Kereta Api Lodaya
Kereta Api Lodaya adalah transportasi massal berbasis rel yang dihadirkan PT. Kereta Api indonesia (Persero) untuk melayani perjalanan lintas Bandung-Solo. Dalam operasionalnya, kereta api ini termasuk kereta kelas campuran yang terdiri dari kelas Bisnis dan Eksekutif. Kereta dalam pengelolaan Daerah Operasi 2 Bandung ini menghubungkan ke dua kota besar tersebut melalui Stasiun Bandung Hall dan Stasiun Solo Balapan.
Beroperasi perdana pada 11 Maret 1992, KA Lodaya di usianya yang ke 25 tahun ini melayani perjalanan lintas provinsi dengan total jarak tempuh 447 kilometer sekali jalan. KA Lodaya akan menempuh jarak tersebut dengan kecepatan rata-rata 60-100 km per jam, sehingga perjalanan kereta akan memakan waktu sekitar 8,5-9 jam. Kereta satu ini biasanya berangkat dua kali dari Stasiun Hall Bandung dan dua kali dari Stasiun Solo Balapan. Keberangkatan dari Stasiun Hall Bandung untuk KA Lodaya Pagi tersedia pukul 07.20 dan untuk KA Lodaya Malam tersedia pukul 18.55. Sementara itu, untuk keberangkatan dari Stasiun Solo Balapan, KA Lodaya Pagi tersedia pukul 07.10 dan KA Lodaya malam tersedia pukul 19.10.
Dalam perjalanan dari Kota Bandung menuju Kota Solo, atau sebaliknya, KA Lodaya akan berhenti di beberapa stasiun. Adapun stasiun perhentian tersebut utamanya adalah Stasiun Hall Bandung, Stasiun Kiaracondong, Stasiun Cipeundeuy, Stasiun Tasikmalaya, Stasiun Banjar, Stasiun Sidareja, Stasiun Maos, Stasiun Gombong, Stasiun Kebumen, Stasiun Kutoarjo, Stasiun Wates, Stasiun Kutoarjo, dan Stasiun Solo Balapan.
Perihal fasilitas, KA Lodaya menyediakan fasilitas sesuai dengan kelas penumpangnya. Fasilitas utama yang tersedia di seluruh kelas adalah AC, toilet, colokan listrik, meja kecil, dan TV. Khusus kelas Eksekutif, tempat duduknya tersedia lebih nyaman dengan bahan sofa yang empuk, sandaran punggung yang dapat diatur, posisi yang dapat diputar, dan pijakan kaki. Kelas Eksekutif juga menyediakan selimut dan bantal langsung di tempat duduknya. Lebih jauh, layanan makan tersedia di dalam kereta dan dapat Anda akses dari tempat duduk melalui bantuan pramugara/pramugari kereta, maupun secara khusus pada kereta makan.
Adapun harga tiket yang perlu Anda bayar untuk dapat menikmati layanan ini berkisar antara Rp140.000-Rp215.000 per penumpang kelas Bisnis dan Rp230.000-Rp320.000 per penumpang kelas Eksekutif. Besaran harga tiket ini menyesuaikan pada subkelas atau posisi tempat duduk di dalam kereta, waktu pemesanan tiket, dan waktu keberangkatan kereta api.
Info Menarik tentang Kereta Api Lodaya
Asal nama
Nama Lodaya memiliki 2 asal-usul. Asal-usul pertama erat kaitannya dengan cerita rakyat di Tatar Sunda. Dalam cerita tersebut, terdapat tokoh Macan Lodaya yang diyakini sebagai jelmaan Prabu Siliwangi saat berhadapan dengan Raden Kian Santang, anaknya. Versi lain asal-usul nama kereta ini berkaitan dengan gejala bahasa. Adapun nama Lodaya konon berasal dari singkatan dua kota dalam relasi kereta ini, yaitu Solo-Bandung Raya (Lodaya).
Sejarah kereta
Peluncuran perdana KA Lodaya berlangsung pada 11 Maret 1992. Kala itu, kereta menggunakan nama KA Padjajaran/Senja Mataram dan secara khusus melayani relasi Bandung-Yogyakarta. Memasuki bulan September 1992, layanan rute diperpanjang menjadi Bandung-Solo. Sejak 2 Mei 2000, PT KAI (Persero) melakukan peremajaan terhadap rangkaian kereta dan mengubah namanya menjadi KA Lodaya.
Rangkaian kereta
KA Lodaya saat ini menggunakan Lokomotif CC206 untuk menarik rangkaiannya. Sebelum menggunakan lokomotif tersebut, KA Lodaya pernah menggunakan Lokomotif CC201, CC203, dan CC204. Adapun rangkaian terkini KA Lodaya terdiri atas satu lokomotif, satu kereta pembangkit, empat kereta eksekutif (satu kereta berkapasitas 50 tempat duduk), satu kereta makan pembangkit, dan empat kereta bisnis (satu kereta berkapasitas 64 tempat duduk).