu masuk toko itu.
Pasar baru di bangun demi memenuhi kebutuhan warga di kawasan yang di kenal dengan nama Welteveden, yaitu kawasan baru yang dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda karena kota tua sudah dianggap tidak layak huni. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak orang Belanda yang dipindahkan ke kawasan baru tersebut. Pasar baru di saat awal pembangunanya bukanlah merupakan pasar pertama, saat itu telah ada pasar lainnya seperti Pasar Senen dan Pasar Tanah Abang. Di Pasar Baru saat itu juga pernah ada beberapa bioskop yang cukup terkenal yaitu: Bioskop Capitol, Bioskop Globe, dan Bioskop Astoria.
Transportasi di Kota Jakarta sudah demikian berkembang sehingga untuk menuju Pasar Baru, banyak pilihan transportasi yang mudah di temui, antara lain:
Di Jakarta banyak terdapat halte busway sehingga akan mempermudah perjalanan anda menuju kemanapun. Apabila anda ingin naik transjakarta dapat melalui jurusan dari PGC menuju ke Harmoni, atau dari Halte Kalideres menuju ke Pasar Baru, Turun di Halte Busway Pasar Baru yang letaknya persis di depan Pasar Baru.
Apabila anda menggunakan mikrolet M12 jurusan kota menuju ke Terminal Senen, maka anda tidak akan turun di depan pintu gerbang Pasar Baru tetapi anda akan turun di belakang Pasar Baru. Sebetulnya tidak ada perbedaanyang besar karena jalan yang melintas di dalam Pasar Baru hanya berupa satu jalan lurus yang dapat menembus areabagian belakang Pasar.
Banyak bus yang melewati Pasar Baru yang berasal dari berbagai jurusan. Apabila anda ingin menuju Pasar Baru, maka anda bisa melihat di bus-bus jurusan Terminal Pasar Senen, sebagian besar akan melewati Pasar Baru. Namun, anda harus tetap bertanya sebelum naik bus tersebut untuk memastikan arah jalan yang benar.
Terdapat cukup banyak toko-toko di sepanjang jalan Pasar Baru, bahkan sejak pertama memasuki pintu gerbang. Hal ini membuat kegiatan dan perjalanan belanja di Pasar Baru menjadi lebih menarik dan penuh ragam pilihan. Toko-toko sepatu, tekstil, pakaian, kosmetik dapat anda temukan di Department Store yang ada di dalam Pasar Baru.
Beberapa hal yang disukai orang-orang saat berbelanja di Pasar Baru antara lain:
Segala Kelengkapan Salon
Di dalam kawasan Pasar Baru ada sebuah toko yang ramai pengunjung. Letaknya berada di sebelah kiri ujung jalan Pasar Baru. Nama toko tersebut adalah Toko Sentosa. Toko yang selalu ramai ini menjual segala kebutuhan salon dan juga kosmetik dengan harga yang relatif lebih murah di bandingkan toko-toko lainnya.
Pakaian Second
Di dalam Pasar Baru ada sebuah gedung yang disebut Metro Plaza. Gedung ini terletak di sebelah kanan dari arah pintu gerbang Pasar Baru. Dan apabila anda ingin membeli pakaian bekas impor dengan kondisi yang masih bagus, maka Metro Plaza adalah tempat yang tepat. Di sana tersedia beragam pakaian mulai dari pakaian anak-anak hingga pakaian dewasa yang berasal dari negara seperti dari Jepang, Singapore, Korea, Amerika, juga dari negara lainnya.
Department Store
Untuk melengkapi kebutuhan di kawasan Pasar Baru, maka beberapa Departemen Store telah di bangun di sana.
Tidak jauh dari Pasar Baru, terdapat beberapa tempat-tempat penting di sekitarnya, antara lain adalah:
Gereja Katedral Indonesia
Dengan gaya Eropa yang khas menggunakan arsitektur neo-gotik seperti kebanyakan gereja yang di bangun pada beberapa abad yang lalu, Gedung Gereja ini di bangun tahun 1901. Gereja ini dibangun dengan menggunakan arsitektur yang khas, sehingga bangunannya tampak seperti bangunan yang berdiri pada beberapa abad yang lalu.
Monas
Dengan pucuk mahkota yang tampak seperti lidah api, dimaksudkan sebagai lambang semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional yang disingkat Monas ini di bangun untuk rakyat Indonesia agar selalu mengenang saat-saat perjuangan dalam merebut kemerdekaan dari Pemerintah Kolonial Belanda saat itu.
Stasiun Gambir
Stasiun Gambir adalah stasiun yang terbesar dan tersibuk di Kota Jakarta yang dibangun sekitar tahun 1930. Pada masa awal berdirinya, stasiun ini diberi nama Stasiun Koningsplein. Kemudian di tahun 1990, stasiun ini mengalami renovasi secara besar-besaran. Stasiun Gambir melayani tiket untuk kereta api eksekutif dan bisnis yang menuju ke kota-kota besar di pulau Jawa.
Masjid Istiqlal
Bangunan masjid dengan lima tingkat ini merupakan Masjid Nasional bagi Negara Indonesia. Desain arsitekturnya mengusung konsep modern dan hal yang menarik dari masjid ini adalah arsitek yang merancang bangunan masjid ini merupakan seorang Kristen Protestan. Adapun dinding dan lantai masjid ini berlapis marmer dengan sebuah kubah besar yang akan membuat masjid Istiqlal ini tampak begitu gagah dan megah serta menawan di setiap sudut bangunannya.
Untuk berbelanja di Pasar Baru, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, antara lain adalah sebagai berikut:
Sempatkan mencicipi bakmi kelinci karena merupakan salah satu restoran yang cukup legendaris dan terkenal di kawasan Pasar Baru ini.