Kereta Api Stasiun Kiaracondong

Stasiun Kiaracondong adalah salah satu stasiun besar di Bandung yang terletak di perbatasan Kelurahan Babakansari dan Kebunjayanti. Stasiun Kiaracondong merupakan stasiun lain yang ikut melayani berbagai kelas kereta api dari mulai ekonomi, bisnis dan eksekutif. Sama seperti Stasiun Bandung, Stasiun Kiaracondong juga mempunyai berbagai rute yang dilayani setiap harinya. Sebagai titik ujung timur rel ganda Kawasan Bandung Raya (Padalarang - Cicalengka), kereta kelas campuran juga menaikturunkan penumpang di Stasiun Kiaracondong, baik dalam perjalanan atau menuju Bandung. Maka dari itu Stasiun Kiaracondong menjadi stasiun kedua titik keberangkatan dan kedatangan di Bandung.
Hampir sama dengan kebanyakan stasiun di Pulau Jawa, Stasiun Kiaracondong juga merupakan salah satu stasiun yang dibangun oleh perusahaan kereta api Hindia - Belanda, yaitu Staatsspoorwegen pada sekitar tahun 1894. Pada awalnya, jalur yang dibangun oleh pemerintah Kolonial pada saat itu adalah rute Padalarang - Bandung - Kiaracondong. Stasiun Kiaracondong mempunya dua pintu masuk, yaitu sayap utara dan selatan. Pintu utara lebih banyak digunakan menjadi pintu masuk karena tempat parkir yang terdapat di pintu utara.

Rute yang sudah di non-aktifkan

Pada mulanya, terdapat jalur cabang menuju Ciwidey dari Stasiun Kiaracondong. Namun sayangnya sekarang sudah tidak diaktifkan kembali. Percabangan tersebut dimulai dari sebelah barat stasiun Kiaracondong. Padahal kalau ada kereta langsung ke Ciwidey, pasti akan lebih mudah untuk para pengunjung menuju banyak tempat wisata di Ciwidey.

Pada awalnya hanya sebuah stasiun kecil

Pada zaman Hindia-Belanda, stasiun kecil biasa disebut juga dengan Stopplaats. Pemberhentian ini sangat kecil seperti halte. Dahulu, Kiaracondong hanyalah sebuah Stopplaats untuk pemberhentian jalur kereta besar. Namun ketika Kota Bandung menjadi salah satu pusat ekonomi di Pulau Jawa, diputuskanlah untuk membuat Stasiun Kiaracondong menjadi stasiun kedua setelah Stasiun Bandung.

Pernah mempunyai penumpang lebih banyak dari pada Stasiun Bandung

Pada tahun 1950-1952, stasiun Kiaracondong pernah memiliki jumlah penumpang yang lebih banyak dibandingkan Stasiun Bandung yang merupakan Stasiun Utama. Namun pada tahun 1954, agar memaksimalkan pelayanan kepada penumpang, PT KAI yang pada saat itu dikenal dengan Djawatan Kereta api membuat klasifikasi stasiun menjadi 6 kelas, dari mulai Stasiun Besar, dan Stasiun 1-5. Sampai saat ini, Stasiun Kiaracondong masuk kedalam kategori Stasiun kelas 2.